Chapter 10

“4, 8, 12, 16, 20.” Dia mengeluarkan 5 kunci dan dari besi itu dan memberikan satu kepada orang paling depan.

“Kamu kamar nomor 1, 3 orang di belakangmu akan menjadi teman sekamarmu.” Kata wanita itu memberikan kunci kepada orang yang berapa di paling depan.

Begitu seterusnya, karena aku berada diurutan ke 7 maka aku akan mendapatkan kamar nomor 2.

Saat kunci kamar nomor 2 diserahkan kepada orang yang berada di depanku, aku langsung mengikutinya.

Ketika pintu di buka, mereka langsung berlari masuk ke dalam. Namun aku terpaku di tempatku berdiri, kamar ini lebih bagus daripada kamarku di rumah. Ini lebih luas, dekorasinya lebih bagus, bahkan walaupun aku belum mencoba kasur yang berada di dalamnya aku sudah tau bahwa kasur itu lebih empuk dibandingkan kasur di rumahku.

“Kenapa kamu diam saja di sana? Ayo masuk.” Salah satu wanita itu mengajakku masuk ke kamar. Dia adalah orang yang diberikan kunci oleh si wanita dewasa sebelumnya

“Ah iya.” Aku mengangkat tasku dan masuk ke dalam.

“Kita baru bertemu, bagaimana kalau kita berkenalan terlebih dahulu? Bagaimanapun juga kita akan menjadi teman sekamar, kita harus mengenal satu sama lain. Aku Bridget, aku dari desa Eustace.”

“Aku Effie aku berasal dari Glubled.”

“Namaku Joie, aku dari desa Albarican.”

Mereka sudah memperkenalkan dirinya masing-masing dan sekarang adalah giliranku.

“Aku Lisa, aku dari desa Eshina.”

Ketika aku memperkenalkan diriku semua orang tampak keheranan.

“Eshina? Aku baru pertama kali mendengarnya, di mana itu?” Tanya Joie.

“Itu, ada di ujung utara dan menjadi desa paling ujung yang berada di kerajaan Leofwine desa itu adalah desa yang terakhir kita datangi saat pasukan kerajaan mengambil para calon.” Bridget menjawab pertanyaan Joie dengan lancar.

“Apa aku benar?” Tanya Bridget melihat ke arahku.

“Ah, iya benar. Desaku berada di ujung paling utara, dan jaraknya sangat jauh dengan desa-desa yang lain. Jadi terkadang mereka tidak tahu bahwa desaku itu sebenenarnya ada.”

Joie dan Effie mengangguk tanda mengerti.

Melihat Bridget mengingatkanku kepada Selova, dia orang yang bisa tampil menonjol dibandingkan yang lainnya.

Jam makan malam sudah tiba, kami turun ke bawah untuk makan bersama. Makanan sudah tersedia di semua meja, aku melihat wanita dewasa itu menyiapkan makanan itu sendirian.

“Bibi, apa kamu butuh bantuan?” Aku berlari menghampiri wanita dewasa itu dan menawarkannya bantuan sebagai tanda kesopanan.

“Tidak apa-apa, ini sudah akan selesai. Aku memang ditugaskan untuk menyiapkan kebutuhan kalian, dan juga tolong jangan panggil aku bibi. Aku belum terlalu tua untuk sebutan itu, panggil saja aku Livi.”

Tutur kata, bahasa tubuh dan juga cara bicaranya. Tidak ada yang bisa aku benci darinya, dia terlihat seperti orang yang sangat baik yang akan menjagamu seperti anaknya sendiri.

“Baik Nyonya Livi.”

“Aku belum menikah.”

“Ah maaf Nona Livi.”

“Duduklah! sebentar lagi semua akan siap.” Dia menarik kursi untukku dengan senyum ramah di wajahnya.

Aku duduk di kursi yang sudah dia siapkan.

“Siapa namamu Nona manis?”

“Namaku Lisa.” Sebutan nona manis itu membuatku sangat malu, aku tertawa sambil menyembunyikan wajahku.

“Lisa? Hmm nama yang bagus. Dari mana asalmu?”

“Aku dari desa Eshina.”

“Oh sungguh tempat yang jauh. Kalau begitu karena kamu sudah sampai di sini berjuanglah sekuat tenaga ya, jika ada yang ingin kamu tanyakan kau bisa mencariku.”

“Terima kasih Nona Livi.”

Hidangan yang ada di depan mataku bukanlah hidangan yang biasa, ini seperti hidangan yang sangat mewah. Ini pertama kalinya aku melihat sesuatu seperti ini.

Setelah semua sudah berkumpul dan kami dipersilakan makan.

Aku tidak tahu harus mulai dari mana, banyak makanan yang belum aku pernah aku coba. Akhirnya pilihan ku jatuh kepada makanan yang berbentuk seperti roti yang panjang menyerupai amplop.

Ketika aku mengigitnya, mataku membesar dan aku mengunyah dengan perlahan untuk merasakan rasanya. Rasa yang baru pertama kali aku rasakan ini membuat aku jatuh cinta kepada makanan ini, dengan isian daging sapi cincang dan sayuran di dalamnya memberikan rasa yang unik saat aku mengunyahnya.

“Wah apa ini? Ini sangat enak.” Aku menunjukkan kue yang ku makan kepada Joie, Effie dan Bridget.

“Itu adalah risoles.” Jawab Bridget.

“Risoles? ini sangat enak, aku baru pertama kali makan ini.”

Aku menikmati risoles ini dengan sepenuh hati, Joie dan Effie juga sepertinya setuju dengan pendapatku. Makanan ini memang sangat enak.

Selanjutnya ada ayam utuh yang dipanggang di perapian, aku tidak tahu apa bumbu yang digunakan di masakan ini. Namun rasa gurih, asin dan juga sedikit rasa terbakar ini sungguh lezat.

Terakhir kami makan pudding sebagai makanan penutup, makanan ini sangat kenyal ketika di sentuh. Bahkan itu akan bergoyang-goyang ketika kamu mengangkatnya, rasa manis dan juga lembut terasa meleleh dimulutku. Ini adalah hidangan yang paling kusukai di antara yang lainnya.

Selesai makan malam, semua orang naik dan kembali ke kamarnya untuk dipersilakan untuk istirahat. Aku yang penasaran dengan makanan yang bernama pudding yang aku makan menghampiri nona Livi untuk menanyakannya sesuatu.

“Nona Livi.”

“Ya? Ada apa?”

“Apa pudding itu kamu yang membuatnya?” Aku menunjuk kepada piring kosong bekas pudding.

“Iya, kenapa?”

“Aku menyukainya, itu sangat enak. Bisakah kamu mengajarkannya cara membuat itu kepadaku? Aku ingin Ibu, Ayah dan adikku merasakannya juga.”

Nona Livi membalas pertanyaanku dengan senyumnya lagi, dia berjongkok untuk mengsejajarkan dirinya denganku.

“Baiklah aku akan memberitahumu cara membuatnya, aku akan menuliskan bahan dan cara membuatnya agar kamu bisa memberitahukan kepada Ibumu cara membuatnya. Untuk sekarang kamu harus istirahat terlebih dahulu, karena besok akan menjadi hari yang panjang.”

Tidak ada rasa keberatan maupun penolakan di wajah Nona Livi, ini membuatku semakin menyukainya.

“Baik terima kasih Nona Livi.” Aku membungkuk sebagai tanda terima kasih.

“Dengan senang hati.”

‘Ah benar.’ Berbicara soal menulis, aku harus mengirim surat untuk keluargaku dan memberitahukan kepada mereka bahwa aku sudah sampai di kota.

Aku akan beristirahat dulu untuk malam ini dan menuliskan surat itu besok dan mengirimkannya bersamaan dengan resep yang akan diberikan Nona Livi kepadaku.

Saat itu aku merasa hanya menutup mata sebentar dan harus bangun lagi dengan cepat. Suara kecil namun mengganggu terus berbunyi, bunyinya seperti lonceng. Walaupun bunyinya kecil namun itu berlangsung sangat lama yang membuat tidur kami tidak nyenyak.

“Uh…” Aku meronta di atas kasurku, bangun dengan suara yang tiba-tiba masuk ke telingaku membuat kepalaku sangat pusing.

Aku membuka mataku dan melihat teman sekamarku, aku dapat melihat jelas pada raut wajah mereka bahwa mereka merasakan hal yang sama denganku. Dibangunkan dengan tiba-tiba sungguh tidak enak.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!