Chapter 14

Itulah yang sekarang kami lakukan, karena Nona Livi akan kembali ke sini untuk makan siang. Nona Livi akan berperilaku seperti keluarga istana dan melihat bagaimana kerja kami sebagai calon pelayan istana.

Kami dibagi perkelompok sesuai dengan pembagian kamar kami, 5 kelompok harus membuat hidangan yang berbeda. Mulai dari makanan pembuka, sup, hidangan utama, makanan ringan hingga makanan penutup.

Aku bersama Bridget, Joie dan Effie mendapatkan tugas untuk membuat hidangan utama.

Awalnya kami kebingungan memikirkan apa yang harus dimasak untuk menu kali ini, Bridget menyarankan kami memasak sesuatu yang menggunakan daging. Namun salah satu dari kami tidak ada yang pernah memasak daging sebelumnya.

Disamping itu kami juga tidak ingin mengambil risiko yang menyebabkan kami memberikan masakan gagal kepada Nona Livi.

Saat itu aku teringat dengan kentang tumbuk buatan ibu.

Aku mengangkat tanganku dan berbicara kepada mereka.

“Bagaimana jika kita membuat kentang tumbuk?”

“Kentang tumbuk?” Nampak ekspresi terkejut di wajah Bridget. “Bukankah itu terlalu biasa?” Lanjutnya.

“Tapi kita tidak bisa memberikan Nona Livi makanan yang sembarangan, kita juga tidak tau apa yang akan terjadi jika kita gagal dalam tes kali ini.” Aku mencoba meyakinkan Bridget.

“Sepertinya itu bisa dicoba dan kedengarannya tidak terlalu buruk.” Effie setuju dengan pendapatku.

“Bagaimana denganmu?” Bridget melirik kearah Joie.

Joie terkejut ketika Bridget meliriknya, dia tidak bisa memberikan saran apa-apa yang bisa dia lakukan hanyalah setuju dan bekerja dengan yang lainnya.

“A-aku tidak keberatan apapun itu.”

“Ya kalau begitu sudah diputuskan, kita akan membuat kentang tumbuk untuk hidangan utamanya.” Aku memakai celemek masakku dan mengambil semua bahan yang dibutuhkan.

Sejujurnya aku belum terlalu paham terntang hidangan pembuka, hidangan utama dan hidangan penutup. Walaupun saat pertama kali aku datang kesini aku sudah dihidangkan makanan seperti itu, lagipula apa keluarga istana harus makan sebanyak itu untuk sekali makan, itu sangat berbeda denganku yang hanya bisa memakan apa saja yang Ibu masakan untuk kami.

Bridget menghampiriku dan bertanya. “Jadi, apa saja yang kita butuhkan untuk membuat itu?”

“Itu mudah, kita hanya butuh kentang, susu dan juga keju.”

“Itu saja? Bukankah itu tidak terlalu sederhana?” Bridget masih tampak tidak setuju dengan masakan kami.

“Bukankah kamu sudah mengatakan itu tadi?” Aku menghela nafas karena sedikit malas berdebat dengannya.

“Bagaimana jika kita tambahan sedikit sosis dipinggirnya?”

Aku menelan ludahku dan membalikan tubuhku karena terkejut dengan Bridget yang memberikan saran.

“Apa kamu bisa memasaknya?” Tanyaku sedikit ragu.

“Itu hanya perlu direbus dan dimasak di atas sedikit minyak beberapa lama, itu mudah. Aku bisa membuatnya.” Bridget menjawab dengan penuh percaya diri.

“Kalau begitu baiklah, kedengarannya kentang tumbuk dan sosis bukanlah hal buruk untuk dimakan bersamaan.”

Aku tanpa pikir panjang setuju dengan saran Bridget dan mulai membagi tugas diantara kami dan mulai mengambil bahan yang dibutuhkan.

Namun saat melihat kentang-kentang itu aku sadar, aku tidak terlalu mahir mengupasnya.

Terakhir kali aku mengupas kentang-kentang itu bersama Ibu aku membuat kupasan yang buruk.

“Hei Bridget apa kamu bisa mengupas kentang?”

Aku akan melempar tugas ini kepada Bridget karena dia kelihatan pintar, aku tidak bisa mempelihatkan hasil kupasanku kepada mereka karena itu akan membuatku malu.

“Aku belum pernah, tapi sepertinya aku bisa mencobanya.”

Mendengar jawaban Bridget seketika aku berpikir, jika dia tidak pernah melakukannya bukankah dia lebih buruk dariku? Namun tidak masalah aku akan memberinya kesempatan.

Aku memberikan 1 buah kentang dan Bridget mengambil pisau kecil yang berada di rak dapur.

“Baiklah kamu bisa mencobanya. Aku akan memanaskan air, Effie akan membuat daging cincang itu menjadi bentuk sosis dan Joie akan memotong keju-keju itu menjadi beberapa bagian.”

Mereka menerima pembagian tugas tanpa satu kata tolakan.

Setelah beberapa saat Bridget memanggilku untuk memperlihatkan hasil kupasan kentang yang dia lakukan.

“Lisa, apa seperti ini?” Bridget menyodorkan kentang yang sudah dikupas kepadaku.

Aku melihatnya dengan kagum, kentang itu tampak sempurna seperti bola.

“Tu-tunggu. Kenapa kamu membuatnya bulat seperti ini. Lihat kentang yang kamu kupas banyak daging kentangnya yang terbuang.” Aku menunjuk ke arah kulit kentang yang berserakan dengan daging kentangnya yang masih menempel besar-besar.

“Oh.. aku melakukannya dengan salah ya?” Tanya Bridget dengan nada datar.

“Tentu saja! Tidak apa kamu bisa coba lagi. Tapi coba untuk hanya memisahkan kulitnya dari kentangnya, jangan memotong kentangnya.”

“Baiklah.”

Bridget mulai mengupas kentang lainnya, ketika aku baru berbalik untuk mengecek apakah airnya sudah mendidih Bridget mencolek pundakku dan menyodorkan kentangnya.

“Seperti ini?” Tanya Bridget dengan wajah datar.

Aku melihat kentang kedua yang Bridget kupas dan kulit kentangnya, itu sempuna. Tidak ada daging kentang yang terbuang dan menempel di kulit kentangnya.

“Y-ya, itu bagus.”

Diriku seakan menangis melihat itu, dia baru mencobanya dua kali namun hasilnya sungguh sempurna.

‘Sial, Bridget dan Selova memang orang pintar mereka cepat belajar.’ Aku sangat iri.

Aku menutup wajahku karena ingin menangis.

“Lisa airnya sudah panas.” Ucap Joie

Aku perlahan membuat tanganku dan mengintipnya. “Ah ya, biarkan saja. Kita akan merebus sosis dan kentangnya nanti di sana.”

“Ini, sudah selesai.”

Bridget menyerahkan keranjang berisi kentang yang sudah terkupas dengan rapi.

“Sudah?”

‘Cepat sekali oi.’

Aku menerima keranjang berisi kentang itu dan mulai menaruh kentangnya satu per satu ke dalam air yang sudah panas.

“Apa harus di rebus terlebih dahulu?” Tanya Bridget

“Ah? Oh iya, itu biar kita mudah menumbuknya nanti hehe.”

‘Aku sebenarnya hanya asal bicara, aku tidak tahu juga karena aku hanya melihat Ibu melakukannya seperti ini.’

Bridget memperhatikan dengan penuh rasa penasaran, dia seperti orang yang tidak pernah memakan kentang atau memasak kentang.

“Apa 5 sosis cukup?” Tanya Effie.

Aku memalingkan wajahku untuk menjawab pertanyaan Effie

“Tidak, kita harus membuat..”

Namun aku cukup terkejut dengan apa yang kulihat.

‘Oi-oi sosisnya gede-gede banget. Siapa yang mau makan sebanyak itu.’

Effie membuat sosis yang besarnya hampir sebesar lenganku.

“Ahaha.. mungkin itu sudah cukup, kamu bisa merebusnya di panci satunya.”

“Oke.”

“Lisa, aku juga sudah selesai.” Ucap Joie memperlihatkan keju potongannya.

“Oh.. bagus Joie.”

Aku bersyukur, sepertinya hanya Joie di sini yang tampak normal.

Saat dirasa sudah cukup, aku mengambil kain untuk mengangkat panci berisi kentang.

‘Uhh ini lebih berat dari kelihatannya.’ Karena aku tidak hanya mengangkat kentang tapi juga air, jika goyang sedikit saja akan berbahaya terkena air mendidih.

“Apa yang akan kita lakukan sekarang?” Tanya Bridget.

“Kita akan menumbuk kentangnya, tapi kita akan diamkan dulu beberapa saat.”

Aku terus mengingat apa yang Ibu lakukan hari itu, aku belum bisa melakukannya dengan caraku. Aku hanya bisa melakukannya dengan cara Ibu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!