Bima ikut mendorong brankar rumah sakit dengan wajah khawatir, sedangkan mala sudah tidak sadarkan diri sejak 30 menit yang lalu, setelah tiba di ruang IGD mala di tangani oleh dokter fatma. dokter kandungan mala sendiri, karena kebetulan hari ini memang jadwal praktek dokter fatma
"Dokter tolong mala" ucap bima pada dokter fatma
Dokter muda itu tidak menjawab, dia hanya berjalan menuju brangkar yang di tempati mala. sudah biasa mala mengalami hal itu, sebab sedari awal dokter fatma sudah menyarankan untuk tidak mempertahankan janin dalam kandungannya, karna kandungan mala sangatlah lemah,
Dokter fatma mengambil nafas berat lalu menghampiri bima yang duduk di kursi tunggu luar ruangan.
" Bagaimana keadaan mala dokter?"
" Seperti yang saya katakan sebelumnya pak. janin ibu mala sangatlah lemah, saya sarankan agar beliau istirahat total selama beberapa bulan kedepan, kalau perlu sampai persalinan tiba, itu jika memang kalian benar-benar mau mempertahankannya."
" Baiklah dok, setelah ini akan saya pastikan jika mala benar-benar istirahat total sampai menjelang persalinan, apa saya sudah boleh menemuinya?"
" Silahkan pak, habis ini ibu mala sudah boleh pulang, Jangan lupa tebus obat yang seperti biasa,saya permisi dulu ya"
Setelah kepergian dokter fatma, bima segera menemui mala di dalam ruangan IGD, Pria itu sangat menghawatirkan mala, di dalam ruangan mala ternyata baru sadar dari pingsannya, mala memegang perutnya yang masih terasa sedikit nyeri.
" Kamu tidak apa-apa kan mala,? mulai sekarang kamu harus istirahat total dulu sampai persalinan nanti, aku gak mau kamu sama anak yang ada dalam kandungan kamu kenapa-napa, aku gak mau ambil resiko, kamu gak mau kan jika dia sampai kenapa-napa, " ungkap bima panjang kali lebar
" Iya, makasih ya kamu sudah membawa aku kesini' balas mala pelan
" Kata dokter kamu bisa langsung pulang, tapi sebelum itu kita harus tebus obat yang seperti biasa, pasti obatnya sudah habis kan"
" Iya, sebenarnya obatnya sudah habis sejak 3 hari yang lalu bima, tapi aku selalu lupa untuk membelinya."
" Itu kamu kebiasaan, ya sudah ayo kita ke apotek dulu" pekik bima sambil memapah mala.
Setelah mereka keluar dari ruangan IGD, tiba-tiba ada seseorang yang tidak sengaja menabrak mereka hingga hampir membuat mala terjatuh, namun untungnya tangan pria itu dengan cepat menahan tubuh mala, hingga membuat mala terjatuh dalam dekapannya. wilson terbelalak saat melihat wanita yang ada di depan matanya. " Mala" ucap wilson kaget.
Sedangkan mala masih menyesuaikan kakinya untuk berdiri, " Maaf siapa ya,? nama saya bukan mala, tapi delisa. anda salah orang, permisi saya harus pergi, ayo sayang" ucap mala dan mengajak bima untuk segera pergi dari hadapan wilson.
Setelah sepeninggalan mala wilson masih diam di tempatnya, pria itu masih memperhatikan wanita yang dia pikir adalah mala sahabat lamanya, walaupun itu memang benar- benar mala, entah kenapa mala malah merubah namanya menjadi delisa.
" Dia bukan mala, tapi kenapa wajahnya sangat mirip. bedanya hanya satu, wanita yang tadi sedang mengandung dan bersama dengan pria lain, bukan devan." wilson menggaruk tengkuknya bingung, sedetik kemudian pria itu melanjutkan langkahnya untuk menemui sang ayah yang kebetulan juga di rawat di rumah sakit itu.
" Kamu kenapa mengaku delisa pada pria tadi mala,? memangnya dia siapa, kenapa kamu terlihat panik seperti itu?" tanya bima yang memang penasaran dengan tingkah laku mala
" Oh dia bukan siapa-siapa, mulai sekarang aku mau kamu memanggilku dengan sebutan DELISA, bisa kan bim?"
" Iya bisa, tapi kenapa,? apa alasannya?"
" Alasannya cuma satu. aku tidak ingin ada orang yang tau tentang keberadaan ku di negara ini" jawabnya dan langsung meninggalkan bima yang masih harus mengantri obat untuk mala.
" Ada apa dengan wanita itu" pungkasnya sambil mengambil posisi untuk mengantre di apotek buat menebus obat mala
Seperti biasa bima yang akan selalu antri dalam pengambilan obat, mala hanya duduk di kursi tunggu sambil sesekali memainkan ponselnya, tak lama kemudian ada panggilan masuk dari nomor tidak di kenal.
[ Siapa?]
[•••••••••]
[ Oh kak andra, ada apa telfon mala?]
[ •••••••••••••••• ]
[ Apa! Kakak sama ayah bunda ada di apartemen, kenapa tidak memberitahuku kalau mau kesini, sebentar lagi aku kembali, ini lagi di luar sama bima]
Sambungan telfon terputus tepat saat bima sudah datang dengan membawa kantong obat di tangannya.
"Ada apa?" Tanya bima lembut
"Kak andra sama ayah bunda ada di apartemen sekarang, kita langsung pulang ya"
Bima tak menjawab, pria itu hanya menautkan jemarinya dengan jemari mala, mereka berjalan beriringan layaknya pasangan suami istri, setelah sampai di dalam mobil mala terlihat bingung, hal itu tentu saja membuat bima penasaran.
"Ada apa, kenapa kamu terlihat gelisah?"
"A.....aku bingung bima,"
Mendengar wajaban mala membuat pria itu mengangkat sebelah alisnya, apa yang sudah membuat wanita itu bingung?
"Bingung kenapa calon istri, hmmm?"
"A..ku bingung, selama ini ayah dan bunda tidak pernah tau tentang kehamilanku, apa yang harus aku katakan. apa aku harus bilang jika ini adalah anaknya mas devan, mantan suamiku"
"Jangan " balas bima cepat
"Kenapa jangan. lalu apa yang harus aku katakan"
"Kamu bilang saja jika aku ayahnya. iya kamu bilang bahwa anak dalam kandungan mu itu adalah darah daging ku, dan kita akan segera menikah"
"Tapi"
"Sudah tidak usah pakek tapi, mulai anak itu ada dalam perutmu memang aku lah ayahnya, aku yang selalu ada untuknya, lagian kan kita memang akan segera menikah"
"Baiklah, tapi bagaimana dengan kedua orang tuamu bim?"
"Kamu tidak perlu khawatir, sebelumnya aku sudah mengatakan jika kamu sedang mengandung anakku. darah dagingku, oleh karena itu mereka meminta kita untuk segera menikah" jelas bima lembut
"Bagaimana jika kita menikah secepatnya, mumpung keluarga kamu lagi ada disini" pungkasnya lagi
"Aku ikut bagaimana baiknya saja"
"Benarkah, kalau begitu kita menikah 1 minggu lagi bagaimana?"
Mala tak menjawab, wanita itu hanya mengangguk patuh, setelah itu bima membawa mala dalam dekapannya, akhirnya keinginan untuk menjadi bagian penting dalam hidup mala bisa dia rasakan dalam waktu dekat. Bima benar-benar akan menjadi suami dan ayah dari bayi yang ada dalam kandungan mala, Karena sebelumnya yang mengetahui tentang hal ini hanyalah bima dan bibi flo, oleh karena itu mereka berdua memutuskan untuk merahasiakan hal yang sebenarnya bahwa devan adalah ayah yang sesungguhnya.
"Terimakasih sudah mau memberiku kesempatan untuk menjadi suami dan ayah dari anak ini" lirih bima sambil mengusap perut mala yang sudah sedikit membesar.
"Terimakasih juga karna kamu selalu ada buat aku selama ini" balas mala pada bima.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments