Rasa rindu Sifa

1 Minggu berlalu, seperti yang sudah di katakan jika wijaya akan mencari tahu tentang sifa yang yasmine yakini sebagai anak mereka yang hilang beberapa tahun yang lalu.

" Bagaimana pa, apa papa sudah menemukan titik terang tentang asal usul sifa sebenarnya."

" Belum ma, tapi orang suruhan papa ada yang mengatakan jika sifa hanya tinggal seorang diri di sebuah kontrakan, ternyata dia adalah seorang dokter umum di rumah sakit berlian,"

" Memangnya orang tua sifa dimana pa,?kenapa anak itu bisa tinggal sendiri?"

" Entahlah ma, orang suruhan papa masih cari tau soal ini, kita tunggu kepastian dari mereka. semoga saja nanti mereka membawa kabar baik."

Di saat yasmine dan wijaya sedang membicarakan soal sifa, tak lama kemudian devan datang bersama dengan seorang wanita, dan ternyata wanita itu adalah sifa, dokter yang sudah menolong devan

" Assalamualaikum ma, pa" ucap devan pada kedua orang tuanya

" Wa..alaikum salam, loh van ini tangan kamu kenapa?' tanya yasmine panik

" Gak papa ma, cuma kecelakaan kecil, tapi sudah di obatin kok sama dokter sifa" ucap devan sambil mengusap lengannya yang di perban karna sebuah insiden beberapa menit yang lalu.

Mendengar nama dokter sifa membuat yasmine langsung beralih kepada seorang gadis cantik yang ada di belakangnya. " Dia kan" ucap yasmine dalam batin.

" Kenalin ma, dia adalah dokter sifa, dia yang sudah menolong devan tadi, kalau tidak ada dia gak tau deh apa yang akan terjadi pada devan. "

Yasmine membalikkan tubuhnya dan menghampiri sifa yang masih berdiri di ambang pintu, " Ngapain berdiri di sana nak, sini duduk" pungkas yasmine lembut dan menghampiri sifa

" Iya tante"ucap sifa sopan.

Pandangan yasmine tak pernah lepa dari sifa, jika diliat-liat bukan hanya tanda lahir saja yang sama, bahkan sifa ada kemiripan dengan devan dan juga suaminya wijaya, persis seperti anaknya yang hilang, anak perempuannya itu memang sangat mirip dengan devan dan wijaya. " Astaga, ternyata bukan hanya tanda lahir aja yang mirip. bahkan kalau di perhatiin wajahnya sangat mirip dengan devan dan papa"Yasmine bermonolog dalam batin

Sifa yang di lihat seperti itu tentu saja jadi sedikit tidak nyaman, pasalnya sifa tak pernah lepas sedetikpun dari pandanga yasmine. " Maaf tante saya masih ada urusan, saya permisi dulu ya tante," sifa beranjak dari duduknya, namun langkahnya terhenti saat suara lembut yasmine menerpa indra pendengarannya.

" Tunggu" pungkas yasmine lembut,

Mendengar itu sifa menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya ke arah yasmin. " Iya tante, ada yang bisa saya bantu ?"

Yasmine tak menjawab, wanita paruh baya itu menghampiri sifa dan langsung memeluknya erat, yasmine merasa ada ikatan batin dengan anak yang ada di pelukannya. sifa diam tak ikut membalas pelukan yasmine, padahal sebenarnya wanita muda itu tau jika yasmine adalah orang tua kandungnya. " Mama pelukan ini yang selama ini sifa rindukan" lirih sifa dalam batin

Ya. sifa sebenarnya tau jika yasmine dan wijaya adalah orang tua kandungnya. Dan devan adalah kakak laki-lakinya.

Beberapa menit yang lalu sifa yang sedang ingin menuju ke tempat kerjanya, tak sengaja melihat devan sedang di ganggu oleh orang suruhan kakeknya. ayah dari wijaya yang bernama lustama. Devan yang tidak menyadari itu akhirnya terluka di bagian tangan kirinya. dengan cepat sifa berlari ke arah devan dan memukul kedua orang itu dengan tangannya sendiri, biarpun terlihat lembut namun sebenarnya sifa jago karate karna didikan dari kakeknya.

Dari kecil sifa sudah terbiasa dengan hal-hal seperti itu. Kakek lustama sudah melatih sifa kecil dengan berbagai jurus silat yang dia kuasai, bukan tanpa alasan kakek lustama melakukan semua itu, Itu semua hanya untuk menjaga sifa dari orang-orang yang akan mencelakainya. terlebih lagi musuh kakeknya yang ada dimana-mana. Karna kakek lustama adalah seorang mafia. penguasa terkuat di dunia hitam.

Dan sebenarnya beberapa tahun yang lalu kakek lustama sudah menemukan cucunya yang hilang karna di culik oleh musuhnya sendiri. dan kakek lustama tidak ingin kejadian itu terulang kembali. dan sejak ketemunya naura, kakek lustama membawa naura ke luar negri tepatnya aussie dalam waktu yang cukup lama, hingga pada saat naura sudah umur 15 tahun kakek lustama membawanya kembali ke indonesia dengan mengubah semua identitas naura menjadi sifa.

Bahkan kakek lustama juga sudah membangun sebuah panti asuhan untuk sifa tinggal hingga dia beranjak dewasa dan menjadi seorang dokter umum terbaik. tidak ada satu orang pun yang tau tentang identitas sifa yang sesungguhnya. di indonesia sifa hanyalah seorang yatim piatu yang besar di panti asuhan kasih bunda.

Bahkan saat sifa ingin mengunjungi kakeknya dia harus menyamar sebagai dokter pribadi keluarga tuan lustama yang kaya raya.

" Terimakasih sudah memperbolehkan tante memelukmu nak, jujur kamu mengingatkan tante sama anak tante yang hilang beberapa tahun yang lalu" litihnya sendu

Sifa masih diam tak menjawab, dokter muda itu hanya bermonolog sendiri dalam batinnya. " Ini memang naura ma, anak mama"

Sifa segera berpamitan pada yasmine saat merasa dadanya sudah semakin sesak, sifa tidak ingin ada yang melihat adanya kesedihan dari sorot matanya.

Setelah keluar dari kediaman orang tuanya tak terasa ternyata cuacanya sangat mendung, hingga tak lama hujan turun tepat di saat sifa menumpahkan air mata yang memang sudah terasa panas sejak melihat kedua orang tuanya, bahkan di peluk oleh mama yang sangat dirindukannya. Baru pertama kali sifa bisa merasakan pelukan dari yasmine setelah puluhan tahun terpisah, selama ini sifa hanya bisa melihat kelurganya dari jarak jauh.

" Mama, papa, kak devan, aku sangat merindukan kalian, hiks...hiks.." Teriak sifa di tengah derasnya hujan yang menerpa tubuhnya.

Wanita itu masih membiarkan tubuhnya di guyur air hujan yang semakin deras, hingga tak lama ada mobil hitam yang berhenti tepat di samping tubuhnya. rendi keluar dari dalam mobil menghampiri sifa yang terisak, ternyata sifa belum menyadari kehadiran rendi.

" Sifa, ngapain kamu hujan-hujanan seperti ini? kamu kan baru sembuh dari sakit. ayo cepat masuk mobil" pinta rendi pada sifa.

" Biarkan aku menikmati derasnya hujan seperti ini rendi, aku sedang merindukan saat-saat kebersamaan ku dengan. keluargaku" lirih sifa sendu

Rendi yang melihat itu langsung merasa iba dan langsung membawa sifa dalam dekapannya. " Menangis lah jika itu bisa membuatmu tenang" sambung rendi sambil membelai lembut rambut sifa.

Rendi melepaskan dekapannya setelah merasa jika sifa sudah lebih tenang, setelah itu rendi membawa sifa untuk masuk dalam mobilnya. " Terimakasih sudah mau menemaniku rendi" ucap sifa pada rendi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!