1 bulan sudah berlalu. Selama itu juga yasmine tak pernah lepas dari pencarian mala. Bagi yasmine mala bukan hanya sebagai menantu, Tapi sudah seperti anak perempuannya sendiri, Wanita paruh baya itu tidak ingin kehilangan mala, seperti halnya dia kehilangan adiknya devan 15 tahun yang lalu.
Ya. yasmine kehilangan anak perempuannya saat usianya masih 5 tahun. Menurut desas desus yang beredar, anak itu di culik oleh salah satu musuh besar kakeknya devan, Oleh sebab itu hubungan papa devan dengan sang ayah tidak pernah akur, Karna wijaya selalu menyalahkan ayahnya sendiri atas menghilangnya anak perempuan mereka satu-satunya. Dan sejak saat itu wijaya memilih pergi dari kediaman kedua orang tuanya, wijaya memilih untuk merintis semuanya sendiri.
Hingga bertahun-tahun berlalu pencarian itu masih terus berlanjut, Namun hasilnya tetap sama, Nihil. Sejak saat itu wijaya memutuskan untuk menghentikan pencariannya. Pria itu hanya berharap jika suatu saat nanti bisa di pertemukan kembali dengan anak perempuannya.
Saat devan sudah memasuki perkuliahan. Yasmine selalu meminta devan untuk segera menikah setelah lulus kuliah, hingga suatu hari devan bertemu dengan adelia, wanita pertama yang devan bawa kehadapan kedua orang tuanya.
" Bagaimana pa. Apa ada perkembangan soal menantu kita?" Tanya yasmine pada wijaya
" Belum ma. Orang suruhan papa yang mengintai kediaman orang tua mala juga mengatakan, jika selama 1 bulan ini tidak ada tanda-tanda keberadaan mala di sana"
" Terus gimana pa, hiks...hiks..."
Di saat yasmine dan wijaya tengah mengobrol di ruang tengah, Tiba-tiba suara bel berbunyi, yasmine pun membuka pintu itu. dan ternyata yang datang adalah seorang kurir.
" Iya mas, cari siapa?" Tanya yasmine lembut
" Ini bu, saya cuma mau mengantarkan surat dari pengadilan, mohon tanda tangan disini" Kurir itu menyodorkan sebuah amplop berwarna coklat. Dan setelah yasmine selesai tandatangan, kurir itu segera pergi dari kediaman yasmine.
Deg!!!
Lutut yasmine melemas, Kakinya seakan berat untuk melangkah, Dadanya terasa semakin sesak. Bulir benih itu pun sudah menumpuk di bagian pelupuk matanya. Setelah membaca surat itu, matanya semakin memanas,
" Siapa tamunya ma?" Tanya wijaya yang menghampiri yasmine karna tak kunjung masuk. pria paruh baya itu menemukan sang istri sudah setengah terisak.
Dan di saat itu juga, ternyata devan juga sudah pulang dari kantor, sebab hari ini pekerjaan tidak terlalu banyak, jadi devan bisa cepat menyelesaikannya. hingga jam 14:00 devan sudah tiba di rumah orang tuanya.
Melihat sang mama menangis, tentu membuat devan segera keluar dari dalam mobilnya. berjalan dengan sedikit berlari,
" Mama kenapa pa?" tanya devan pada wijaya
" Papa juga gak tau van, tadi ada tamu. eh pas papa keluar mama sudah seperti ini" balas wijaya dengan raut wajah khawatir
Wijaya dan devan membawa yasmine untuk masuk terlebih dahulu, apalagi saat melihat yasmine semakin terisak. setelah sampai di ruang keluarga, yasmine tetap tak dapat bicara, lidahnya terasa kelu untuk sekedar berbicara. Wanita paruh baya itu memberikan amplop yang dia terima pada sang anak. Devan mengambil dan langsung membacanya.
Kening devan mengerut saat melihat amplop coklat dengan tertulis PENGADILAN AGAMA, Dengan cepat devan membuka dan membaca isi dari amplop itu, dan ternyata di sana sudah tertera nama Mala sebagai penggugat, Astagfirullah, Ternyata ucapan mala tempo hari tidak main-main, Wanita itu benar-benar gugat cerai devan!
Memang pantas sih jika mala menggugat devan, Wanita mana yang tidak sakit hati saat mengetahui jika suaminya menghamili wanita lain,
" Ya allah, kamu benar-benar gugat cerai aku sayang" Lirihnya pilu
" Kenapa van?' Tanya wijaya yang memang belum mengetahui
" Mala pa, Dia benar-benar gugat cerai devan" Jawab devan semakin pilu
" Itu sudah konsekuensi yang harus kamu terima devan, Seharusnya sebelum bertemu adelia, Kamu pikir dulu, Jika sudah seperti ini bagaimana,? Istri kamu minta pisah, adelia hamil, Papa saja bingung van" Pungkas wijaya
Disaat keluarga wijaya tengah bingung akan masalah yang datang menimpa keluarga itu, Lain dengan adelia, Wanita ular itu saat ini sedang berjalan gontai sambil senyum-senyum licik memasuki lorong rumah sakit, Namun langkahnya terhenti saat ada suara berat lelaki paruh baya yang memanggilnya, Karna merasa namanya di panggil, Adelia membalikkan tubuhnya, ternyata yang memanggilnya adalah grahama, Mantan ayah mertuanya.
Ya, Rendi sudah mentalak adelia 1 minggu yang lalu, tepat saat rendi tak sengaja bertemu dengan adelia di coffeshop pujaan hati,
" Adelia, Mulai hari ini kamu gak usah repot-repot datang kerumah sakit ini lagi" ucap grahama santai
Adelia memicingkan kedua matanya saat mendengar perkataan grahama,
" Maksud bapak?" pekik adelia yang pura-pura tidak mengerti
" Bahasa kasarnya, Kamu di pecat mantan istriku, Karna sudah ada dokter sifa yang akan menggantikan posisi kamu di rumah sakit ini," ucap rendi sambil melirik ke arah dokter cantik di sampingnya.
Posisi mala di rumah sakit ini adalah dokter umum sekaligus sekertaris di rumah sakit ini. semenjak menjadi istri dari rendi grahama, mala sudah di percaya untuk mengisi bagian sekertaris rumah sakit,
" Perkenalkan, Ini dokter sifa, sekertaris baru di rumah sakit ini"
Mala tak menjawab, Wanita itu memilih langsung pergi dengan mengepal kedua tangannya, Dengan perasaan dangkal yang menggebu dalam hatinya, Apalagi di pecat secara tidak hormat di tempat umum seperti itu. Sangat sangat memalukan,
" Awas aja kamu rendi, kamu pikir aku gak bisa dapat pekerjaan di rumah sakit lain" ucapnya kesal.
Wanita itu ternyata belum sadar, jika melamar pekerjaan tentu membutuhkan ijazah dan juga sertifikat yang lain, Adelia belum sadar jika semua barang-barang itu masih di rumahnya rendi, Karna terlalu terobsesi akan devan, adelia sampai melupakan semua hal, Sudah hidup enak malah memilih susah, bodoh bukan!
Di aussie
Ueeek....ueeekk...uekkk
Mala merasa perutnya bergejolak saat mencium bau makanan yang di pesankan oleh bima, Mala berlari ke arah toilet untuk memuntahkan makanan yang baru sesuap dia makan.
Bima yang melihat itu menjadi panik, Ada apa dengan mala? Apa dia sakit,! Bima mengikuti mala dan menunggu wanita itu di luar toilet, pria itu mondar-mandir saat mala tak kunjung keluar, 10 menit kemudian mala baru saja keluar.
" Mala, apa kamu baik-baik saja?" tanya bima khawatir
" Entahlah bim, aku merasa perutku begitu mual saat mencium bau makanan tadi, apalagi setelah aku memakannya, Rasanya aku ingin langsung memuntahkan semua isi dalam perutku" jelas mala
" Kita harus kedokter, Aku rasa sepertinya kamu masuk angin, Tidak terima penolakan" pekik bima tak memberi mala waktu untuk menjawab
Pria tampan itu membayar makanan yang sudah dia pesan, dan membawa mala keluar dari dalam restoran itu, Di tengah perjalanan tak ada perbincangan di antara keduanya, Bima fokus mengemudi sedangkan mala menatap keluar arah jendela,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
🪷🍾⃝ʙᴀʙͩʏᷞ ɢᷰᴇᷠᴍᷧᴏʏ𝓐𝓷𝓷𝓪࿐
mampir kak😀😀😀
2024-02-22
0