" Biarkan aku yang menjadi ayahnya, Aku janji akan menyayanginya seperti anakku sendiri"
Suara lembut itu kembali menerpa indra pendengaran mala, di saat seperti ini bima memang selalu ada untuk wanita yang sudah mengisi relung hatinya yang selama ini hampa. pria itu selalu siap saat mala membutuhkan tempat bersandar di kala hatinya di penuhi kabut kesedihan.
" Akau mau menjadi bagian penting dalam hidupmu mala, Jujur saja, Satu bulan lebih aku berada di dekatmu, membuat ku merasakan hal yang berbeda, hal yang tak pernah aku temui saat bersama wanita lain."
" Apa kamu mau menjadi pendamping hidupku,? menjadi wanita yang akan menua bersamaku, menjadi sosok terdekatku. menjadi rumah untuk aku pulang, menjadi tempat bersandar di saat aku rapuh. menjadi teman di saat suka duka ku" Pungkas bima dengan sangat lembut
Mala masih diam bergeming, masih belum beranjak dari dekapan bima. dekapan itu selalu mampu menciptakan rasa nyaman dalam diri mala. setelah merasa cukup, wanita itu mengangkat wajahnya dari dada bidang bima.
" Berikan aku waktu untuk menjawab," pekik mala pelan
" Baiklah, aku akan selalu setia menunggu jawaban dari kamu, sekarang sudah malam, masuk dan tidurlah. tidak baik buat ibu hamil." ucapnya sambil mengelus lembut rambut mala
" Terimakasih selalu ada untukku bima,"
Wanita itu menuruti perkataan bima. melihat itu bima mengulas senyum tipis. mengikuti mala dari belakang kemudian menutup pintu balkon. setelah itu bima menyelimuti tubuh mala yang sudah berbaring di atas tempat tidurnya.
" Selamat tidur mala" pungkasnya lembut dan meninggalkan kecupan singkat pada kening mala.
Mata mala membulat kala benda kenyal itu menerpa keningnya, entah apa yang ada dalam pikiran bima.! Tapi perlu di ketahui, mendapat perlakuan seperti itu tentu membuat mala sedikit salah tingkah, ini pertama kalinya bima mendaratkan ciuman singkat pada keningnya.
Setelah mendaratkan satu kecupan singkat pada kening mala, pria tampan itu segera berlalu dari hadapan mala, meninggalkan mala yang masih terpaku karna perbuatannya.
Bima merebahkan tubuhnya setelah tiba di apartemen miliknya. pria itu mengusap dadanya yang sebelah kiri, masih sangat terasa jantungnya yang berdegup begitu kencang saat mencium kening mala beberapa menit yang lalu. Bahkan debaran itu masih terus berlanjut sampai saat ini, bima mencoba memejamkan matanya. Namun matanya masih enggan untuk tertidur, bayangan mala selalu melintas dalam bayangan bima.
" Ternyata perasaanku padamu sudah sedalam ini mala, setiap apapun yang aku lakukan, wajah kamu yang pertama hadir dalam benakku. saat ini kamu seperti menjadi duniaku" ucap bima dalam kesendiriannya.
Jam sudah menunjukkan pukul 00:00 dini hari. sudah 1 jam bima ada di dalam kamarnya. namun pria itu tak kunjung bisa memejamkan kedua matanya. 30 menit kemudian bima baru bisa terlelap saat mengingat jadwal pemeriksaan kandungan mala besok pagi.
Memang selama ini bima yang selalu menemani mala saat memeriksakan kandungannya, bima sudah seperti suami dan calon ayah yang selalu siap siaga.
Malam berlalu. mala menggeliat pelan saat suara alarm membangunkan tidurnya. wanita itu mengerjab untuk beberapa saat, mencoba menyesuaikan pencahayaan yang masuk dalam indra penglihatannya.
" Selamat pagi anak mami, bagaimana kabar kamu hari ini sayang" ucap mala sambil mengusap perutnya.
Setelah merasa semua nyawanya terkumpul kembali. mala keluar dari dalam kamar dengan sedikit menguap. setelah tiba di ruang makan ternyata sudah ada bibi flo yang telah selesai menyiapkan sarapan untuk mereka,
" Ehemmm" bima berdehem di saat mala melewatinya, wanita itu masih belum menyadari kehadiran bima di apartemennya.
" Ehemmm" ucap bima lagi.
mala menoleh ke arah sumber suara. mata mala memicing saat mengetahui keberadaan bima.
" Bima, ngapain pagi-pagi kamu kesini? hari ini aku tidak ada kuliah" pungkas mala dengan suara seraknya
" Memang, hari ini kami tidak ada jadwal kuliah. tapi ada jadwal kontrol ke dokter kandungan, kamu lupa ini tanggal berapa? hmmm!" lirihnya lembut
Menyadari itu mala menepuk jidadnya pelan, wanita ini benar-benar lupa ini tanggal berapa,
" Aku mandi dulu ya" ucap mala dan buru-buru ingin masuk ke dalam kamarnya. namun langkah mala terhenti saat bima memanggilnya
Wanita itu menoleh ke arah bima dengan mengerutkan keningnya. " iya ada apa bim?"
" Sarapan dulu calon istri. gak usah buru-buru seperti itu, aku akan selalu setia menunggu kamu kok. lagian ini masih terlalu pagi untuk pergi kerumah sakit,"
Blusss... mendengar sebutan calon istri membuat mala tersipu malu, jawahnya memerah. " iya " jawabnya singkat sambil memalingkan wajahnya ke lain arah untuk menutupi rasa gugupnya.
Melihat itu bima mengulum bibir menahan tawa, Tingkah laku mala saat gugup seperti ini terlihat semakin menggemaskan.
" Kenapa kamu menatap aku seperti itu" ucap mala dengan nada gugup
" Pengen aja pandangin wajah cantik calon istriku" balas bima santai
" Berhenti membual pagi-pagi. bikin aku merasa mual saja"
" Baiklah. tapi kamu tidak keberatan kan aku panggil calon istri?"
" Terserah kamu saja" jawabnya ketus
Melihat itu bibi flo hanya tersenyum, merasa terhibur dengan dua anak muda yang ada di depannya.
Meninggalkan bima dan mala, saat ini seorang pria tampan dengan rambut klimis sedang duduk di tengah nisan kedua wanita yang dia sayangi. almarhumah ibu dan kakak perempuannya. pria itu meneteskan air matanya saat mengingat akan sang ibu dan kakak yang sudah tidak bersamanya lagi.
" Bu, kak, apa kabar kalian di sana? maafkan aku yang baru bisa berziarah ke sini lagi. akhir-akhir ini aku begitu sibuk mengurus perusahaan ayah, karna ayah sedang mengurus satu proyek di luar negri."
" Bu. aku merasa sangat kesepian, seperti hidup seorang diri di dunia ini, rasanya begitu hampa tanpa adanya ibu dan kakak di sampingku, Seandainya kalian masih ada, pasti hidupku tidak sehampa ini."
" Setiap hari aku ada di tempat keramaian. tapi hatiku begitu sepi dan hampa"
Sudah seperti biasa. saat hatinya lagi tidak tenang ,wilson memang akan menghampiri makan ibu dan kakaknya, jam berapapun itu, karna hanya mereka berdua yang selalu mampu membuat jiwa wilson tenang.
Setelah hatinya merasa lebih tenang. wilson berdiri dan berlalu dari makan ibu dan kakaknya. pria itu mengambil ponselnya yang berdering dari dalam saku jasnya, ternyata ada panggilan masuk dari sang ayah.
[ Halo ayah, ada apa ayah menghubungiku jam segini?]
[••••••••••••]
[ Apa! ayah sakit.? baiklah aku akan segera ke sana]
[ ••••••••••••]
[ Ayah tidak perlu khawatir, soal urusan di sini bisa wilson percayakan pada andre. Ayah jangan sampai gak makan ya]
Setelah mengatakan hal itu wilson mematikan sambungan telfonnya, pria itu langsung pergi ke aussie saat itu juga dengan menggunakan jet pribadinya,
SEGINI AJA DULU YA KAK. TERIMAKASIH YANG SELALU SETIA SUPPORT🙏🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments