Mendengar pernyataan terakhir yang keluar dari mulut bima membuat dokter leon mengerutkan keningnya.
" Apa maksud kamu bim?" tanya leon penasaran
" Istriku saat ini belum mencintaiku le, dia masih sangat mencintai mantan suaminya" jawab bima sendu
" Apa! lalu kenapa kamu menikahinya bima?"
" Sayang, rasa sayang yang sudah membuatku punya ke inginan untuk memilikinya, walaupun terkadang hatiku terasa nyeri saat mengetahui jika istriku masih menyimpan rasa untuk laki-laki lain"
" Lalu apa kamu sudah menyentuhnya?" tanya leon lagi
" Belum, aku hanya punya keinginan membahagiakannya, tidak lebih dari itu le, aku mencintainya tanpa syarat, bahkan aku juga rela mengakui anak yang ada dalam kandungannya sebagai anakku sendiri, darah dagingku"
" Hah, sebesar itu perasaanmu terhadapnya bim?"
" Bukankah tadi sudah aku katakan, jika istriku adalah duniaku, aku tidak perduli dengan semua hal yang menurut orang lain tidak adil untuku. yang terpenting aku bisa selalu melihat senyuman yang merekah terukir dari bibirnya. itu sudah lebih dari cukup le" terang bima lagi
" Aku tidak habis pikir sama jalan pikiran kamu bim, sampai segitunya mencintai wanita, ingat bim. jangan menjadi bodoh hanya karna cinta"
" Kamu belum paham le, suatu saat nanti kamu akan mengerti setelah merasakan apa itu cinta, bukankah pepatah sudah mengatakan jika cinta itu buta?"
" Ya ya ya, terserah kamu saja bim, tapi satu hal yang harus selalu kamu ingat, jangan pernah menyesali apapun yang sudah menjadi pilihanmu sendiri"
" Iya pak dokter, terimakasih sarannya, perlu kamu tau le, apapun akan orang lakukan untuk seseorang yang mereka cintai. jangankan perasaan, nyawanya sendiri pun juga akan di korbankan demi orang yang di cintainya. suatu saat kamu akan merasakan apa yang aku rasakan saat ini" ucap bima pada leon lagi
" Kita lihat saja nanti bim, apa aku juga akan melakukan hal bodoh seperti apa yang kamu lakukan saat ini" setelah mengatakan hal itu, leon berlalu dari hadapan bima.
Di tempat lain tepatnya di perusahaan adiwijaya group. saat ini vino sedang melamun tidak jelas di meja kerjanya. ternyata pria itu sudah benar-benar mencintai mega, hingga tidak bisa fokus bekerja karna bayangan wajah mega selalu melintas dalam pikirannya.
" Pak vino kenapa senyum-senyum sendiri " pungkas laras yang tak sengaja melihat vink sedang senyum-senyum sendiri
" PAK VINOOOO" ucap laras lagi dan membuat vino membuyarkan lamunannya.
" Apaan sih ras, kamu merusak lamunan saya saja"
" Hehe maaf pak, habisnya pak vino senyum-senyum sendiri kayak orang g*** ups" laras menutup mulut dengan kedua tangannya
" Apa kamu bilang, saya kayak orang g***"
" Tidak. saya tidak mengatakan hal itu. maaf ya pak saya lagi banyak kerjaan, saya permisi dulu" Setelah itu laras pergi dari hadapan vino
" Dasar wanita aneh" gumam vino menahan rasa kesal.
Tak lama ada panggilan masuk dari devan, melihat nama devan yang muncul di sana membuat vino dengan cepat menekan tombol yang berwarna hijau.
[ Iya van. kenapa?]
[ Keruangan sekarang ] pungkas devan dan langsung memutus sambungan telfonnya.
Mendengar suruhan dari devan, vino melangkahkan kakinya menuju ruangan devan yang ada di lantai 14. tak butuh waktu lama pintu lift terbuka setelah tiba di lantai tujuan vino. " Ada apa kamu suruh aku kesini van?"
" Kamu lagi dekat dengan sahabat mala yang bernama mega bukan?" tanya devan pada vino
" Iya, memangnya kenapa van?"
" Apa kamu sudah pernah menanyakan tentang mala pada mega?"
" Sudah van, bukan hanya mega. tapi aku juga menanyakan pada adikku sindy, dan mereka mengatakan hal yang sama, tidak tau menau tentang keberadaan mantan istri lo mala"
Mendengar itu membuat devan menundukkan kepalanya sedih, " Sabar van, jika memang dia di takdir kan sebagai jodoh lo, dia pasti tau harus pulang kemana" ucap vino sambil menepuk pelan bahu devan
" Terimakasih sudah membantu gue vin, elo bisa kembali ke ruangan lo lagi"
Setelah itu vino keluar dari dalam ruangan devan. " maafkan gue, tapi gue sudah janji pada mereka untuk tidak memberitahu keberanannya, gue juga tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan lo saat mengetahui jika mala sudah menikah dengan laki-laki lain, tapi semua ini tidak akan terjadi jika elo tidak memulainya." vino bermonolog dalam batin di luar ruangan devan.
" Aku harus mencari kamu kemana lagi sayang?" pungkas devan frustasi sambil mengusap kasar wajahnya.
Di tempat lain di kediaman kakek lustama, saat ini seorang gadis cantik berpakaian seragam dokter sedang duduk termenung di atas ranjang kamarnya, semenjak kejadian tempo hari membuat sifa sering menghabiskan waktunya berdiam melamun di dalam kamar sambil melihat ke arah luar ke jendela.
" Sifa, kamu kenapa nak? kakek perhatikan sejak kejadian hari itu kamu terlihat tidak bersemangat seperti sebelumnya" suara lembut kakek lustama membuyarkan lamunan sifa
" Sifa merindukan mereka kek, sifa sangat sangat merindukan mereka, harus sampai kapan kakek melarang sifa untuk mengakui semuanya kek, hikss..hiks.."
" Sabar ya sayang, kakek janji jika waktunya sudah tiba kamu boleh berkumpul kembali bersama mereka"
" Iya tapi kapan waktu itu datang kek, dari sifa kecil itu yang selalu keluar dari mulut kakek, tapi apa! sampai sifa dewasa semua itu hanya ada dalam angan sifa saja. hiks..hiks..."
" Kakek paham dengan apa yang kamu rasakan sayang, tapi satu hal yang harus kamu tau. kakek melakukan semua ini untuk kebaikan kamu sendiri. kakek tidak mau jika orang itu mengambil kamu seperti waktu itu lagi sifa, kakek akan merasa sangat bersalah jika hal itu sampai terulang kembali, bersabarlah nak. kakek akan mengusahakan yang terbaik buat cucu kesayangan kakek" ucap kakek lustama lagi
" Aku sudah lelah di sembunyikan seperti ini kek, aku sudah lelah menjadi orang lain saat bertemu dengan papa dan mama" setelah mengatakan hal itu sifa keluar dari dalam kamarnya. meninggalkan kakek lustama yang terpaku setelah mendengar perkataan yang keluar dari mulut sifa.
Melihat kepergian sifa membuat kakek lustama mengambil napas berat, sebenarnya pria tua itu juga menginginkan hal yang serupa seperti keinginan yang di miliki sifa, berkumpul bersama anak-anaknya.
" Maafkan kakek sifa, semua ini gara-gara kakek, karna kakek kamu kehilangan kebersamaan bersama papa dan mamamu" ucap kakek lustama setelah kepergian sifa
Setelah itu kakek lustama mengambil ponsel dari dalam saku jasnya. pria tua itu menelpon seseorang yang selalu bisa membuat hatinya terasa damai.
[ Halo pa, ada apa? ] tanya seseorang dari ujung telfon
[ Tidak ada apa-apa. papa hanya merindukan bima, bisakah kamu menyuruhnya untuk datang ke indonesia menemui ku? ]
[ Baiklah pa, aku akan memintanya untuk ke indonesia menemui papa secepatnya ya, sekalian nanti biar dia bawa istrinya untuk bertemu papa ]
[ Baiklah papa tunggu ]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments