Setelah hari yang panjang di panti asuhan, Angela akhirnya kembali ke apartemennya. Ketika ia hendak masuk ke dalam gedung apartemennya, dahinya berkerut samar saat melihat Leo juga ikut turun dari mobil.
“Leo, kau mau ke mana?” tanya Angela bingung. Dia pikir, Leo akan langsung pulang setelah mengantarnya.
“Aku masih ingin bersamamu,” jawab Leo dengan santai.
Mendengar itu, Angela membelalakkan matanya. Panik langsung memenuhi kepalanya. Angela tahu kalau Nick pasti akan datang hari ini untuk memeriksa keadaan Angela, seperti yang biasa pria itu lakukan. Masalahnya, Nick dan Leo tidak boleh bertemu. Nick tak boleh tahu tentang rencananya.
“K-kupikir kau akan pulang,” ucap Angela tergagap. Ia memejamkan matanya, menyadari jika ucapannya cukup kentara jika dia sedang mengusir Leo. Ia pun mengoreksi kalimatnya, “Maksudku ... Kau pasti tahu, ‘kan, kalau apartemenku agak berantakan karena aku tadi pagi memasak banyak sekali? Aku hanya takut jika kau tidak akan nyaman.”
Leo mengusap-usap dagunya. “Hm ... Begini saja. Bagaimana kalau kau ikut aku ke rumahku saja?” tawar Leo tiba-tiba.
Angela dengan cepat mengangguk. Tanpa berpikir dua kali dia langsung menjawab, “Aku mau.”
Setidaknya Leo tidak berada di tempatnya. Itulah yang ada di dalam pikiran Angela. Dia tidak bisa membayangkan jika Nick datang saat Leo masih berada di dalam apartemennya.
“Ya, sudah. Ayo,” ajak Leo. Dia meraih tangan Angela, menggandeng Angela kembali menghampiri mobilnya.
Masuk ke dalam mobil, segera Leo melajukan mobilnya menuju ke kediamannya. Senyuman tampak terpatri di wajahnya. Entah kenapa, Leo merasa sangat antusias untuk membawa Angela pulang. Ah, Leo bahkan masih bingung kenapa dia ingin terus-menerus berada di samping Angela.
Angela hanya bisa diam mengikuti kemana Leo akan membawanya, membayangkan jika ini kali pertamanya dia akan ke rumah Leo jujur saja membuat Angela gelisah. Namun kembali lagi jika mengingat tujuannya, semua kegelisahan dan rasa takut itu menghilang. Angela garus menaklukkan hati Leo dan salah satu caranya ya seperti itu. Kau bisa Angela, ini juga agar Nick dan Leo tidak saling bertemu. Batinnya.
Mata Angela membulat sempurna tatkala mobil Leo memasuki halaman depan sebuah rumah mewah. Mulutnya ternganga melihat bangunan yang berdiri di depan matanya.
“I-ini rumahmu?” tanya Angela tak percaya.
“Ya, ayo masuk,” balas Leo santai dengan senyum di wajah tampannya.
Leo turun dari mobil lebih dulu, kemudian membukakan pintu mobil untuk Angela. Mereka pun berjalan masuk ke dalam kediaman mewah Leo sambil bergandengan tangan. Leo menggenggam tangan Angela seolah dia tidak ingin melepaskan wanita rapuh yang berjalan di sampingnya.
“Selamat datang, Tuan Leo,” ucap seorang pelayan yang membukakan pintu untuk mereka.
Leo hanya membalas sapaan itu dengan senyum tipis, kemudian dia membawa Angela masuk.
Angela berusaha menyembunyikan kekagumannya pada kediaman Leo. Namun, tetap saja matanya tak berhenti menatap ke sekeliling seolah dia ingin mengetahui tiap detail dari rumah mewah tersebut.
“Aku harap kau nyaman di sini,” ucap Leo. Dia mengajak Angela berkeliling rumahnya, membuat Angela tak henti-hentinya berdecap kagum.
“Apakah kau tinggal di sini sendiri?” tanya Angela pada akhirnya.
“Secara teknis, aku tidak sendiri. Ada sopir, satpam, dan pelayan. Tapi, ya. Tidak ada anggota keluargaku yang tinggal bersamaku,” jelas Leo.
Angela mengangguk-anggukkan kepala. ‘Dia pasti sering membawa Evelyn ke sini,’ pikirnya. Angela langsung menepis pikiran itu. Saat ini, dia tidak boleh memikirkan tentang Evelyn. Lebih baik dia fokus pada rencananya untuk membuat Leo terbiasa dengan kehadirannya.
Byur!
Karena berjalan tanpa memerhatikan sekitar, Angela tak sengaja bertabrakan dengan seorang pelayan yang membawakan minuman untuk dia dan Leo, membuat minuman tersebut tumpah mengenai pakaiannya.
“Maaf, Nona. Aku benar-benar tidak sengaja. Sekali lagi aku minta maaf,” ucap pelayan tersebut.
Angela tersenyum. “Tidak apa-apa,” balasnya.
Leo memijat pelipisnya. “Sudah, kau bereskan saja kekacauan ini. Aku akan mengantar Angela berganti pakaian,” titahnya.
“Leo, tapi aku tidak membawa pakaian ganti,” protes Angela.
“Sudah, ikut saja denganku.”
Leo membawa Angela masuk ke dalam sebuah kamar di lantai dua. Di sana, dia langsung membukakan lemari pakaian supaya Angela bisa memilih pakaian ganti.
“Pilihlah pakaian yang kau suka,” ucap Leo.
Bukannya memilih pakaian, Angela justru menatap Leo tak suka. Dia yakin jika pakaian-pakaian di sana adalah selera Evelyn. Mungkin juga pakaian itu milik Evelyn dan itu kamar Evelyn.
“Aku tidak suka memakai barang milik orang lain,” balas Angela. “Lebih baik aku pulang saja dan berganti pakaian di rumah.”
“Jangan!” sergah Leo. “Maaf, aku tidak tahu kalau kau tidak menyukainya. Kau jangan pulang, aku akan memesankan pakaian baru untukmu.”
"Tidak perlu, aku lebih baik pulang," ketus Angela kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Raufaya Raisa Putri
wah... br jg Gencatan senjata
2024-04-21
0