Selalu Memikirkan Angela

"Leo, apa yang tengah kau pikirkan?"

Leo yang tengah melamun tersentak saat Evelyn menyentuh tangannya.

Leo dengan cepat menatap Evelyn.

“Kenapa kau menatapku seperti itu?” tanya Evelyn tersipu-sipu.

Leo menggelengkan kepalanya.

“Aku merasa senang karena akhirnya kita sering menghabiskan waktu bersama. Aku telah menantikan momen seperti ini sangat lama,” balas Leo sambil menyunggingkan senyum manis, menutupi keadaan yang sesungguhnya dimana sebelumnya dia tengah memikirkan Angela.

“Aku janji kita akan selalu memiliki momen seperti ini.” Evelyn semakin mendekatkan tubuhnya pada Leo, lalu meraba dada bidang Leo yang tertutup oleh kemeja yang dikenakannya.

Leo memegang tangan Evelyn, menghentikan rabaan yang dilakukan wanita tersebut. “Jangan menggodaku, sekarang sudah larut malam,” tegurnya.

“Memangnya kenapa kalau sudah larut malam? Memangnya kau masih anak kecil yang memiliki jam malam?”

“Bukan aku, tapi dirimu, Eve. Apakah putramu tidak pernah mencarimu karena kau selalu pulang larut malam? Tidak mungkin dia tidak mencarimu. Kau tidak ingin pulang lebih awal? Aku tidak akan memaksamu untuk tinggal jika itu demi putramu.”

Evelyn memutar bola matanya, kemudian menarik paksa tangannya supaya terlepas dari genggaman Leo. Ada satu hal yang paling tidak disukai oleh Evelyn, yaitu membicarakan Alden dan Nick. Sebab bagi Evelyn, mereka adalah penghalang kebahagiaannya.

“Oh, ayolah! Haruskah kita membicarakan tentang Alden?” tanya Evelyn kesal. Ia membuang napas kasar lalu berjalan menjauh dari Leo dan mendaratkan pantatnya di sofa.

“Dia putramu, mungkin saja dia sedang mencarimu saat ini. Aku mungkin benci Nick, tapi Alden putramu. Kau juga harus memikirkannya.”

“Dia pasti sudah tidur.” Evelyn memicingkan matanya, lalu berkata, “Apakah kau berniat untuk mengusirku?”

“Apa? Tentu saja tidak! Aku hanya berpikir jika—”

“Sudahlah, tidak perlu banyak alasan.” Evelyn berdiri lalu meraih pouch-nya. “Jika kau memang berniat mengusirku, katakan saja. Tidak perlu membawa-bawa putraku.”

“Eve, aku tidak mungkin mengusirmu. Aku senang kau ada di sini. Jika kau mau, kau boleh bermalam di sini malam ini.”

Evelyn tersenyum tipis. “Maaf, tapi sepertinya putraku mencariku malam ini,” ucap Evelyn sarkastik, menyindir Leo dengan pedas.

"Eve, aku tidak bermaksud seperti itu." Leo coba meraih tangan Evelyn, tapi Evelyn menepisnya.

Dengan perasaan kesal yang memenuhi hatinya, Evelyn meninggalkan kediaman Leo tanpa menoleh ke belakang sedikit pun.

Leo ingin sekali menyusul Evelyn dan merayu wanita itu seperti apa yang biasanya dia lakukan setiap kali mereka bertengkar. Tapi, entah kenapa nalurinya justru berkata lain. Pria itu kini hanya diam sambil memandang punggung Evelyn yang menghilang di balik pintu.

“Sial!” umpat Leo sambil mengusap wajahnya dengan frustrasi.

Leo melemparkan tubuhnya di sofa, kemudian mengambil ponselnya. Jika kalian berpikir Leo berniat untuk menghubungi Evelyn, kalian salah. Karena nyatanya, Leo saat ini justru tengah membuka kontak Angela. Ia terus menatap ponselnya, berharap jika Angela akan menghubunginya. Namun sayang sekali, harapannya tidak terjadi sebab Angela tak kunjung menghubunginya meskipun Angela tampak sedang online beberapa menit lalu.

“Ck, kenapa dia tidak menghubungiku? Apa dia melupakanku? Dimana dia? Apa yang sedang dia lakukan?" ucap Leo bertanya-tanya.

*****

“Eve, akhirnya kau pulang! Dari mana saja kau?” tegur Nick begitu Evelyn tiba di kediamannya.

“Bolehkah aku menjawab pertanyaan itu besok saja? Aku benar-benar lelah,” ucap Evelyn. Ia berniat menaiki tangga ketika pertanyaan Nick mencuri perhatiannya.

“Apakah kau semalaman ini bersama pria itu?”

Evelyn menoleh. “Jika iya, memangnya salah?”

“Astaga, Eve. Alden sedang sakit dan dia menanyakan keberadaanmu seharian penuh. Tapi, kau justru sibuk dengan kekasih gelapmu. Kau benar-benar keterlaluan!” omel Nick.

Evelyn mendengus keras. “Nick, kau tahu, ‘kan, kalau aku ....” Evelyn menggantungkan kalimatnya tepat saat matanya menangkap sosok Angela tengah duduk di sofa sambil memandang dirinya dan Nick yang sedang bertengkar. Dapat Eve lihat dengan jelas jika tatapan Angela padanya tak lagi sehangat dulu.

"Kenapa kau melihatku seperti itu?" bentaknya pada Angela.

Nick yang paham dengan tatapan Evelyn pun ikut menatap adiknya. Sambil tersenyum tipis dia berkata, “Angela, sebaiknya kau pulang. Ada sesuatu yang harus aku bicarakan dengan Eve.”

Angela baru saja akan membalas Eve, gadis itu ingin sekali meremas wajah saudara iparnya itu jika saja Nick tak ada.

"Nick–"

"Pulanglah! Biarkan Eve melakukan tugasnya menjaga Alden. Kau juga pasti lelah beberapa hari ini selalu menemani Alden," ucapnya lagi pada Angela yang akhirnya mengangguk lalu berpamitan pulang.

Tiga puluh menit kemudian, Angela sudah sampai di gedung apartemen yang ditempatinya. Dengan langkah lemahnya Angela masuk ke dalam lift, tapi baru saja pintu lift akan tertutup, seseorang berlari masuk dan langsung memeluknya.

Angela membelalakkan matanya, terkejut dengan apa yang terjadi saat ini. Tapi, dia berusaha untuk tetap bersikap tenang.

‘Kenapa Leo bisa ada di sini?!’ teriak Angela dalam hati.

Rasa kesal Angela semakin memuncak tatkala ia mencium aroma parfum Eve menempel pada tubuh Leo. Dia pun melepaskan diri dari pelukan Leo dan mendorong tubuh Leo supaya menjauh darinya. Bertepatan dengan hal itu, pintu lift terbuka. Angela pun bergegas keluar dari lift sementara Leo berjalan mengekorinya.

‘Kenapa Angela jadi bersikap dingin kepadaku?’ tanya Leo dalam hati.

“Angela, tunggu aku!” seru Leo seraya menyusul Angela masuk ke dalam apartemennya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***