Dia adalah duniaku

Satu jam lebih mala menghabiskan waktu untuk bercerita dengan wilson di taman rumah sakit, sesekali mala melihat ponselnya yang masih sama seperti sebelumnya. sepi tidak ada notifikasi apapun, itu artinya jika pesan yang dia kirim untuk bima juga belum di baca. " kemana bima ya, kenapa sampai saat ini pesanku belum di baca" lagi- lagi mala bermonolog dalam batin

" Wilson sepertinya hari sudah sore, aku permisi dulu ya, oh iya ruang rawat om atmaja dimana, aku ingin menemuinya sebentar"

" Ayo aku antar ke ruangan ayah, ini juga saatnya ayah minum obat"

Wilson berjalan lebih dulu dari mala, wanita itu mengikuti langkah wilson dan mengekor di belakangnya. setelah menaiki lantai satu akhirnya mereka berdua sudah tiba di depan ruang rawat inap atmaja yang ada di ruangan butterfly nomor 3,

" Assalamualaikum om" ucap mala sopan

" Wa.. alaikum salam" sahut atmaja lembut sambil melihat ke arah pintu

" Bagaimana keadaannya om,?" pungkas mala setelah tiba di dekat bapak atmaja

" Siapa ya?" Tanya atmaja dengan raut wajah bingung

" Dia mala yah, teman wilson waktu smp. apa ayah mengingatnya?"

Atmaja masih terdiam, laki-laki paruh baya yang memiliki wajah 11 12 dengan wilson itu masih berusaha mengingat mala, " Dia anaknya om winarto yah, rekan bisnisnya ayah itu" sambung wilson lagi

Mendengar nama winarto membuat atmaja mengangguk paham." Om sudah membaik nak. Terimakasih sudah mau menjenguk om ya" pekik atmaja lagi

" Iya om sama- sama. maaf ya om mala tidak membawa apa-pa"

" Tidak apa-apa nak, bagaimana kabarnya pak winarto?"

" Alhamdulilah ayah sehat om, mala gak bisa lama-lama. mala pamit ya om, semoga om bisa cepat keluar dari rumah sakit"

Pungkas mala sambil mencium punggung tangan atmaja lalu melangkah kan kakinya, " Mala biar aku antar ke bawah" ucap wilson sambil berjalan di samping mala

" Iya boleh, terimakasih wil"

Setelah mengantar mala hingga masuk ke dalam mobilnya, wilson kembali ke ruangan ayahnya dan meminta sang ayah untuk makan dan meminum obatnya.

" Ayah, ayah makan dulu ya, setelah itu ayah minum obat biar cepat sembuh"

Wilson menyuapkan nasi pada sang ayah, wilson memang sangat menyayangi ayahnya, dari kecil pria tampan berambut klimis itu memang lebih dekat dengan sang ayah dari pada mendiang ibunya. saat wilson kecil dia serinh melihat ayahnya yang bekerja jadi kuli bangunan saat matahari sangat terik, melihat itu membuat wilson sadar betapa besar pengorbanan sang ayah untuk bisa menghidupi keluarga mereka.

" Ayah, ayah harus makan banyak ya. biar ayah bisa cepat sehat"

" Iya wil, oh iya kamu belum cerita yang katanya bertemu pak winarto saat acara pernikahan rekan bisnis papa kemarin,?"

" Iya yah, ternyata yang menikah dengan pak bima itu adalah mala," jelas wilson pada ayahnya.

" Maksudnya mala yang tadi?"

" Iya yah, mala temennya wilson"

Atmaja tak lagi menjawab, pria paruh baya itu hanya mengangguk paham dengan penjelasan yang di utarakan oleh wilson.

" Bima kemana ya! kenapa sampai sekarang pesan yang aku kirim belum juga di balas, apa iya dia sesibuk itu. tapi biasanya sesibuk apapun bima pasti menyempatkan untuk sekedar menghubungiku, apa aku coba menelfon angga saja ya,"

Saat mala hendak menghubungi angga, ada satu pesan masuk yang mampu membuat rasa khawatirnya terhadap bima sirna di kala itu juga.

[ Maaf sayang aku baru bisa membalas pesan yang kamu kirim, hari ini aku sangat sibuk]

Mala tak membalas pesan yang dikirim oleh bima, wanita cantik itu langsung menekan tombol panggil dari layar ponselnya.

[ Halo sayang, selamat sore ]

[ Apa kamu sesibuk itu sampai tidak bisa membaca pesan yang aku kirim tadi pagi, hah?]

[ Iya maaf ya sayang, hari ini aku terlalu sibuk sampai lupa buat liat ponsel, dan ternyata dari tadi ponselku mati sayang ]

[ Kamu buat aku khawatir tau bim, gak biasanya kamu seperti ini, hari-hari sebelumnya kamu selalu menyempatkan buat menghubungi aku ]

[ Iya maaf ya sayang, oh iya bagaimana hasil pemeriksaan kamu hari ini, maaf ya aku tidak menemanimu ]

[ Ya sudah tidak apa, hasil pemeriksaan ku baik, semuanya normal. bahkan aku juga sudah tau jenis kelamin anak ini ]

[ Terimakasih sayang, alhamdulilah kalau hasilnya baik dan semuanya normal. memangnya jenis kelaminnya apa sayang?]

[ Rahasia, aku kasih tau nanti malam saja dirumah ]

Setelah mengatakan hal itu, sambungan telfonnya di putus secara sepihak oleh mala. ada rasa tenang saat mendengar suara khas suami barunya.

" Leon apa aku sudah boleh pulang?" tanya bima pada leon

Mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut bima membuat leon mendekat ke arahnya.

" Bim, kondisi kamu masih belum terlalu sehat, stay di sini samapi besok lusa"

" Tidak leon, aku merasa jika kondisi tubuhku sudah baik-baik saja, aku merindukan istriku. izinkan aku pulang malam ini ya, besok pagi aku akan kembali lagi ke sini dan melanjutkan pengobatan ku" ucap bima dengan raut wajah memohon.

Melihat itu membuat leon merasa iba, dokter tampan itu mengambil napas panjang, " Baiklah, aku izinkan kamu pulang malam ini dengan catatan kamu jangan sampai melupakan obat yang aku berikan. obat buat penahan rasa sakit"

" Iya leon terimakasih, kamu memang sahabat terbaikku"

" Apa kamu sudah mencintai wanita itu.?" Tanya leon penasaran

" Sangat. aku sangat mencintai istriku leon. dia satu-satunya wanita yang sudah berhasil membuat aku tertarik dan jatuh cinta dalam jangka waktu yang sangat singkat, "

" Aku penasaran seperti apa wanita yang beruntung mendapatkan cinta mu bim"

Bima membuka ponselnya dan menunjukan sebuah foto wanita cantik yang menggunakan gaun pengantin berwarna putih, " Ini foto istriku" ucap bima sambil menyodorkan benda pipih itu pada leon

" Wah, istri kamu sangat cantik bim, pantas saja dia bisa mendapatkan cinta mu"

" Dia bukan hanya istriku, tapi dia sudah seperti separuh jiwaku. duniaku seakan berhenti berputar saat melihatnya meneteskan air mata, aku sangat mencintainya leon"

" Satu-satunya alasanku mau melanjutkan pengobatan ku adalah dirinya, mala adalah alasan terkuat ku untuk bertahan hidup. aku masih ingin membahagiakannya di sisa hidupku yang sudah tidak seberapa ini" pungkas bima sendu, hingga tak terasa dadanya mulai sesak saat mengingat penyakit yang dia derita selama satu tahun terakhir. tak lama butiran bening itu berhasil lolos dari kedua pelupuk matanya.

" Aku paham dengan apa yang kamu rasakan bim, yakinlah suatu saat nanti kamu pasti bisa sembuh" ucap leon sambil menepuk pundak bima memberi semangat.

" Semoga leon. semoga aku masih di berikan kesempatan mendapatkan cinta istriku sebelum kepergian ku" lirih bima sangat pilu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!