Part 19

"Di mana Marissa? Apa kau masih belum menemukan dia?" tanya Alvin dengan khawatir pada Bara.

Bara sejak tadi terus menghubungi anak buahnya yang dia perintahkan untuk mencari Marissa.

"Masih belum ada kabar, Pah. Papa tenang ya, jangan sampai masalah ini mempengaruhi kesehatan Papa. Bara janji akan menemukan Marissa secepatnya." Bara menggenggam tangan Alvin dan berusaha untuk menghiburnya.

Mata Alvin sejak tadi berkaca-kaca seakan kembali mengingat masa lalu yang sudah dia alami.

"Papa sudah melakukan kesalahan besar dengan meletakkan Marissa di Panti Asuhan. Papa ingin membayar semua itu dengan memberikan kehidupan yang layak dan bahagia untuk Marissa dan Faqih. Tapi, karena kesehatan Papa yang tidak memungkinkan membuat kami sangat jarang untuk bertemu. Sekarang Papa sudah membaik, Marissa malah di culik orang. Bara, bagaimana hati Papa tidak merasa terluka?" suara Alvin bahkan sampai gemetar karena hatinya yang begitu sakit dan sedih.

Bara bahkan memeluk tubuh Alvin yang berguncang karena tangis. Faqih yang tadi sedang tidur kini bangun. Syukurlah mereka berdua sudah sembuh dan sudah kembali ke Mansion.

"Om, apa Mama sudah ditemukan?" tanya Faqih dengan mata berkaca-kaca.

Bara mencium pipi bocah tampan itu. "Om, masih berusaha untuk mencari keberadaan mama kamu. Faqih berdoa ya, supaya di manapun mama berada, Mama selalu di lindungi oleh Allah!" Faqih mengangguk pelan.

Bara benar-benar merasa iba dengan kehidupan bocah kecil yang sejak kecil tidak pernah bertemu dengan ayahnya. Bara yang seorang yatim piatu, bisa merasakan kesedihan yang dialami oleh Faqih.

Kalau bukan karena Alvin yang saat itu kehilangan Marissa, kepayahan mencari anaknya sendiri, mungkin Bara tidak pernah mencicipi kehidupan yang baik. Alvin mengangkat Bara sebagai anaknya.

Selama ini Alvin selalu memperlakukan barang seperti anak kandungnya sendiri. Alvin satu kali pun tidak pernah memperlakukan Bara dengan buruk. Semua perusahaan Alvin di kelola dan dipercayakan kepada Bara. Setelah dia sering keluar masuk rumah sakit karena penyakit lamanya yang sering kambuh.

Bara pergi ke perusahaan dengan menitipkan Faqih pada babysitter yang Bara sewa. Karena Dia harus mengerjakan begitu banyak pekerjaan yang tertunda karena mencari Marissa.

"Tuan, Ada kemungkinan tanya Marissa diculik oleh Tuan Rudi. Saya melihat jejaknya di rekaman CCTV rumah sakit!" ucapan asisten Bara mengejutkan Bara.

Bara mengenal Rudi sebagai ayah dari Celine. Pria yang pernah berharap dirinya menjadi menantunya. Tetapi Bara kemudian mengetahui bahwa semua itu hanyalah kepalsuan. Mereka hanya ingin menguasai perusahaan ayah angkatnya. Keji dan licik!!

"Awasi saja kediaman mereka dan berikan aku kabar kalau kalian menemukan hal mencurigakan." Bara kemudian masuk ke dalam ruangannya.

Entah kenapa Bara begitu ingin mengambil ponsel pribadinya yang selama ini dia letakkan di meja kerjanya. Bara memang selama ini hanya membawa ponsel bisnisnya karena kehidupannya yang begitu sibuk. Dia lupa membawa ponsel pribadinya.

Pada saat Bara menghidupkan ponselnya, dia melihat ada pesan dari Marissa yang dikirimkan dua hari yang lalu. Bara senang sekali lalu membuka pesan tersebut.

Bara langsung keluar dari ruang kerjanya dan mencari asistennya.

"Bawa beberapa anak buah kita untuk menyelamatkan Marissa. Aku sudah tahu lokasi dia di mana!" Bara kemudian pergi dengan dua buah mobil Jeep beserta anak buah yang selalu disiagakan untuk melindungi keluarga nya.

Bara berusaha untuk menghubungi Marisa tetapi tidak juga diangkat. Marissa memang menonaktifkan ponselnya agar tidak di curigai oleh Meliana dan Hani. Bahaya kalau sampai mereka menyadari Marissa memiliki ponsel.

***

Marissa saat ini sedang mengelap badan Damar yang masih berpura-pura koma. Damar ditempatkan di kamar khusus dengan peralatan medis yang canggih. Melihat peralatan medis itu, Marissa sedikit banyak mengerti bahwa kedua orang tua kandung Damar termasuk orang yang kaya.

"Mas, kita akan sulit untuk kabur dari sini. penjagaan dimansion ini sangat ketat. Aku bingung kenapa mereka membutuhkan pengawal begitu banyak di rumah ini." Marissa duduk di samping Damar yang tengah memandang wajahnya.

Sampai saat ini Damar masih belum percaya kalau dirinya bisa kembali bertemu bersama Marisa. Selama bertahun-tahun lamanya dia berjuang dan berusaha tetapi selalu gagal.

Kuasa seorang Arimbi dan kedua orang tuanya benar-benar membuat Damar kesulitan untuk bergerak. Damar hidup dalam tekanan luar biasa.

"Mas sangat senang kita bisa bersama lagi. Sayang, maafkan Mas. Karena ketidakberdayaan ini sudah membuat kita berpisah begitu lama. Mas harap kamu bisa memaafkanku dan mau kembali denganku sebagai istriku." Damar menggenggam tangan Marissa dan menciumnya dengan lembut.

Marissa sudah mendengar semua cerita Damar. Soal kelakuan Hani yang memaksa Damar untuk menikahi Arimbi yang termasuk masih sepupunya.

"Setelah Mas pulih, ceraikan Arimbi. Mas, aku gak mau harus berbagi dirimu dengan wanita lain. Mas, cukup sudah selama 5 tahun aku menunggumu. Aku gak mau hidup dalam penantian lagi." Marissa menghapus air mata yang mengalir begitu saja dari kelopak matanya.

Damar memeluk tubuh Marissa. Untung saja kedua orang tua Damar mempercayakan perawatan Damar kepada Marissa dan sejauh ini mereka tidak mengganggu apapun yang Marissa lakukan.

Tetapi mereka tidak tahu kalau di ruangan itu ada CCTV yang di pasang oleh Surya untuk mengawasi gerak-gerik Marissa selama mengurus Damar.

Surya tampak begitu senang melihat Damar sudah siuman. Dia akan menggunakan anaknya untuk bisa masuk ke keluarga Alvin. Surya sudah mengetahui status Marissa sebagai anaknya Alvin.

Ide licik Surya seketika bermunculan. Dia tidak akan membiarkan Hani memisahkan mereka berdua. Surya akan bersikap layaknya orang tua yang baik dan merestui hubungan mereka.

"Syukurlah kalau kamu sudah siuman. Damar, Papa sudah mengurus perceraian-mu dengan Arimbi. Papa juga sudah menyediakan sebuah rumah untuk kalian berdua bisa hidup bersama dengan anak kalian." Surya tiba-tiba saja sudah berada di dalam ruangan itu membuat Marisa dan Damar gelagapan.

Marissa dan Damar saling pandang. Gagal sudah rencana mereka untuk memperdaya keluarga itu agar mereka bisa kabur dari rumah yang sudah memenjarakannya begitu lama.

"Kamu siapa?" tanya Damar masih bingung dengan apa yang dikatakan oleh Surya.

Marissa kemudian menjelaskan segalanya kepada Damar tentang status Surya dan Darma.

"Jadi aku punya saudara kembar yang sama persis denganku?" Damar seakan tidak percaya mendengar cerita dari Marissa dan Surya.

"Kakakmu sekarang sudah kembali ke Korea, karena istrinya mendapatkan kerja di sana. Jadi kamu ga bisa bertemu dia. Nanti kapan-kapan papa akan menyuruh Sukma untuk pulang ke Indonesia dan mempertemukan kalian berdua." janji Surya pada Damar yang sejujurnya masih bingung dengan identitasnya sendiri.

Damar tidak pernah menyangka kalau ternyata dirinya berasal dari orang tua yang kaya raya. Padahal selama ini dirinya hidup dengan orang tua angkatnya dalam kesusahan dan penderitaan. Pekerjaan Darma yang serabutan dan Hani yang sangat suka berbelanja membuat keluarga mereka selalu kesulitan dalam keuangan. Uang yang dikirimkan oleh orang tua kandungnya setiap bulan selalu kurang karena gaya hidup Hani yang hedon.

Terpopuler

Comments

Apriyanti

Apriyanti

lanjut thor

2023-12-08

2

Hanisah Nisa

Hanisah Nisa

lanjut upnya

2023-12-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!