Chapter 15

“Lisa, sosisnya sudah mengambang.” Ucap Effie

“Oh ya, kalau begitu kita bisa memasaknya dengan minyak.”

“Biar aku yang melakukannya.” Bridget mengangkat tangan menawarkan dirinya.

“Baiklah kalau begitu, serahkan sosisnya kepada Bridget.”

Sekarang tinggal kentangnya, aku mengambil garpu dan memindahkan kentangnya satu per satu ke dalam wadah lainnya.

Aku menghancurkan kentang dengan garpu kayu yang ada di rak alat.

Ketika kentang sudah sedikit halus, aku menambahkan sedikit susu dan memasukan keju yang sudah dipotong oleh Joie. Terima kasih kepada Joie karena dia memotong kejunya dengan ukuran yang benar, keju yang tidak lebih panjang dari kelingkingku ini bisa dihancurkan dengan mudah.

Kentang tumbuk buatanku sudah jadi, yah ini terlihat mirip dengan yang di buat Ibuku waktu itu. Aku mengambil sedikit kentang itu dan merasakannya.

Aku membuat wajah yang tidak enak dipandang ketika merasakannya, seperti ada sesuatu yang kurang.

Rasa kentang tumbuk ini sedikit hambar, hanya terasa sedikit asin dari keju dan lembut dari susu.

Joie yang menyadari ekspresi wajahku membuka mulutnya. “Ada apa Lisa?” Tanya Joie.

“Ah tidak, ini tidak seperti buatan Ibuku. Rasanya tidak begini.” Jawabku sambal memikirkan apa yang terlewatkan.

Saat itu aku baru ingat, Ibu memasukan sesuatu yang berbentuk bubuk ke dalam kentang ini. Sesuatu yang berwarna putih dan putih pucat.

Aku langsung mencari bahan yang kurang itu di rak bumbu dengan tergesa-gesa.

“Kamu mencari apa Lisa?” Tanya Effie.

“Ada sesuatu yang kurang, tapi aku tidak tahu namanya.” Jawabku sambil membuka wadah kaca kecil yang menampung sesuatu yang bubuk dan menciumnya.

Tidak lama aku menemukan sesuatu yang mirip, itu adalah garam dan merica.

Aku membuka wadah garam dan merasakannya, ketika itu menyentuh lidahku aku tidak kuasa membuat wajah konyol.

‘Ueh, ini asin sekali.’

Lalu bagaimana dengan yang satunya, ketika aku membuka wadah yang satunya bau pedas langsung menusuk hidungku hingga aku ingin bersin.

‘Tidak, tidak, aku tidak akan merasakan ini. Dari baunya saja sudah sangat pedas dan menyengat.’ Batinku menolak dan menutup wadah itu kembali.

Ketika aku kembali dengan Effie tempat kerja kami dipenuhi oleh orang-orang yang berkumpul.

“A-ada apa ini?” Tanyaku kepada Effie, namun Effie menjawab dengan menggelengkan kepadanya karena dia juga tidak tahu apa yang terjadi.

Ketika aku dan Effie mendekat, kumpulan asap membawa bau yang harum dan sangat enak dicium.

Aku memaksakan tubuhku untuk melewati orang-orang ini dan melihat apa yang terjadi. Sepertinya asap itu berasal dari sosis yang dimasak oleh Bridget.

“Joie ada apa ini?” Tanyaku sedikit terkejut.

“Bridget melakukan sesuatu ketika memasak sosis dan aroma yang harum tercium ke seluruh ruangan, lalu tiba-tiba semua orang berkumpul ke sini.” Jawab Joie.

Tidak lama setelah aku kembali, sosis yang dimasak oleh Bridget sudah matang dan Bridget menatanya di atas piring.

Sosis yang sudah dipotong kecil-kecil dan dilumuri saus merah ini membuat air liurku berkumpul dalam mulutku.

“Br-Bridget, apa boleh aku mencobanya?” Aku memberanikan diri bertanya, aku berjalan seperti zombie dengan tangan di depan seperti melayang kearah sosis itu.

“Boleh, piring ini memang untuk kita mencobanya.” Jawab Bridget.

Aku langsung berlari dan mengambil garpu.

Melihat daging sosis ini dari dekat tidak bisa berhenti membuatku meneteskan air liurku. Saus merahnya yang kentang menutupi seluruh permukaan sosis itu, aku tidak sabar untuk merasakannya.

Ketika aku mengambil sepotong dan memasukannya kemulutku, rasa saus itu seakan pecah di dalam mulutku. Ditambah dengan daging sosisnya yang kenyal ini membuatku tidak bisa berhenti mengunyah.

Semua orang bisa melihat wajahku saat ini, ekspresi yang seakan aku sedang merasakan surge dunia.

Aku tidak bisa berhenti merasakan ini, ketika sosis di dalam mulutku sudah habis. Aku langsung mengambil lagi sepotong dan memasukannya ke dalam mulutku.

“Tu-tunggu Lisa, itu tidak adil berikan kepada kami juga.” Ucap Joie.

Aku berpikir bahwa aku bisa memakan semua sendirian, namun ucapan Joie menyadarkanku. Selagi aku sedang mengunyah aku memberikan garpu di tanganku kepada Joie.

Joie mulai memakannya dan melukiskan ekspresi yang sama denganku, Effie tidak ingin ketinggalan. Dia juga ingin ikut merasakannya dan mengambil garpu yang dipegang oleh Effie.

Kami bertiga menikmatinya dengan gembira. Namun saat aku membuka mataku, aku melihat sekumpulan orang-orang yang menjadi calon pelayan kerajaan masih berkumpul.

Mereka tidak bisa memalingkan mata mereka dari makanan ini, dari wajah mereka nampak keinginan mereka untuk mencobanya. Namun di sisi lain mereka tidak bisa mengatakannya karena mereka merasa tidak enak jika seseorang dari kelompok lain mencoba makanan kelompok lain.

Aku yang menyadari hal itu memberikan sinyal kepada Bridget.

“Sstt.” Desisku.

Bridget melirikku dan aku menunjuk pada kerumunan, Bridget juga sadar orang-orang ini menunggu untuk mencicipi masakannya.

“Apa kalian mau mencobanya?.”

Semua orang melirik satu sama lain, mereka merasa tidak enak namun di sisi lain mereka juga tidak ingin berbohong tentang keinginan mereka untuk mencoba masakan Bridget.

Kemudian salah satu dari mereka bertanya.

“Bolehkah?” Tanya orang itu.

“Tentu, kami memasak banyak. Ini cukup untuk semua.” Jawab Bridget.

“Ka-kalau begitu aku mau.” Salah seorang dari mereka mengangkat tangannya.

“Aku juga.”

“Aku juga ingin mencobanya.”

Semua orang mengangkat tangannya, saat ini Bridget seperti Dewi Rezeki bagi mereka.

‘Wah sangat menyilaukan.’ Teriak batinku ketika melihat senyum Bridget kepada mereka.

Akhirnya semua orang kebagian mencicipinya satu per satu.

“Ah sial, aku lupa menambahkan garam dan mericanya.”

Aku langsung bergegas kembali, dan menambahkan garam dan merica.

Ini tidak bisa ditambahkan terlalu banyak, jika aku menambahkan garam terlalu banyak kentang ini akan keasinan dan jika aku menambahkan merica terlalu banyak rasanya akan terlalu menyengat.

Aku menjumput keduanya dengan jariku dan menaburkannya keduanya sedikit dan mengaduk kentangnya lagi. Aku juga terus merasakannya apa sudah pas atau belum.

Ketika aku rasa sudah cukup, kentang tumbukku sudah jadi.

“Ehm.” Ini seperti buatan Ibu.

“Apa sudah jadi?” Tanya Joie.

“Ya. Kamu bisa mencobanya dan berikan pendapatmu.”

Joie kemudian mencobanya dan dia menyukainya.

“Ini enak Lisa, aku baru merasakan makanan yang seperti ini.” Puji Joie.

“Ehehe benarkah?”

Pujian Joie membuatku sedikit malu dan bangga terhadap diriku, aku membusungkan dadaku untuk menunjukkan bahwa aku bangga.

“Aku ingin mencobanya.” Kata Bridget dengan wajah datar sambil berjalan ker arahku.

“O-oh ya, silakan.” Aku menyingkir untuk memberikannya ruang.

Entah kenapa Bridget yang ingin mencoba makananku membuatku sedikit gugup. Padahal Joie sudah memujiku dengan tulus, tapi aku masih takut akan komentar Bridget yang pedas.

Aku tidak kuasa menahan rasa gugupku hingga aku mengepal tanganku dengan keras dan menutup mataku. Di sisi lain Bridget mulai mencicipi hidanganku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!