“Kenapa kau terus tersenyum dari tadi?” Angela bertanya kepada Leo yang saat ini duduk sambil berpangku tangan dan tersenyum memandangnya. Terus diperhatikan tentu membuat Angela merasa agaknya kurang nyaman.
Leo menggelengkan kepalanya.
“Kau sangat imut. Lihatlah, bahkan krim dari kue ini menempel di bibirmu,” jawab Leo sambil terkekeh geli.
Mendengar itu, Angela gelagapan dan dengan kikuk buru-buru mengusap bibirnya yang terkena krim. Dia merasa malu karena hal tersebut.
“Apakah sudah bersih?” tanya Angela untuk memastikan.
“Belum.” Leo menggeleng-gelengkan kepalanya, merasa geli dengan tingkah lucu Angela. Tangan Leo bergerak maju, lalu membersihkan sisa-sisa krim di sekitar bibir Angela. “Nah, sudah,” sambungnya.
“Apakah pelayanmu belum selesai memasukkan pakaian itu?” tanya Angela.
Leo mengedikkan bahunya. “Mungkin,” jawabnya singkat.
Ya, saat ini para pelayan Leo tengah memasukkan barang-barang Angela ke kamar Leo, menata kamar Leo supaya Angela nyaman menempatinya. Oleh karena itu, Leo mengajak Angela menunggu sambil memakan kue supaya Angela tidak bosan.
“Aku masih heran kenapa kau tiba-tiba datang ke apartemenku,” celetuk Angela, kemudian memasukkan sesuap kue ke mulutnya.
“Mudah saja. Aku tidak bisa melupakan malam itu,” jawab Leo dengan santai.
“Aku pikir malam itu kau mabuk berat dan tidak akan ingat dengan apa yang terjadi, maka dari itu kau meng—”
“Aku tidak menyuruhmu pergi karena alasan itu.” Leo menyeruput secangkir kopinya, lalu kembali berkata, “Sebaliknya, aku sangat ingat dengan apa yang terjadi.”
Pipi Angela memerah. “Jadi, kau mengingat semuanya?”
“Aku ingat setiap detik dari malam itu, Angela.”
Angela mengalihkan pandangannya. Jujur saja, mendengar hal itu dari Leo membuatnya bingung harus bersikap seperti apa. Dia merasa malu dan juga tersipu di waktu yang sama. Entah bagaimana Angela harus menanggapi ucapan Leo.
“Angela, lihat aku.” Leo menarik dagu Angela supaya wanita itu kembali menatapnya. “Apakah kau pikir aku akan mencari wanita yang tidak aku ingat?”
Angela setuju. Tapi ... Entahlah! Rasanya sangat aneh mendengar hal tersebut. Angela bahkan yakin sekali jika pipinya sudah semerah tomat rebus sekarang. Dia benar-benar malu.
“Tuan, Nona.”
Panggilan itu membuat Leo dan Angela menoleh. Tampak seorang pelayan kini berdiri tak jauh dari mereka sambil tersenyum lebar.
“Kami sudah selesai memasukkan barang-barang Nona Angela ke dalam kamar Anda, Tuan,” jelasnya.
“Baik, terima kasih,” ucap Leo.
Angela juga mengatakan terima kasih sebelum pelayan itu pergi.
"Ayo kita lihat seperti apa kamar kita!"
Leo meraih tangan Angela, mengajak Angela memeriksa kamarnya.
Perasaan tak biasa menyelinap ke hati Angela mendengar kata kamar kita yang Leo ucapkan. Perasaan senang dan juga takut kembali menyelimuti Angela. Senang karena Leo masuk perangkapnya, tapi juga takut jika dia justru menyukai Leo.
Tidak Angela. Ingat selalu tujuanmu. Batinnya .
Angela membulatkan matanya begitu pintu kamar Leo dibuka. Dua jam menunggu, para pelayan berhasil menyulap kamar Leo seperti kamar pengantin. Tak hanya pakaian Angela, tapi beberapa barang yang dibutuhkan Angela juga sudah tertata rapi di sana.
“Oh my God!” pekik Angela.
Dia menoleh ke arah Leo, mendapati Leo tengah tersenyum-senyum sambil memandang seisi kamarnya yang sekarang sudah sangat berbeda dengan kamarnya yang sebelumnya.
“Leo, kenapa kau tersenyum-senyum?” tanya Angela.
Leo menggaruk tengkuknya. Dia menggeleng lalu memutuskan untuk pergi mandi tanpa menjawab pertanyaan Angela. Dia sendiri juga bingung dengan dirinya sendiri.
"Ada apa dengannya?" gumam Angela menatap Leo yang sudah masuk ke dalam kamar mandi.
Di kamar mandi, bukannya menggunakan peralatan mandinya, Leo justru menggunakan peralatan mandi Angela. Leo sengaja meminta pelayan untuk membeli sabun hingga sampo seperti yang digunakan Angela di apartemen supaya Angela semakin betah tinggal di rumahnya.
Usai mandi, Leo mengerutkan dahinya saat mendengar Angela tampak sedang mengobrol dengan seseorang melalui telepon.
“Jangan khawatirkan aku. Aku baik-baik saja.” Angela terdengar lembut saat mengatakan itu pada lawan bicaranya.
Entah kenapa Leo merasa tak suka saat tak sengaja mendengar jika seseorang yang bercakap-cakap dengan Angela melalui telepon adalah seorang pria. Ditambah lagi, nada bicara Angela terdengar beglitu lembut pada pria itu.
Leo melangkahkan kakinya mendekat. Angela yang menyadari hal tersebut buru-buru mengakhiri panggilan. Sambil tersenyum canggung Angela memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.
“Siapa yang menelepon?” tanya Leo penasaran.
Angela tak menjawab pertanyaan itu. Wanita itu justru mendekatkan wajahnya pada tubuh Leo. Mencium aroma yang familier, Angela pun menggoda Leo sekaligus mengalihkan pembicaraan.
“Apakah kau menggunakan perlengkapan mandiku?” tanyanya sambil tersenyum menggoda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Raufaya Raisa Putri
ganti nm atuh kl emng itu abang nick.
2024-04-21
0
Aulia ramadhani
pst td yg TLP kkx nick
2023-12-24
1