Napas dua sejoli yang baru saja selesai bercinta terdengar terengah-engah. Leo menoleh ke samping, menatap wajah Angela yang tampak kelelahan setelah percintaan hebat mereka.
“Siapa namamu?” tanya Leo.
Angela menoleh. Dia bahkan tidak ingat jika Leo dan dirinya belum sempat berkenalan. Dia berusaha mengontrol deru napasnya sebelum menjawab pertanyaan Leo.
“Angela,” jawabnya sambil tersenyum hangat.
“Nama yang indah,” puji Leo.
Leo menyentuh pipi Angela, mengusapnya dengan lembut.
“Jangan menggodaku,” tegur Angela.
Leo mengerutkan dahinya. “Kenapa tidak?” balasnya acuh tak acuh.
Angela memutar bola matanya. “Kita sudah melakukannya berulang-ulang. Apakah kau tidak lelah?” Angela balik bertanya karena sejujurnya dia sudah sangat lelah.
Bercinta rupanya menghabiskan banyak energi, Angela baru tahu mengenai hal itu. Tubuhnya seolah sudah tak memiliki kekuatan lagi akibat permainan Leo.
“Kau benar. Sudah jam berapa sekarang?”
Leo meraba-raba nakas samping tempat tidur untuk mengambil ponselnya. Dia ingin memeriksa sudah pukul berapa sekarang. Namun, matanya justru membulat sempurna saat melihat banyak sekali panggilan tak terjawab dari Evelyn.
“Sial!” umpat Leo.
Angela mengerutkan dahinya. “Ada apa?” tanyanya.
“Kau harus pergi,” jawab Leo panik.
“Apa?” tanya Angela tak percaya.
Baru saja menggodanya, Leo kini justru langsung mengusirnya. Angela yakin sekali jika itu semua ada hubungannya dengan apa yang Leo dapati di ponselnya.
Leo mengambil cek dari dalam nakas. Ia menuliskan sejumlah nominal pada cek tersebut, lalu memberikan cek tersebut pada Angela.
Angela menatap bingung pada cek itu. Sedetik kemudian, dia sadar dengan apa yang terjadi. Leo berpikir jika dia sama seperti wanita malam yang datang kepadanya untuk mendapatkan uang.
“Ambilah dan keluar dari kamarku,” perintah Leo.
Meski kesal, Angela tetap mengambil cek tersebut. Dia pun kembali memakai pakaiannya dan berjalan keluar dari kamar Leo.
Dia sakit hati, merasa direndahkan oleh Leo. Tapi, lagi-lagi dia teringat jika dia melakukan ini semua demi Nick. Semuanya sudah terlanjur terjadi dan dia tidak boleh menyesalinya.
‘Apa pun akan aku lakukan untukmu, Nick. Meskipun aku harus merendahkan diriku sendiri,’ pikir Angela.
***
Kapal sudah kembali ke daratan.
Setelah keluar dari kamar Leo, Angela tidak melihat pria itu sama sekali. Bahkan, teman-teman Leo sempat mencari keberadaan Leo namun tidak menemukannya. Angela jadi penasaran dengan apa yang membuat Leo mengusirnya. Apakah ada hubungannya dengan Evelyn?
Turun dari kapal, Angela segera memesan taksi. Dia ingin segera pulang dan berganti pakaian karena jujur saja, dia merasa tak nyaman memakai pakaian terbuka seperti itu.
Sesampainya di apartemen, Angela langsung membersihkan diri di kamar mandi. Tubuhnya terasa sangat lengket akibat percintaan panas yang dia lakukan dengan Leo. Dengan tubuh yang hanya dililit handuk setelah selesai mandi, Angela menatap pantulan dirinya di cermin. Matanya membelalak lebar saat melihat ada banyak sekali bercak-bercak merah di bagian dada hingga lehernya. Pantas saja tadi banyak tamu di pesta yang menatap aneh ke arahnya. Bercak-bercak merah itu pastilah menjadi penyebabnya.
“Sial, apakah tadi aku dan Leo bermain dengan gila sampai-sampai tubuhku dipenuhi kiss mark seperti ini?” gumam Angela.
Pipinya memerah, mengingat aktivitas panas yang dia lakukan dengan Leo semalam dan tadi pagi. Angela masih tak percaya jika dia benar-benar melakukan hal itu dengan Leo.
Angela menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha menghapus memori itu dari ingatannya.
“Untuk apa aku memikirkan hal itu? Yang terpenting, kan, aku sudah melakukan semampuku untuk memasukkan Leo ke dalam perangkap. Sekarang, aku hanya perlu memikirkan langkah selanjutnya untuk memisahkan Leo dan Evelyn. Aku harus bisa membuat Leo menjauh dari Evelyn. Beruntung sekali dirimu karena dicintai oleh kakakku, Evelyn,” ucap Angela sambil menganggukkan kepala sebagai simbol keyakinan diri.
Angela mengambil concealer dari laci, kemudian menutup tanda kepemilikan yang Leo tinggalkan di tubuhnya. Merasa jika bercak-bercak merah itu sudah tak terlihat lagi, Angel pun keluar dari kamar mandi dan berganti pakaian.
Setelah beristirahat sejenak di apartemen, Angela memutuskan untuk pergi ke kediaman kakaknya seperti yang biasa dia lakukan. Baru saja masuk ke dalam rumah Nick, dia mendapati Alden berlari menyambutnya.
“Tante!” seru Alden bahagia kemudian memeluk kaki Angela.
Angela menundukkan tubuhnya, membalas pelukan Alden dengan sayang.
“Apakah kau sudah sarapan?” tanya Angela.
Alden mengangguk. “Tadi pagi Daddy menyuapiku,” jawab Alden senang.
Angela tersenyum. “Baguslah kalau kau sudah makan. Apakah kau mau bermain bersama Tante?” tanya Angela.
“Ya, ayo kita bermain di taman belakang rumah!” balas Alden lalu menarik tangan Angela untuk ikut dengannya ke taman belakang rumahnya.
Angela menatap ke sekitar. Ini hari libur, tapi rumah Nick tampak begitu sepi. ‘Jika tadi malam Evelyn tidak bisa hadir di pesta yang diadakan Leo, bukankah seharusnya dia sedang di rumah sekarang?’ pikir Angela.
“Alden, di mana Mommy-mu?” tanya Angela penasaran.
Alden mengedikkan bahunya. “Aku tidak tahu,” jawabnya apa adanya.
“Apakah dia tidak di rumah?”
“Tidak. Tadi, Mommy bilang dia akan pergi membeli mainan baru untukku,” jawab Alden sambil tersenyum lebar.
"Tante, apa Mommy menyayangiku?" tanya Alden lagi dengan senyum yang tiba-tiba menghilang dari wajahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Raufaya Raisa Putri
𝙠𝙤𝙠 𝙖𝙠𝙪 𝙖𝙜𝙖𝙠 𝙠𝙚𝙨𝙚𝙡 𝙮 𝙨𝙢 𝘼𝙣𝙜𝙚𝙡.. 𝙗𝙚𝙙𝙖 𝙨𝙢 𝙣𝙖𝙪𝙧𝙖
2024-04-21
0
Raufaya Raisa Putri
𝙥𝙙𝙝𝙡 𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙩𝙖𝙪 𝙢𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙫𝙞𝙧𝙜𝙞𝙣 𝙮...
2024-04-21
0