Semerbak aroma vanila menyambut kedatangan Leo di apartemen Angela. Pria itu dapat merasakan kehangatan dan kenyamanan menyelimuti hatinya begitu ia menginjakkan kaki di apartemen sederhana tersebut.
Leo mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Apartemen Angela bukanlah apartemen besar dengan barang-barang mewah di dalamnya. Sebaliknya, apartemen itu tak begitu besar. Hanya ada sebuah kamar, kamar mandi, ruang tamu kecil, dan dapur minimalis di dalamnya. Namun, penataan yang rapih dan banyaknya tanaman sintetis membuat apartemen Angela tampak begitu homey.
“Sepertinya sangat nyaman tinggal di sini,” komentar Leo sambil tersenyum hangat.
Angela tak membalas ucapan Leo. Ia masih bingung kenapa Leo bisa ada di sini dan kenapa pria itu ke mari padahal jelas-jelas jika beberapa hari belakangan mereka tak berkomunikasi sama sekali.
“Ada apa, Leo? Kenapa kau ada di sini dan mana kau tahu aku tinggal di sini?” Mata Angela memicing tajam. “Seingatku, aku tidak pernah menyebutkan alamatku kepadamu,” sambungnya, menyelidik penuh curiga.
“Aku punya cara untuk mendapatkan apa yang aku inginkan, termasuk alamatmu.” Merasa jika jawabannya belum cukup untuk membuat Angela mengerti, Leo pun menambahkan, “Aku meminta seseorang untuk mencari alamatmu.”
Angela terkesiap. Dia meneguk salivanya sembari berusaha untuk menenangkan detak jantungnya yang tiba-tiba saja berdetak dua kali lebih cepat. Dia panik, dia takut jika Leo menyuruh orang untuk menyelidikinya juga. Bisa gawat jika Leo tahu jika dia ada kaitannya dengan Nick dan Evelyn.
“A-apa saja yang kau ketahui tentang aku?” tanya Angela, tergagap. Sedetik kemudian, dia menggelengkan kepala. “Maksudku, aku tidak suka jika ada orang yang mencari tahu tentang diriku atau bahkan menguntitku.”
Leo menaikkan sebelah alisnya. “Kenapa memangnya?”
“Kenapa? Itu melanggar privasi asal kau tahu!” gerutu Angela.
Leo terkekeh-kekeh geli. “Tenang saja, aku tak meminta orang untuk menguntitmu ataupun mengganggu privasimu. Aku hanya meminta orangku untuk mencari alamatmu,” terang Leo. Ia harap Angela tidak salah paham lagi tentangnya.
Angela tersenyum mencemooh. “Kenapa tidak kau tanyakan saja kepadaku? Bukankah kau punya nomor ponselku?” telisik Angela. “Ah, kau menghilangkannya, ya?”
“Aku mencari alamatmu karena aku sangat merindukanmu,” jawab Leo sambil tersenyum.
Angela memutar bola matanya, namun tak membalas ucapan Leo. Dia merasa muak dengan kalimat yang diucapkan oleh Leo. Angela tahu persis jika satu jam yang lalu Leo sedang bersama dengan Evelyn. Beberapa hari belakangan juga Leo menghabiskan waktu bersama Evelyn. Bagaimana bisa sekarang Leo justru berkata jika dia merindukan Angela?
Dengan perasaan kesal Angela masuk ke dalam kamarnya untuk berganti pakaian. Di dalam kamar, Angela berjalan mondar-mandir sambil berusaha memproses apa yang sedang terjadi saat ini.
“Haruskah aku kembali melanjutkan rencanaku sekarang?” gumamnya. Terlalu sibuk merawat Alden yang sedang sakit, Angela hingga belum sempat memikirkan tentang kelanjutan rencananya.
“Argh, persetan! Dia sendiri yang datang kepadaku.”
Angela memilih-milih pakaian apa yang akan dia pakai mengingat saat ini Leo sedang menunggunya di luar. Hingga sebuah ide hinggap di kepalanya.
Usai berganti pakaian, Angela keluar dari kamar sambil mengikat rambutnya ke atas, menyisakan anak rambut di sisi wajahnya.
Leo sontak bangkit berdiri ketika melihat Angela keluar dari kamar mengenakan gaun tidur dengan belahan dada cukup rendah. Sebab rambutnya diikat ke atas, Leo dapat melihat leher jenjang Angela yang tampak bersih dan seksi.
Melihat ekspresi Leo, Angela tersenyum dalam hati. Dia sengaja mengenakan gaun tidur yang cukup seksi untuk menggoda Leo. Dan sepertinya, rencananya berhasil.
Leo berjalan cepat menghampirinya. Ketika pria itu hendak memeluk Angela, wanita itu sudah lebih dulu menghindar dari Leo.
“Aku tidak suka aroma wanita yang menempel di tubuhmu,” cecar Angela secara terang-terangan.
“W-wanita apa? Tidak ada aroma wanita di tubuhku,” elak Leo gelagapan.
“Tidak ada seorang pria pun yang menyukai parfum beraroma feminin.”
Leo menggaruk tengkuknya. “Bolehkah aku menumpang mandi?”
Angela mengangguk.
“Setelah aku mandi dan aroma wanita itu hilang dari tubuhku, aku boleh memelukmu, ‘kan?”
"Kita lihat nanti," jawab Angela acuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Raufaya Raisa Putri
𝙮𝙖𝙘𝙝... 𝙠𝙮𝙠 𝙗𝙪𝙣𝙜𝙡𝙞𝙣𝙜 𝙙𝙤𝙣𝙠
2024-04-21
0