"Nyonya? Kenapa anda membawa wanita ini kesini?" tanya Hani pada Meliana yang malam itu datang ke ruangan intensive di mana Damar sedang di rawat.
Marissa cukup terkejut ketika melihat ibu mertuanya ada di tempat itu. Mata Marissa tertuju pada seseorang yang sedang berbaring di ranjang, tak berdaya. Marissa bertanya-tanya, siapa orang itu??
"Ibu?? Kenapa Ibu ada di sini?"
"Tidak usah sok akrab! Aku bukan ibumu. Pergi kamu dari sini!" terlihat Hani yang begitu marah kepada Marissa yang tentu saja merasa sedih melihatnya begitu membenci dirinya sejak dulu.
Entah apa yang sudah dilakukan Marissa di masa lalu sehingga membuat Ibu mertuanya begitu membenci dirinya. Apa karena dia hanya seorang anak panti asuhan yang di anggap miskin papa??
Meliana dan Surya menatap tajam ke arah Hani yang tadi mendorong tubuh Marissa hingga jatuh.
"Jangan berlebihan! Aku susah payah membawa dia kemari untuk bisa membantu kita membangunkan Damar dari koma. Jangan membuatku marah!" Meliana menatap tajam ke arah Hani yang langsung menciut nyalinya.
Marissa cukup terkejut mendengar ucapan Meliana.
"Apa maksud anda?? Siapa yang koma??" mata Marissa sontak berembun. Karena tidak mengerti apa yang dikatakan oleh mereka.
Meliana menerangkan segalanya kepada Marisa sehingga membuat wanita itu langsung menubruk tubuh Damar yang masih belum sadarkan diri.
"Mas Damar!! Jadi kamu dalam keadaan seperti ini, Mas? Ya Allah, Mas. Pantes saja kau tidak pernah menghubungiku. Hiks hiks!" Marissa terus mencium telapak tangan Damar yang terlihat begitu pucat.
Hatinya begitu sedih dan sakit. Bagaimana mungkin kedua mertuanya merahasiakan hal sebesar itu kepada dirinya? Kejam sekali!! Marissa kecewa dan marah kepada Hani dan Darma.
"Kenapa ibu tidak memberitahukan kepada saya tentang keadaan Mas Damar? Kenapa bu?" tanya Marissa penuh amarah dan kesedihan.
Perasaannya bercampur aduk. Marissa tahu bahwa dia tidak layak untuk marah kepada mereka. Tetapi apa yang sudah dilakukan oleh kedua mertua ini benar-benar sudah keterlaluan karena memisahkan suami istri selama bertahun-tahun lamanya.
"5 tahun aku menunggu kepulangannya siang dan malam. Bahkan hampir satu tahun lamanya Aku tidak bisa menghubungi dia kembali. Kenapa ibu begitu jahat, Bu? Apakah yang sudah kulakukan sehingga membuatmu begitu membenciku?" Marissa terus memukul dadanya yang terasa begitu sakit mengetahui semua fakta yang ada di hadapannya.
"Untuk apa aku memberitahumu, huh? Aku memang sengaja mengatakan kepada Damar untuk pergi dari rumahmu. Aku tidak suka melihat anakku harus hidup susah bersamamu. Aku tidak akan pernah membiarkan semua itu terjadi! Aku menyuruh Damar agar pergi dan menikah dengan Arimbi. Ucapan dia yang mengatakan akan merantau ke Kalimantan semua itu adalah kebohongan belaka karena aku yang memerintahkannya!! Kenapa? Marah kau?"
Bagaikan disambar petir di siang bolong mendengarkan hal itu dari mulut Hani.
Sebuah kebenaran yang meluluhlantakkan hatinya sebagai seorang wanita dan istri yang tak di anggap.
"Maafkan Damar, Marissa. Semua itu dilakukan oleh Damar, karena ibunya yang mengancam Damar akan bunuh diri. Damar sebenarnya sudah berusaha untuk menolaknya. Dia berkali-kali berusaha untuk menemuimu tapi selalu dihalangi oleh istri mudanya. Hingga pada akhirnya, Damar mengalami kecelakaan fatal pada malam itu dan sampai saat ini koma. Arimbi meninggalkan Damar sejak dia tak kunjung bangun." Darma menjelaskan semuanya kepada Marissa karena dia tidak mau terjadi kesalahpahaman terhadap menantunya.
Bagaimanapun juga Darma tahu kalau Damar mencintai Marissa dan tidak ingin kehilangan wanita itu sebagai istrinya.
Walaupun Damar bukanlah anak kandungnya. Tetapi dia menyayanginya melebihi dirinya sendiri. Apalagi Damar anak dari Meliana, wanita yang selamanya akan terus bertahta di dalam hatinya.
Meliana sejak tadi hanya diam dan melihat drama yang sangat memuakkan baginya.
"Sudahlah hentikan semua omong kosong kalian! Marissa, aku membawamu kemari karena ingin meminta tolong padamu untuk membangunkan anakku yang sudah tidur terlalu lama." Marissa bingung di buatnya.
"Anakmu? Bukankah Mas Damar adalah anak Ibu Hani dan ayah Darma?" Marisa mencoba untuk mengkonfirmasi sebuah kenyataan yang baru dia tahu tentang suaminya yang penuh misteri.
"Damar adalah kembaran dari Sukma yang kami titipkan kepada keluarga sopir dan pembantu yang bekerja di kediamanku pada saat aku melahirkan mereka. Aku terpaksa melakukan itu untuk membuat hidup mereka menjadi aman. Kenapa?" Marissa terkejut bukan kepalang mendengar kenyataan itu.
"Jadi Mas Damar adalah kembarannya Sukma? Lalu, Kenapa kalian diam saja dan tidak memberitahukan aku? Ketika pada hari itu anakku menangis dan memanggil ayahnya. Kenapa?" sakit sekali hati Marissa karena ternyata begitu banyak kebohongan dan rahasia yang selama ini tidak dia ketahui.
Hani saling menatap dengan Meliana. Seakan bertanya apa yang terjadi sesungguhnya.
"Sekitar sebulan yang lalu, wanita ini pernah bertemu dengan Sukma. Mungkin karena itu yang membuat dia datang ke Jakarta untuk menemui suami dia yang pergi tanpa kabar berita." Meliana menjelaskan kepada Hani yang tampak bingung.
Hani menatap sinis kepada Marisa.
"Tidak ada yang berubah dengan kedatanganmu kemari. Begitu Damar siuman dari komanya, aku akan meminta kepada dia untuk menceraikanmu dan fokus kepada Arimbi dan anaknya. Kamu sebaiknya menjauh dari kehidupan anak kami!" Meliana menggelengkan kepala melihat kelakuan Hani yang terlalu ikut campur dengan kehidupan Damar dan Marissa.
Surya hanya duduk diam dan terus melihat. Saat ini otak jahatnya masih terus mencerna semua informasi yang diberikan oleh mereka. Surya bagaimanapun masih terngiang dengan pengakuan Marissa hingga mengatakan kalau dia adalah anaknya Alvin, saingan bisnisnya sejak lama.
Seingatnya dulu dirinya sudah membunuh anak yang di bawa oleh istrinya Alvin yang kabur dari penculikan yang dia rencanakan. Kenapa tiba-tiba saja muncul Marissa yang mengaku sebagai anak dari Alvin? Aneh!! Surya memutuskan akan menyelidiki semua itu sampai tuntas.
Surya tidak akan pernah membiarkan pekerjaannya tidak selesai. Surya diam-diam mengirimkan pesan kepada anak buahnya untuk mulai menyelidiki kehidupan Marissa selama di Jakarta.
"Rawatlah Damar, kau tidak usah mendengarkan apa yang dikatakan oleh Hani. Kalau kamu berhasil membuat dia sadar dan kembali sehat. Aku berjanji akan menjamin dirimu sebagai istrinya. Aku akan menyuruh Damar untuk menceraikan Arimbi yang sampai saat ini tidak peduli dengan anakku. Wanita itu kurang ajar sekali. Dia pergi begitu saja setelah membuat anakku celaka hingga seperti ini!" terlihat Meliana yang begitu geram saat membayangkan keponakannya yang sudah membuat Damar berada di titik seperti itu.
Apakah Marissa akan menerima tawaran Meliana untuk membantu mereka merawat Damar yang sudah koma lebih dari enam bulan lamanya? Bagaimana perasaan Bara saat tahu suami Marissa sudah di temukan??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Apriyanti
lanjut thor
2023-12-06
2