Angela mengembuskan napas panjang begitu Leo masuk ke dalam kamar mandi. Kini, dia memikirkan tentang apa yang harus dia lakukan untuk memanfaatkan keadaan. Dia harus membuat Leo terkesan padanya supaya Leo tidak dapat melupakan setiap momen yang mereka lalui bersama.
Dia melirik ke arah jam dinding yang menggantung di ruang tamu. Sekarang sudah jam setengah sebelas malam, sudah terlalu lambat untuk mereka makan malam. Tapi, setelah Angela berpikir lagi, memasak adalah salah satu keahliannya yang lebih baik dari Evelyn, setidaknya itu yang dikatakan oleh Nick dan Alden.
“Ayo, kita lihat. Apakah kemampuan memasakku bisa membuat Leo terpesona atau tidak,” gumam Angela, menyemangati diri sendiri.
Wanita itu berjalan menuju ke dapur, lalu mengambil bahan-bahan masakan dari lemari pendingin. Angela mulai memotong bahan-bahan masakan usai memiliki ide resep apa yang akan dia gunakan untuk memesona Leo.
“Tunggu, bagaimana jika Leo memiliki alergi terhadap bahan makanan tertentu?” tanya Angela, menghentikan aktivitas memasaknya sejenak. Ia menggeleng. “Ah, kenapa aku peduli? Jika dia memang memiliki alergi, katakan saja minta maaf karena aku tidak tahu tentang hal itu.”
Sementara Angela memasak, Leo sedang mandi sambil bersenandung kecil. Senyuman lebar terpatri di wajahnya. Leo merasa konyol dengan dirinya sendiri. Entah kenapa, dia merasa kalau kehampaan di dalam hatinya langsung terisi hanya dengan bertemu Angela.
Apakah mungkin pertemuannya dengan Angela malam itu bisa mengubah isi hatinya? Leo masih mencintai Evelyn. Tapi, tak dapat dia pungkiri jika dia juga tak bisa melupakan Angela. Bahkan dia kerap kali memikirkan Angela di saat dia sedang bersama dengan Evelyn.
Usai mandi, Leo keluar hanya mengenakan handuk yang melilit bagian bawah tubuhnya. Tetesan air tampak menetes dari rambutnya, menempel pada dada bidangnya yang terpahat sempurna. Tak lupa dia juga menghubungi anak buahnya untuk mengirimkan pakaiannya ke apartemen Angela.
Keluar dari kamar, Leo mencari keberadaan Angela. Hingga aroma masakan yang sangat lezat menyita perhatiannya. Leo pun berjalan menuju ke dapur, lalu memeluk Angela yang tampak sedang sibuk memasak dari belakang. Angela sebetulnya merasa kurang nyaman dipeluk saat sedang memasak, tapi dia membiarkan Leo memeluknya.
“Baunya lezat sekali. Apa yang sedang kau masak?” tanya Leo, menggelitik telinga Angela.
Angela menoleh ke samping. “Apakah kau lapar?” tanyanya sembari mematikan kompor.
Leo menggaruk tengkuknya. “Sebetulnya aku sudah makan tadi,” jawab Leo dengan jujur.
Angela merasa kesal dengan jawaban Leo sebab dia tahu persis dengan siapa Leo makan malam. Tapi, Angela tidak menyerah, dia akan membujuk Leo untuk makan masakannya.
“Hm, kalau begitu, cicipi saja. Siapa tahu perutmu tiba-tiba lapar lagi,” ujar Angela sambil terkekeh kecil.
“Baiklah, baiklah, aku akan mencicipinya,” balas Leo.
Leo melepaskan pelukannya pada Angela. Ia duduk di meja makan minimalis yang berada di sudut dapur, menunggu Angela menghidangkan makanannya.
Angela menghidangkan makan malam untuk dirinya dan Leo, lalu duduk di bangku seberang Leo.
“Angela, sepertinya kau menghidangkan makanan terlalu banyak untukku,” ucap Leo.
Angela hanya tersenyum menanggapi ucapan Leo.
“Coba dulu saja.”
Leo mengangguk. Dia mengambil peralatan makan, lalu memasukkan sesuap hidangan ke dalam mulutnya. Rasa lezat langsung menyebar ke seluruh bagian mulutnya, memanjakan indera perasanya.
“Bagaimana? Apakah kau suka?” tanya Angela harap-harap cemas.
“Ya, sangat lezat,” jawab Leo sembari menganggukkan kepalanya.
Leo yang tadi berkata jika dia sudah makan dan tidak akan makan banyak, kini justru menyantap makanannya dengan lahap. Pria itu bahkan tidak sadar jika akhirnya dia justru menghabiskan masakan Angela.
Angela terkekeh saat melihat ekspresi terkejut Leo ketika menyadari dia telah menghabiskan sepiring masakan Angela.
“Sepertinya kau benar-benar menyukai masakanku,” ucap Angela sambil tertawa renyah.
Wanita itu mengambil piring kotor itu lalu membawanya ke wastafel tepat saat bel berbunyi.
“Biar aku saja yang membuka pintu, itu pasti pesananku datang,’ ucap Leo.
Leo mengambil pesanan pakaiannya lalu kembali menemui Angela di dapur.
“Apakah kau akan pulang sekarang?” tanya Angela, berusaha mengusir Leo dengan cara halus.
“Aku akan menginap di sini. Apakah kau keberatan?” balas Leo.
Angela membulatkan matanya. Dia kembali panik. Dia takut jika ada yang tahu kalau Leo bermalam di apartemennya, terutama Nick. Tapi, setelah mengingat kembali rencananya untuk membuat Leo terbiasa dengan kehadirannya, Angela pun menyetujui permintaan Leo.
“Baiklah, terserah kau saja,” jawab Angela pada akhirnya.
***
Kakak, yang sudah baca, bantu like ya kak. Support dari kalian beneran membantu. 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Raufaya Raisa Putri
𝙖𝙠 𝙙𝙖𝙩𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙖𝙠... 𝙣𝙜𝙜 𝙩𝙖𝙪 𝙠𝙡 𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙗𝙣𝙮𝙠 𝙠𝙖𝙧𝙮𝙖 𝙣𝙪𝙢𝙥𝙪𝙠. 𝙚𝙝.. 𝙥𝙠 𝙖𝙠𝙪𝙣 𝙗𝙧 𝙙𝙚𝙣𝙠. 𝙗𝙧 𝙡𝙚𝙫𝙚𝙡 2
2024-04-21
0
Mystera11
ceritanya menarik thor,,, jgn sampe hiatus ya, aq bacanya marathon nih
2023-12-15
1
🌷𝙈𝙗𝙖 𝙔𝙪𝙡 ☪
kemarin ini novel sempat dihapus ya kak🤔
2023-11-14
0