15 Menit kemudian mobil rendi sudah tiba di klinik tempat adelia di rawat, karna memang klinik itu yang paling dekat, rendi menggendong sifa dan membawanya ke ruangan IGD. pria itu terlihat sangat khawatir dengan keadaan sifa, sebab ini memang kali pertama sifa sakit setelah 5 bulan menjadi partner kerjanya.
" Dokter tolong" ucap rendi panik
" Silahkan tunggu di luar dulu ya pak, saya akan memeriksa keadaan pasien terlebih dahulu" ucap dokter itu dan menghampiri sifa yang sudah terlihat semakin pucat.
10 Menit kemudian pintu IGD terbuka, rendi langsung menghampiri dokter yang keluar dari sana.
" Bagaimana keadaan sifa dok?"
" Ibu sifa terkena tipes pak, saya sarankan untuk di rawat inap dalam beberapa hari agar kami bisa terus memantau keadaannya"
" Baiklah dok, apa saya sudah boleh masuk"
" Silahkan pak, sebentar lagi ibu sifa akan kami pindahkan ke ruang rawat, saya permisi"
Setelah mengucapkan hal itu dokter yang tadi berlalu dari hadapan rendi, rendi pun masuk ke dalam ruang IGD. namun ternyata sifa belum juga sadarkan diri.
" Mama kenapa ma, papa perhatiin dari tadi kok melamun aja," tanya wijaya penasaran.
" Naura pa" lirihnya sendu
Mendengar nama naura wijaya menepikan mobilnya, pria paruh baya itu menatap sang istri yang sudah terlihat sedih.
" Naura, mama ingat sama anak kita naura?"
" Iya pa, anak yang tadi mengingatkan mama pada naura,"
Wijaya mengangkat sebelah alisnya saat mendengar ucapan sang istri, sifa mengingatkan nya pada anaknya yang hilang?
" Memangnya apa yang membuat anak tadi mengingatkan mama pada anak kita naura"
" Tanda lahir pa, papa ingat kan naura memiliki tanda lahir di belakang telinga kirinya, dan tadi mama gak sengaja melihat anak itu mempunyai tanda lahir yang sama, di belakang telinga kiri" ucapnya dengan pilu
Wijaya membawa yasmine dalam dekapannya, " Nanti kita cari tau ya ma" titahnya lembut.
Seperti biasa setiap hari pekan devan pasti ingin bersantai di rumah, tapi hari ini pria itu sedang merindukan mala, devan mengambil kunci mobilnya dan melajukan ke arah apartemen, karna hanya apartemen tempat yang biasa dia habiskan bersama mala. setelah tiba di apartemen miliknya devan memasukkan kode sandi apartemennya. ternyata sandinya masih tetap sama, tanggal lahir mala.
Devan memasuki kamarnya dan membuka laci yang ada di samping tempat tidurnya, ternyata pria itu mengambil sebuah Kalung yang ada liontin berbentuk hati, dan di dalamnya ada foto dirinya bersama dengan mala, sebuah foto yang mereka ambil beberapa bulan yang lalu, tepat pada malam minggu di pasar malam, waktu itu
•
•
•
•
beberapa bulan yang lalu tepat tiga hari setelah acara pernikahan, devan mengajak mala untuk pergi makan di luar, dan kebetulan sedang ada pasar malam di lapangan pusat kota, mala merengek mengajak devan untuk mampir ke pasar malam itu, walaupun awalnya devan menolak tapi karna melihat wajah sedih istrinya membuat pria itu mengiyakan ajakan mala, dan itu ternyata pertama kalinya dalam hidup devan pergi ke pasar malam.
" Wah pak ada pasar malam, ayo kita makan disana saja" ucap mala dengan sangat ceria
" Tidak mau, kita makan di restoran depan sana saja"
" Ayolah pak, kali inii saja" ucap mala lagi sambil memohon
" Tidak mau," balas devan. mendapatkan penolakan seperti itu tentu saja membuat mala menundukkan wajahnya sedih. karna melihat kesedihan yang tersirat dari wajah mala membuat devan tidak tega. " Ya sudah ayo kita kesana" ucap devan lembut
" Benarkah? yeaay, makasih ya pak, ayo kita kesana sekarang. aku lagi pengen makan makanan kesukaanku yang ada di pasar malam"
Mala menarik tangan devan, pria itu terpaksa mengikuti langkah mala dan mengekor di belakangnya. wanita itu menghentikan langkahnya di tempat orang penjual telur gulung. " Aku mau itu pak " pekik mala. " Ya sudah ayo pesan" jawab devan pelan
Mala memesan dua porsi telur gulung, mereka berdua duduk sambil menunggu pesanannya selesai. 5 menit kemudian telur gulung pesanan mala sudah selesai,
" Berapa pak?" tanya devan pada si penjual telur gulung
" 20 ribu saja den" pekiknya
Mendengar jawaban si penjual membuat devan membulatkan matanya sempurna " Hah 20rb,? murah sekali, memangnya bapak tidak rugi?" tanya devan sambil menyodorkan uang kertas berwarna merah
" Ini sudah lumayan untung den, ini kembaliannya"
" Eh tidak usah pak, kembaliannya buat bapak saja" pekik devan sopan
" Alhamdulilah, terimakasih banyak ya den" balas si penjual
Setelah itu mala membawa devan untuk menaiki sebuah wahana yang ada di sana, awalnya devan tidak mau tapi di paksa oleh mal hingga laki-laki itu nurut, Setelah duduk di atas wahana, mala memberikan 1 telur gulung untuk devan makan, " Ini pak silahkan di makan" titah mala sambil memberikan satu telur gulung pada suaminya. "Makanan apa ini?, tidak mau. nanti bisa-bisa aku sakit perut" Balas devan sambil menutup mulut dengan kedua tangannya.
" Cobain satu aja, saya jamin nanti pasti bapak akan ketagihan"
" Nanti kalau saya sakit perut bagaimana,? ini pasti tidak higienis"
" Kalau sakit perut ya tinggal pergi ke dokter, bapak kan banyak uangnya, masak bayar dokter saja tidak mampu, ini aaaa"
Akhirnya dengan terpaksa devan membuka mulutnya, pria itu terbelalak saat tau bagaimana rasanya telur gulung yang mala berikan, " Kenapa rasanya enak sekali, sini aku mau lagi" ucap devan sambil mengambil alih telur gulung yang ada di tangan mala. " Yeeeee tadi aja gak mau, awas nanti sakit perut" balas mala sambil menahan kesal
" Eeeh jangan di habisin dong pak, kan saya juga mau"
" Yaudah sini buka mulutnya. aaaaaa" Tak menunggu lama wanita itu langsung membuka mulutnya, memakan telur gulung bekas gigitan devan.
Entah kenapa itu membuat jantung mala bergedup kencang, dengan cepat mala melihat ke lain arah saat kedua manik matanya berpapasan dengan mata devan. " Aduh kenapa aku jadi gugup begini" batinnya.
" Eh pak nanti kita selfi yuk, buat kenang-kenangan. bisa bapak lihat nanti setelah masa nikah kontrak kita selesai"
" Dimana?"
" Di bawah situ, bisa langsung jadi. nanti kita minta di cetak kecil untuk di taruh di dalam liontin" Sambung mala
Devan mengangkat sebelah alisnya," Di taruh ke dalam liontin.?"
" Iya, itu nanti kita beli liontin nya di sana" ucap mala sambil menunjukkan tempat penjual kalung liontin yang ada tempat buat menyimpan foto.
" Bapak tau gak. dulu waktu saya kecil. saya tuh sering banget pergi ke pasar malam seperti ini, sama papa mama, kak nara. lalu mesti saya mesti beli telur gulung kayak tadi, di pasar malam banyak banget kenangan bersama mereka. saya sangat merindukan itu semua" ucap mala sendu.
Melihat mala bersedih seperti itu entah kenapa membuat devan membawa mala dalam dekapannya," Ikhlasin mereka, mereka sudah bahagia di alam sana" ucapnya sambil membelai lembut rambut mala.
" Dimana kamu sayang, I miss you so much " pungkas devan sendu, hingga tanpa sadar satu butir bening itu berhasil lolos dari kedua matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments