Angela menangis saat mengingat apa yang terjadi tadi malam. Di bawah guyuran shower, dia merutuki kebodohannya yang mudah terhanyut oleh hasratnya yang menggebu setelah kecupan dahsyat dari Leo.
“Bodoh! Bodoh! Kenapa aku membiarkan Leo mengambil mahkotaku!” umpat Angela sambil menepuk-nepuk pipinya.
Angela hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri. Apa yang sudah terjadi, tidak akan bisa dia ubah. Angela tidak punya kekuatan untuk kembali pada masa lalu dan memperbaikinya.
Menangis dalam diam, hanya itu yang dapat Angela lakukan. Dia tidak membiarkan satu isakan keluar dari bibirnya, takut jika Leo akan mendengar tangisannya. Angela tidak ingin terlihat lemah di depan siapa pun.
“Angela, kenapa kau bodoh sekali?!” cerca Angela. “Tadi, malam kenapa aku bisa-bisanya bertingkah seperti perempuan murahan?”
Angela tak pernah membiarkan seorang pun menyentuhnya secara intim sebelumnya. Bahkan, saat menjalin hubungan dengan mantan-mantan kekasihnya, hubungan terjauh yang pernah mereka lakukan hanyalah bercumbu mesra, tidak sampai bermain di ranjang. Entah setan apa yang merasuki tubuh Angela semalam sampai-sampai dia merelakan tubuhnya untuk Leo.
Ingatan tentang wajah sedih kakaknya kembali muncul di kepalanya. Mengingat jika apa yang dia lakukan saat ini adalah untuk menjauhkan Leo dari Evelyn, Angela pun mengusap air matanya.
‘Bukankah ini justru kesempatan yang bagus? Dengan begini aku bisa membuat Leo masuk ke dalam perangkapku,’ ucap Angela dalam hati.
Dia menarik napasnya dalam-dalam untuk menenangkan diri. Kini, dia tidak akan menyesali perbuatannya lagi sebab dia melakukan ini semua demi sang kakak, Nick.
Ini semua untuk Nick, ingat Angela. Jangan sesali semua ini. Batinnya.
Di saat yang sama, Leo membuka matanya.
Setelah sekian lama, akhirnya Leo merasa tidurnya teramat nyenyak. Dia menoleh ke samping, menatap sisi ranjang yang kosong.
Meski tadi malam dia mabuk berat, Leo mengingat apa yang terjadi. Dia bahkan merasa jika dia tidak akan bisa melupakan sensasi yang dia rasakan tadi malam.
Leo sama sekali tidak tahu jika wanita yang tadi malam ia bawa ke kamarnya adalah seorang perawan. Leo tersenyum miring. Dia penasaran dengan wanita itu karena mendapatkan wanita perawan di zaman sekarang sangat sukar menurutnya dan dia beruntung bisa mendapatkannya.
“Siapa wanita itu?” tanya Leo.
Leo memejamkan matanya, aroma vanila pada tubuh wanita itu bahkan masih melekat di ingatannya. Ciuman lembut dan juga sentuhan halus wanita itu masih dapat dia rasakan dengan nyata. Sensasi saat dia memompanya adalah sesuatu yang tidak akan pernah dia lupakan.
Ia tersenyum senang. Dia merasa begitu puas dengan apa yang mereka lakukan tadi malam.
Leo berguling ke samping, kemudian duduk di tepi ranjang. Saat dia hendak bangun, dia mendengar suara rintikan air dari kamar mandi berhenti, dan tak lama kemudian, pintu kamar mandi terbuka.
Ternyata dia masih di sini.
Leo mengangkat wajahnya. Dia menatap Angela dari ujung kepala hingga ujung kaki. Angela mengenakan handuk yang cukup pendek dan memperlihatkan kaki jenjangnya.
Pria itu menelan ludahnya. Tatapannya tak lepas dari tubuh Angela. Leo semakin penasaran bagaimana mungkin wanita dengan tubuh seindah ini tidak pernah disentuh oleh lelaki sebelumnya. Rasanya sangat tak masuk akal.
‘Apakah pria-pria di luar sana bodoh sampai-sampai mereka melewatkan tubuh indah wanita ini?’ pikir Leo.
“Berhenti menatapku seperti itu,” ucap Angela.
Perlahan Angela berjalan menghampiri Leo. Meski gugup, dia berusaha bersikap tenang. Sambil tersenyum miring, Angela berdiri di depan Leo.
“Seperti apa?” balas Leo, tanpa melepaskan tatapannya pada manik mata Angela.
Angela mengedikkan bahunya. “Seperti kau ingin menyetubuhiku lagi,” ucap Angela menggoda.
“Siapa yang tahu?” tanya Leo.
Leo menyentuh kaki jenjang Angela, mengusapnya ke atas hingga dia menemukan bongkahan padat wanita itu.
“Kau mabuk tadi malam, jadi aku memaafkan mu,” ucap Angela seraya menepis tangan Leo dari tubuhnya.
Selayaknya gadis genit, Angela lantas duduk di pangkuan Leo. Angela menyentuh lembut dada bidang Leo, menggoda pria itu lagi. Angela tak peduli jika Leo akan berpikir jika dia adalah wanita haus belaian. Yang terpenting, dia bisa membantu mempertahankan pernikahan Nick dan Evelyn.
“Meskipun mabuk, aku tahu apa yang aku lakukan,” balas Nick dengan suara serak khas bangun tidur.
“Benarkah?”
Leo mengangguk.
“Aku ingat bagaimana aku melucuti pakaianmu,” balas Leo.
Perlahan, tangan Leo melepaskan handuk yang melilit tubuh Angela, membuat Angela kembali telanjang di hadapannya.
Leo menatap tubuh polos Angela. Tangannya bergerak mengusap lekuk tubuhnya yang indah. Hanya dengan melihatnya saja sudah berhasil membuat gairah Leo kembali memuncak.
“Aku juga ingat bagaimana kau menjerit dan mengerang nikmat di bawah kendaliku,” sambung Leo.
Pria itu membalik posisi mereka, kembali menjatuhkan tubuh Angela di atas ranjang dan mengungkung tubuh mungil wanita itu di bawah tubuh kekarnya.
Angela meneguk salivanya. Bibir Leo kembali mendarat di bibirnya. Mata Angela terpejam, menikmati setiap sentuhan Leo di tubuhnya. Lagi-lagi Angela menyerahkan tubuhnya untuk dinikmati oleh Leo.
'Sial, aku sangat menyukai tubuhnya,' ucap Leo dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Raufaya Raisa Putri
𝙮𝙖𝙘𝙝...𝙢𝙖𝙪 𝙉𝙜𝙪𝙢𝙥𝙖𝙩 𝙞𝙣𝙞 𝙘𝙢 𝙙𝙪𝙢𝙖𝙮.
2024-04-21
0
Raufaya Raisa Putri
𝙡𝙖𝙝... 𝙠𝙤𝙠 𝙣𝙖𝙣𝙜𝙚𝙨. 𝙠𝙣 𝙠𝙢 𝙮𝙜 𝙣𝙮𝙖𝙧𝙞 𝙢𝙖𝙨𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙢𝙮 𝙨𝙚𝙣𝙙𝙧𝙞. 𝙠𝙣𝙥 𝙣𝙜𝙜 𝙋𝙞𝙣𝙩𝙚𝙧 𝙣𝙮𝙖𝙧𝙞 𝙘𝙖𝙧𝙖. 𝙗𝙜𝙜 𝘼𝙙𝙖 𝙩𝙚𝙢𝙚𝙣 𝙖𝙥 𝙗𝙪𝙖𝙩 𝙘𝙪𝙧𝙝𝙖𝙩. 𝙩𝙤𝙡𝙤𝙡 𝙠𝙤𝙠 𝙙𝙞𝙗𝙤𝙧𝙤𝙣𝙜 𝙨𝙚𝙣𝙙𝙞𝙧𝙞
2024-04-21
0