Bima sakit?

" Ma. kenapa tadi mama memeluk dokter sifa?" tanya devan yang memang belum tau apa-apa tentang kecurigaan kedua orang tuanya

" Tidak ada, hanya saja mama sedang merindukan adikmu naura van, coba dia ada disini. pasti saat ini dia sudah menjadi dokter seperti keinginannya waktu kecil" ucap yasmine sendu

" Devan juga kangen sama naura ma, saat kecil pasti dia sering bantuin obatin luka devan saat devan jatuh, dimana naura sekarang ya ma"

" Entahlah van, tapi mama berharap semoga takdir masih mempertemukan kita kembali di lain waktu"

" Kenapa ya ma, kita selalu kehilangan orang yang paling kita sayang," pungkas devan lagi

" Mam sedih van, bukan hanya naura. tapi juga mala" lirih yasmine pilu

Di saat mereka sedang membicarakan tentang mala dan naura, tiba-tiba suara langkah kaki mengalihkan perhatian tiga orang yang sedang duduk di ruang tengah di rumahnya.

" Assalamualaikum" ucap adelia sopan

" Dari mana aja kamu seminggu ini?" tanya yasmine dengan tatapan menyelidik

" Maaf ma, selama satu minggu aku di rawat di rumah sakit, karna kata dokter aku kecapen." pekik adelia sambil mengelus perutnya

" Aku ke kamar dulu ma, mau istirahat. jangan sampai adaa orang lain yang masuk ke dalam kamarku" ucap devan dingin dan langsung menuju ke arah kamarnya

Melihat itu membuat adelia mengambil napas berat, hatinya semakin sakit saat mengingat perkataan devan tempo hari, " Maafkan aku van, aku menyesal sudah melakukan semua ini, aku benar-benar menyesal" Adelia bermonolog dalam batin sambil meluruhkan air matanya yang sudah memenuhi pelupuk mata.

" Adelia, sebaiknya kamu istirahat, tapi jangan ke kamar devan. Mulai sekarang kamu istirahat di kamar tamu ya" ucap wijaya pelan. memang di antara mereka hanya wijaya satu-satunya orang yang masih berperilaku cukup baik terhadap adelia.

" Baik pa, terimakasih"

Di tempat lain saat ini mala sedang mengerjakan tugas via online di apartemen bima, seperti yang sudah di sarankan oleh dokter fatma jika mala harus istirahat total. oleh karena itu setelah acara pernikahan, bima tidak mengizinkan mala melakukan hal-hal berat termasuk pergi kuliah, " sayang maaf ya hari ini aku gak bisa temenin kamu periksa kandungan, soalnya siang ini aku ada meeting penting dari klien besar." ucap bima sambil duduk di samping mama

" Iya gak papa bim, aku bisa pergi sendiri, kan ada supir yang mau mengantarku"

" Kamu hati-hati ya, apa perlu aku nyuruh mami buat temenin kamu periksa kandungan?"

" Tidak perlu bim, mami pasti sibuk. aku gak mau merepotkan mami"

" Ya sudah. kamu hati-hati ya. kalau ada apa-apa langsung kabarin aku ya sayang, aku berangkat dulu, Love you. cup" ucap bima sambil meninggalkan satu kecupan singkat di kening mala. saat bima hendak melangkahkan kaki ke luar tiba-tiba suara mala menghentikan langkahnya. " Iya sayang kenapa?" pungkas bima lembut dan membalikkan tubuhnya

" Maafkan aku," ucap mala sendu

Mendengar kata maaf yang keluar dari mulut mala membuat bima mengangkat sebelah alisnya. " Maaf buat apa sayang?" balas bima sambil kembali mendekat ke arah mala

" Maaf karna aku belum bisa mencintai kamu"

" Sayang, aku tidak pernah meminta kamu buat membalas perasaanku, satu hal yang harus selalu kamu tau. aku sangat dan sangat mencintaimu, aku juga akan selalu setia menunggu hingga rasa cinta itu tumbuh secara perlahan" balas bima sangat lembut sambil mendekap mala

" Tapi aku tidak yakin jika cinta itu bisa tumbuh dalam hati ku bim, sedangkan kamu sendiri tau jika aku sudah tidak percaya lagi akan kata cinta"

" Tapi aku percaya suatu saat nanti cinta itu akan ada walaupun hanya seperti serpihan debu"

Mala diam tak lagi menjawab ucapan yang keluar dari mulut bima " Bagaimana aku bisa mencintaimu bim, sedangkan rasa cintaku masih sangat besar buat mas devan" lirih mala dalam batin

" Aku berangkat ya sayang, takut telat" pungkas bima dan langsung keluar dari dalam kamarnya, meninggalkan mala yang masih terdiam

" Aku benar-benar minta maaf bim, aku tau jika ini pasti sangat membuatmu terluka" pungkas mala setelah kepergian bima, namun ternyata pria itu belum benar-benar pergi, bima masih berdiri di depan kamar mereka

Setelah itu bima keluar dari apartemen dengan perasaan yang tak menentu, entahlah. rasa sayang bima terhadap mala jauh lebih besar dari pada rasa sakit hati karna tidak mendapatkan perasaan yang terbalas,

" Kenapa aku begitu mencintaimu mala, bahkan pertemuan kita yang bisa di bilang sangat singkat, kenapa cinta itu bisa sebesar ini, kamu sudah seperti separuh jiwaku, semoga sebelum kepergian ku dari dunia ini kamu sudah bisa mencintaiku walaupun hanya seperti angin berlalu, sebenarnya hari ini aku libur tidak ke kantor, melainkan ke rumah dokter leon untuk menjalankan pengobatanku, maafkan aku sudah membohongimu sayang, Aku masih ingin hidup lebih lama lagi buat membahagiakan kamu" bima bermonolog dalam batin saat ada di dalam lift.

Setelah tiba di basement ternyata di sana sudah ada angga, orang kepercayaan bima yang sudah menunggu di dalam mobil. bima masuk ke dalam mobilnya dengan wajah yang terlihat semakin memucat, " Apa kita jalan sekarang pak?" pekik angga sopan

" Iya angga. kita langsung kerumah dokter leon. aku akan menjalankan pengobatan di sana selama beberapa hari kedepan"

" Baik pak"

1 jam perjalanan akhirnya bima sudah tiba di kediaman dokter leon. dokter sekaligus sahabat bima sendiri. hanya angga dan dokter leon yang tau tentang penyakit yang di derita bima sejak 1 tahun terakhir. bima keluar dari dalam mobilnya sambil menahan rasa sakit yang semakin menjadi. dan di sana ternyata dokter leon juga sudah menunggu kedatangan bima, pria itu tak sadarkan diri tepat di depan pintu rumah leon.

" Astaga bima " pekik dokter leon dan langsung menghampiri tubuh bima yang sudah tergeletak di atas lantai.

" Angga bantu saya buat bawa bima ke ruang rawat, kondisi bima semakin memburuk" ucapnya lagi

" Baik dokter"

Leon dan angga membawa tubuh bima ke ruang rawat untuk segera mendapatkan penanganan.

Jam sudah menunjukkan pukul 12:00, mala yang sudah bersiap langsung meminta supir untuk mengantarnya ke rumah sakit tempat mala memeriksakan kandungannya. namun sebelum pergi wanita itu terlebih dulu mengirimkan pesan singkat untuk bima yang sekarang sudah menjadi suaminya.

[Bim, aku berangkat sekarang ya ke rumah sakit]

Send. pesan terkirim namun masih centang satu. biasanya jika mala mengirim pesan terhadap bima tidak pernah centang satu. pasti langsung centang dua dan biru di saat itu juga.

Mala keluar dari apartemennya sambil melihat pesan yang dia kirim beberapa menit yang lalu, namun pesan itu masih tetap centang satu tidak ada perubahan. " Pasti bima sangat sibuk hati ini" ucap mala setelah sampai di basement

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!