4 bulan kemudian

4 bulan telah berlalu, selama itu juga Mala dan Bima semakin dekat. Hari-hari berlalu, seperti yang sudah di rencanakan jika mala dan bima akan melangsungkan pernikahannya tepat di hari ini, Pesta pernikahan yang akan di gelar tidak terlalu mewah, hanya ada resepsi seperti yang di inginkan oleh mala sebelumnya, pernikahan itu bisa di bilang tertutup hanya orang-orang tertentu yang dapat menghadiri acara pernikahan mala dan bima.

Saat ini mala sudah siap dengan balutan gaun berwarna putih, sederhana namun begitu elegan, sangat pas dan cocok di tubuh ramping mala, wanita itu menatap pantulan dirinya lewat cermin. Seketika ingatan mala terbawa pada saat acara pernikahan konyolnya dengan devan itu dilangsungkan.

Perlahan air matanya meluruh, entah kenapa bayangan devan tak pernah lepas dari memorinya. wajahnya selalu hadir di setiap hari-hari mala, hal itu yang terkadang sering membuat mala menangis dalam kesendiriannya.

" Maafkan aku bim, sebenarnya aku terpaksa dengan pernikahan ini, Jujur saja entah kenapa hatiku masih tertinggal bersama laki-laki yang sudah menghancurkan hidupku, dia masih menjadi pemilik yang seutuhnya, sebenarnya aku mau menikah denganmu karna aku dengar bahwa mas devan sudah menikah dengan adelia" mala bermonolog sendiri, wanita itu tidak menyadari bahwa di balik pintu ada hati yang terluka

" Bodohnya aku yang masih mencintai laki-laki seperti dia, laki-laki yang sudah merusak semuanya, tapi aku janji akan belajar memberikan cinta untuk bima"

Lirih mala sendu

30 Menit kemudian acara ijab qobul sudah akan dilangsungkan, mala masih menatap dirinya lewat cermin, bahkan kedatangan sang bunda juga dia tidak menyadarinya

" Apa kamu sudah siap sayang" suara lembut alundra menerpa indra pendengaran mala, membuat wanita itu tersadar dari lamunannya.

" Eh bunda, Insyaallah mala siap" sahutnya lembut

" Ayo kita turun, semua sudah menunggu di bawah. masyaallah anak bunda cantik sekali" pungkas alundra lagi

Mala dan alundra keluar dari kamar pengantin, semua mata menatap takjub mala yang saat ini sedang berjalan menyusuri setiap anak tangga apartemen itu. Apalagi bima, pria itu saat itu sudah tercengang menatap kecantikan mala, tidak bisa di pungkiri jika memang mala sangatlah cantik. " Masyaallah, cantik sekali dia " batin bima

Pria itu masih terus memandang mala yang saat ini sudah duduk di sampingnya. hingga tak lama kemudian suara penghulu menyadarkan bima yang masih menatap mala tanpa berkedip.

" Apa ijab qobul nya sudah bisa kita mulai?"

Bima mengambil napas pelan, lalu menggenggam tangan mala. " Kamu sudah siap kan?" tanya bima pada mala

Wanita itu menatap bima sambil mengangguk dan ikut menggenggam tangan calon suaminya kemudian mengambil napas panjang serta berkata jika dirinya sudah siap. " Insyaallah" ucapnya

" SAH"

"SAH"

"SAH"

Setelah mendengar kata sah dari setiap saksi yang menghadiri pernikahannya. tanpa terasa satu butir air mata bima berhasil lolos dari mata elangnya. namun pria itu berhasil menyeka sebelum ada satu orang pun yang melihatnya. Akhirnya sebuah impian yang selama ini dia inginkan sudah menjadi kenyataan. menjadi bagian penting dalam hidup mala.

Mala dan bima saling berhadapan, wanita itu mengambil tangan bima dan mencium punggung tangan bima takzim, laki-laki yang sudah sah menjadi suaminya beberapa detik yang lalu. di lanjut dengan bima mencium puncak kening istrinya. Mala maharani. wanita cantik yang sudah berhasil mengambil hatinya sejak beberapa bulan yang lalu.

Di saat bima dan mala sudah duduk di kursi pelaminan, terdengar beberapa bisikan dari setiap tamu undangan.

" Liat deh bima sama istrinya, mereka serasi sekali ya, lakinya tampan dan perempuannya cantik. sangat serasi" ucap salah satu dari mereka

" Iya jeng, kalau kata anak jaman sekarang apa itu ya namanya... emmm"

" Couple goals jeng" timpal salah satunya

" Nah iya itu maksud saya jeng, tapi susah yang mau ngomong, lupa gitu heheh"

Bima yang mendengar itu pun langsung mengulas senyum bahagia, walaupun pria itu tau jika wanita yang sudah berstatus sebagi istrinya masih mencintai pria lain.

Ya bima mendengar apa yang mala ucapkan 1 jam yang lalu, ternyata saat itu bima akan turun kebawah dan kebetulan melewati kamar yang di tempati mala. hingga tak sengaja bima mendengar semua yang mala ucapkan.

1 jam yang lalu

" akhirnya hari ini aku akan menikah dengan mala, wanita yang sudah menjadi ratu di hatiku." ucap bima dengan senyum merekah sambil melihat pantulan dirinya lewat cermin besar di hadapannya

" Sebaiknya aku turun sekarang," *ucapnya lagi. bima keluar dari dalam kamar tamu. namun saat dia sedang melangkahkan kakinya tanpa sengaja bima mendengar suara mala dari dalam kamar yang akan menjadi kamar pengantin untuk mereka.

Langkah bima terhenti, pria itu berdiri tepat di depan pintu kamar pengantinnya, hatinya terasa nyeri saat mendengar suara mala yang sedang mengatakan jika dirinya masih sangat mencintai devan mantan suaminya*.

" sabar bim, seiring berjalannya waktu kamu pasti bisa menumbuhkan rasa dalam hati mala. semua hanya tentang waktu, bukankah yang di cintai akan kalah dengannya yang selalu ada, kamu pasti bisa buat mala jatuh cinta" ucap bima dalam hatinya

Setelah itu bima mendengar langkah kaki yang sedang naik tangga, buru-buru bima menyembunyikan dirinya di balik tembok dekat kamar yang di tempati mala, setelah orang itu masuk ke kamar pengantin cepat-cepat bima keluar dari sana dan turun ke bawah. pria itu duduk di depan kursi penghulu, mencoba tenang seakan tidak tau apa-apa.

" Selamat ya buat kalian berdua. gak nyangka ya bim kita malah jadi saudara ipar, terimakasih sudah menjaga mala selama ini" ucap andra memberi selamat sambil memeluk sahabatnya.

" Terimakasih dra, berkat kamu aku bisa kenal sama mala, dia sudah berhasil mencuri hatiku sejak pertama kali aku menjemputnya di bandara"

Meninggalkan resepsi pernikahan mala dan bima, saat ini di indonesia devan sedang melamun di balkon kamarnya. pria itu memegang dadanya sebelah kiri yang terasa begitu nyeri. entah kenapa beberapa hari ini hatinya terasa sakit setiap mengingat mala,

rasa bersalah devan masih terus mendominasi dalam hatinya, mengingat itu membuat devan semakin membenci adelia, gara-gara omong kosongnya mala pergi dari hidup devan. " Mas mau sampai kapan kamu mendiami aku seperti ini? aku sudah menjadi istrimu. tapi kenapa kamu tidak pernah menyentuhku" lirih adelia sendu

seketika devan membalikkan badannya menghadap ke arah adelia yang ada di belakangnya. " Sampai aku bisa menemukan mala, dan membawanya kembali ke sisi ku lagi, kamu jangan pernah bermimpi aku akan menyentuhmu, karna semua itu tidak akan pernah terjadi, sejak aku tau kebohongan yang kamu buat dengan mulut busukmu dari saat itu juga kamu tak lain hanya orang asing dalam hidupku, ingat kita hanyalah orang asing yang terpaksa tinggal di bawah atap yang sama" ucapnya dengan nada tinggi.

Setelah mengatakan hal itu devan langsung berlalu dari hadapan adelia. meninggalkan wanita itu yang sudah menangis di atas lantai balkon kamar mereka.

" Kenapa kamu tega melakukan ini pada ku van, hikss..."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!