Wil ayah perhatiin dari tadi kamu diam saja? Ada yang kamu pikirkan ?" tanya atmaja pada wilson
" Eh nggak kok yah, wilson gak lagi mikir apa-apa" jawabnya sambil melangkah ke arah sang ayah.
" Wil ayah hampir lupa, kalau hari ini rekan bisnis ayah ada yang menikah, kamu sekarang datang ke sana gantiin ayah ya, soalnya dia orang penting" sambung atmaja
" Iya yah, Sherlock aja ya ke nomornya wilson"
" Iya nak, kamu berangkat sekarang ya, nanti ayah kirim lokasinya"
Wilson tak menjawab, pria tampan dengan rambut klimis itu langsung pamit dan keluar dari ruang rawat ayahnya,
Kring. ada pesan masuk dari nomor sang ayah " Oh jadi ini alamatnya" ucap wilson sambil terus melangkahkan kakinya hingga keluar dari rumah sakit.
Tak menunggu lama wilson langsung menaiki mobilnya dan melajukan ke arah alamat tujuannya. karna jalanan tidak terlalu macet seperti jakarta oleh karena itu wilson hanya memerlukan waktu 45 menit untuk tiba di alamat tujuan..
Wilson memarkirkan mobilnya setelah tiba di sebuah gedung mewah yang ada di pertengahan kota, gedung dengan desain sangat mewah, pria itu keluar lalu menanyakan dimana acara pernikahan itu di langsungkan.
" Maaf mbk, kalau boleh tau pesta pernikahan atas nama bapak bima delisa dimana ya" tanya wilson pada seorang resepsionis.
" Di lantai 20 pak, anda bisa lewat lift yang sebelah kiri."
" Baik, terimakasih" ucap wilson dan langsung menaiki lift sesuai arahan resepsionis itu
Tak berselang lama wilson sudah tiba di lantai 20, disana memang sudah terlihat pesta yang cukup sederhana namun terlihat mewah, tamu undangannya juga tidak terlalu banyak, mungkin hanya orang penting tertentu yang di undang oleh bima.
Setelah masuk ke dalam ruangan mata wilson memicing saat melihat wajah pengantinnya, " Dia " gumam wilson pelan dan nyaris tidak ada yang mendengar ucapannya. pria itu semakin kaget saat melihat keberadaan alundra dan winarto, dengan cepat wilson mendekat ke arah mereka.
" Om, tante!" ucap wilson setelah tiba di sana
" Loh wilson, ngapain kamu disini?" tanya winarto
" Aku di minta ayah buat menghadiri pernikahan rekan bisnisnya, jangan bilang dia adalah mala" tanya wilson dengan suara sangat pelan.
" Iya dia mala, anak om dan tante"
" Hah, jadi wanita yang aku temui di rumah sakit yang mengaku delisa itu beneran mala, kok bisa menikah dengan pria itu, lalu devan bagaimana om? tanya wilson penasaran,
memang dia tidak tau menau soal perceraian mala dam devan, pria itu juga tidak tau tentang permasalahan yang di alami mala, biarpun wilson menyukai mala namun pria itu tidak pernah ada niatan buat mengusik rumah tangga wanita yang sudah dia sukai sejak jaman sekolah menengah atas,
" Ceritanya panjang wilson, lain waktu akan om ceritakan. ada insiden yang membuat mala hingga sampai ke negeri ini," terang winarto
Wilson tak lagi menjawab, pria itu hanya mengangguk paham. " Lalu kemana ayah kamu, kenapa beliau meminta kamu untuk menghadiri ini?" tanya winarto pada wilson
" Ayah lagi dirumah sakit om, oleh karena itu aku yang menggantikannya selama beberapa bulan ke depan, hingga kondisi ayah kembali membaik" Jelas wilson pada orang tua mala
•
•
•
•
" Sindy, rasanya sepi juga tidak ada honey di tengah-tengah kita" titah doni sendu
" Iya nih don, mana mega juga sering sibuk dengan kak vino, kita jadi sepi begini, huuffff":
" Kak vino, ngapain kamu panggil kakak sama gebetannya mega? memangnya kamu kenal sampek manggil dengan embel-embel kak!"
Sindy melirik ke arah doni dengan jawaban sedikit terbata, wanita itu lupa jika tidak ada yang tau jika vino adalah kakak kandungnya sendiri. " Y.....a enggak lah. memangnya harus kenal agar bisa panggil kak, kan nggak!"
" Kamu yakin gak lagi bohong sama aku?" tanya doni dengan tatapan menyelidik
" A...apaan sih kamu don, ya nggaklah. sudah jangan banyak tanya, lebih baik kita ke kelas sekarang" ajak sindy untuk menghentikan penyelidikan doni padanya.
Di tempat lain saat ini kedua paruh baya sedang berjalan menyusuri setiap lorong yang ada di klinik itu, sandra langsung buru-buru datang ke klinik saat mendapat kabar dari anaknya jika sifa sedang di rawat di klinik itu.
" Ayo cepat dong pa" ucap sandra pada suaminya
" Iya ma, ini papa juga udah cepat, hati-hati ma" balas grahama lembut
Sandra tak menjawab ucapan suaminya, wanita itu terus berjalan cepat agar segera tiba di ruangan rawat inap gadis yang begitu iya cemaskan, Sifa anatasya. Seorang dokter muda yang bekerja di rumah sakit miliknya sejak beberapa bulan terakhir.
" Sifa kamu gak apa-apa kan sayang? " tanya sandra pada sifa dengan raut wajah khawatir
" Iya tante sifa udah gak apa-apa kok, terimakasih sudah mau menjenguk sifa " pungkas sifa dengan suara serak
" Kamu sudah makan sayang? jangan lupa obatnya diminum ya biar cepat sembuh"
Sifa hanya mengangguk dengan setiap ucapan yang terlontar dari mulut sandra. " Oh iya rendi, mama mau malam ini kamu menginap disini buat jagain sifa ya, gak mungkin kan sifa di tinggal sendiri" ucapnya sambil melirik ke arah rendi yang sedang duduk di kursi tunggu
" Iya mah, rendi akan stay di sini buat jagain sifa"
30 menit kemudian, kedua orang tua rendi memutuskan untuk segera pulang. karna hari sudah mulai senja, sandra dan grahama pamit sama sifa yang kondisinya sudah jauh lebih baik. namun saat kedua paruh baya itu keluar dari ruang rawat inap mereka di kejutkan dengan keberadaan adelia yang juga sedang keluar dari ruang rawat inapnya.
" Adelia" pekik sandra dengan wajah merah
Mendengar namanya di panggil, adelia pun menoleh ke arah sumber suara, wanita itu terlonjak kaget dengan keberadaan kedua mantan mertuanya. "M....mama " pekiknya
Sandra ingin menghampiri adelia yang jaraknya tidak terlalu jauh darinya. langkahnya terhenti saat sandra melihat perut buncit adelia. " Dia hamil?" ucapnya dalam batin
" Sudah ma, ayo kita pulang. jangan bikin keributan di sini ya, takut mengganggu kenyamanan pasien lain" ucap grahama lembut dan menarik tangan sang istri.
Wanita paruh baya itu menurut dengan perkataan sang suami, sandra berjalan mengekor di belakang grahama, namun pandangannya tak lepas dari perut buncit adelia.
" Apa itu anak devan, atau anak rendi? bukankah rendi bilang jika selama ini dia tidak mandul, jika itu benar anak rendi maka aku akan segera mempunyai cucu" sandra bermonolog dalam hatinya.
Setelah sampai di dalam mobilnya, sandra membuka suara terlebih dahulu, " Pa, adelia hamil, apa jangan-jangan anak itu adalah anak rendi?" pungkas sandra pada suaminya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments