Part 14

Kedua orang tua Damar saat ini sedang berada di ruangan intensive. Terlihat seseorang yang sedang berbaring lemah dan tak berdaya di ruangan itu.

"Apa yang harus kita lakukan Pak? Apakah kita benar-benar harus mengikhlaskan Damar seperti yang diminta oleh dokter?" tanya Hani kepada suaminya yang sejak tadi memeluk sang istri.

Darma menghela nafas dengan begitu berat. "Ini pasti karma yang harus diterima oleh anak kita karena sudah menyakiti menantu yang begitu baik seperti Marissa. Bu, kita harus mencari Marissa dan meminta maaf kepadanya karena sudah menzalimi dia selama dia menjadi menantu kita." ucapan Darma bukannya membuat Hani merasa adem, tetapi semakin panas dan kesal terhadap suaminya.

Hani langsung bangkit lalu berkacak pinggang di hadapan Darma. "Sampai kapanpun juga Ibu tidak akan pernah Merestui Pernikahan Damar dan Marissa! Apalagi saat ini Damar sudah menikahi Arimbi yang kaya raya. Ibu tidak akan pernah melepaskan kesempatan untuk berbesanan dengan keluarga kaya, Pak!" Hani terlihat begitu murka kepada suaminya yang selalu membujuknya menerima Marissa menjadi menantu mereka.

"Bu, Lihatlah! Apa yang dilakukan oleh Arimbi pada anak kita! Dia sudah membuat Damar mengalami kecelakaan yang begitu fatal sehingga koma hampir setengah tahun lamanya. Apakah menantu kesayangan ibu yang kaya raya itu mau datang atau sekedar menjenguk anakmu? Tidak bukan? Bertanya keadaan Damar saja gak pernah!!" ucap Darma merasa kesal juga pada akhirnya.

"Arimbi kan saat ini sedang hamil besar, Pak. Dia sedang mempersiapkan kelahiran anak pertama mereka. Lagi pula, orang tua kandung Damar juga bertanggung jawab dengan keadaan Damar saat ini. Pak, kita juga tidak mungkin menuntut Sukma yang sudah menabrak kembaran dia sendiri. Selama ini keluarga Tuan Surya sudah begitu baik dengan keluarga kita dengan mengizinkan kita merawat salah satu anak kembarnya. Sehingga kita memiliki anak yang begitu tampan seperti Damar." Hani akhirnya duduk di samping Darma yang hanya bisa menghela napas berat.

"Keluarga Tuan Surya menyerahkan Damar pada kita, untuk menyelamatkan nyawa mereka agar tidak celaka. Makanya mereka di pisahkan sejak lahir agar mereka baik- baik saja. Siapa yang menyangka kalau Arimbi malah membuat Damar kecelakaan bersama Sukma. Untung saja waktu itu Sukma masih bisa diselamatkan dan cuma mengalami luka ringan. Bapak benar-benar tidak bisa membayangkan bagaimana kalau Tuan muda Sukma celaka juga seperti Damar. Kita pasti akan kena marah keluarga Tuan Surya gegara Arimbi yang teledor." Darma terus mengelus dadanya yang terasa begitu sesak setiap kali mengingat kejadian buruk yang menimpa kepada Damar.

"Arimbi waktu itu dalam keadaan emosi karena tidak rela Damar mau pulang ke Bandung untuk menemui Marissa yang katanya sudah punya anak lelaki. Ibu juga tidak rela kalau misalkan Damar kembali kepada wanita miskin itu." Hani terlihat begitu membenci Marissa yang hanya anak yatim piatu yang miskin dan selama ini hanya menumpang hidup pada Damar.

Tanpa sepengetahuan Hani, Darma setiap bulan tetap mengirimkan uang ke rekening Marissa untuk memenuhi kebutuhan menantunya dan juga cucunya atas nama Damar. Darma tahu betapa Damar sangat mencintai Marissa. Kalau bukan karena dipaksa dan diancam oleh Hani akan bunuh diri agar may menikahi Arimbi, Damar tidak mungkin mau menerima pernikahan itu.

Setelah setengah tahun menikah dengan Arimbi, Damar meminta izin kepada istri mudanya untuk pulang menjenguk Marissa, tetapi di halangi oleh Arimbi sehingga akhirnya terjadilah kecelakaan fatal itu yang akhirnya mempertemukan Damar dengan saudara kembarnya dan keluarga kandungnya. Tetapi sayang sekali hingga saat ini Damar masih koma dan belum pernah membuka matanya sejak kecelakaan itu. Dokter sudah pesimis dan menyerah untuk bisa menolongnya.

Izin Damar kepada Marissa yang mengatakan akan bekerja di Kalimantan semua itu hanyalah sebuah kebohongan yang disusun secara rapi oleh Hani yang memaksa anaknya untuk menikahi sepupu Damar yang kaya raya.

Ibunya Arimbi adalah adik dari Pak Surya, ayah kandung Damar yang kini hidup bersama dengan Sukma dan istrinya.

"Kalian sedang membicarakan apa? Kenapa begitu serius?" tiba-tiba saja seorang wanita cantik masuk ke dalam ruangan di mana Damar sedang berbaring.

"Nyonya. Kami sedang berdiskusi tentang keadaan Tuan muda Damar. Dokter mengatakan bahwa kemungkinan untuk dia sembuh sangatlah kecil. Mereka menawarkan opsi kepada kita untuk mencabut semua alat-alat penopang kehidupannya." Darma rasanya begitu sesak ketika mengucapkan kata-kata itu kepada ibu kandungnya Damar.

Wanita itu melirik ke arah Damar yang masih koma.

"Aku akan mengundang istri pertamanya kemari. Siapa tahu istri dan anaknya bisa membangunkan dia dari tidur panjangnya." Ucapan ibunya Damar benar-benar membuat Hani sangat terkejut.

Bagaimanapun juga yang selama ini Hani sangat membenci Marissa dan dia tidak ingin kalau sampai Marisa mengetahui tentang keadaan Damar yang sedang koma. Dia selamanya ingin merahasiakan tentang keadaan Damar kepada Marisa.

Hani ingin sekali protes dengan niat ibu kandungnya Damar, tetapi lidahnya terasa kelu. Dia mati gaya di hadapan wanita cantik itu.

Bagaimanapun juga keluarga kandung Damar yang selama ini membiayai semua biaya rumah sakit. Dia tidak akan mungkin mampu untuk membayar tagihan rumah sakit yang setiap bulannya puluhan bahkan ratusan juta banyaknya.

"Lakukan saja apa yang menurut Nyonya benar saya akan mendukungnya." Darma mengulas senyum kepada wanita cantik itu yang sejujurnya sampai saat ini masih menempati tempat spesial di hatinya.

Hani tampak menggeram kesal mendengar ucapan suaminya yang selalu saja menyetujui apapun yang dikatakan oleh ibunya Damar.

Hani sebenarnya tahu tentang kisah masa lalu antara suaminya dan mantan majikan mereka. Tetapi Hani tidak berani melakukan apapun di hadapan wanita cantik itu yang memiliki aura dan kekuasaan yang begitu besar dan amat kuat.

"Baiklah aku akan mengutus anak buahku untuk menjemput mereka agar bisa menemui Damar. Aku pergi dulu!" setelah kepergian ibu kandungnya Damar terlihat Hani yang langsung memukuli tubuh suaminya untuk melampiaskan emosi dan kemarahannya pada sang suami.

Darma hanya diam saja dan tidak melawan kepada istrinya yang dia tahu sejak dulu memang selalu membenci Marissa yang dianggap sebagai benalu di dalam kehidupan Damar.

"Bagaimanapun juga Putra kita mencintai Marissa. Siapa tahu dengan kehadiran Marissa akan memberikan semangat hidup kepada Damar untuk kembali bersama kita. Bu, tolong jangan egois dan terus saja memaksakan kehendakmu pada Damar. Kasihan mereka yang selama bertahun-tahun lamanya telah berpisah karena perbuatan ibu yang selalu melarang Damar untuk pulang pada Marissa dan anaknya." Darma berusaha untuk membujuk dan menasehati Hani agar melunak dan tidak keras kepala lagi.

Terpopuler

Comments

Hanisah Nisa

Hanisah Nisa

lanjut

2023-12-03

2

Lilik Sriyani

Lilik Sriyani

semakin seru, lanjut thor

2023-11-29

2

Nur hapidoh

Nur hapidoh

siap kak

2023-11-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!