Seumur hidupnya, Leo tidak pernah sekali pun mendekatkan diri pada hal-hal yang berbau sosial. Bahkan, pria itu selalu menolak setiap kali orang tuanya mengajak Leo untuk menghadiri acara amal. Tapi, entah malaikat dari mana yang menempel di tubuh Leo saat ini sehingga dia mau ikut dengan Angela ke panti asuhan. Entahlah. Leo merasa jika saat dia sedang bersama Angela, dia dapat merasakan kedamaian yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
‘Aku tidak menyangka jika Angela sangat berbeda dengan apa yang aku bayangkan,’ ucap Leo dalam hati.
Selama ini, dia pikir Angela hanyalah wanita murahan yang mau ia tiduri. Tapi, rupanya dia salah. Rupanya Angela jauh dari kata murahan. Wanita itu memiliki kharisma dan hati selembut sutra, banyak sekali keunggulan dari sosok wanita yang sekarang mulai memenuhi pikirannya itu.
‘Angela sangat berbeda dengan Evelyn,’ batin Leo lagi membandingkan keduanya.
Berbeda dengan Evelyn yang memiliki sifat manja, Angela adalah wanita yang begitu mandiri. Angela bahkan tidak mau mengizinkan Leo untuk membawakan barang belanjaannya jika saja tadi Leo tidak memaksa. Itulah yang berbeda antara Angela dan Evelyn sebab Evelyn adalah wanita manja yang selalu bergantung padanya, membuat Leo menyukai Evelyn karena dia merasa selalu dibutuhkan.
Menyadari apa yang dia pikirkan, Leo menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia mengerjapkan matanya, heran kenapa dia justru mulai membanding-bandingkan Evelyn dengan Angela.
‘Kenapa aku jadi begini? Aku tidak boleh membandingkan Eve dengan wanita lain, termasuk Angela. Eve adalah satu-satunya wanita bagiku,’ gerutu Leo dalam hati, mengomeli pikirannya sendiri.
“Leo, jangan melamun saat menyetir,” tegur Angela menyentuh lembut lengan Leo.
Leo menoleh ke samping. Dengan wajah penuh rasa bersalah dia berkata, “Maaf, aku tidak akan melamun lagi.”
“Apakah kau sedang banyak pikiran? Jika kau mau, aku bisa menggantikanmu menyetir,” usul Angela.
“Ah, tidak. Aku tidak apa-apa, ‘kok,” balas Leo.
Leo tersenyum, kemudian kembali fokus pada jalanan di depannya. Sementara Angela yang tak mau Leo melamun lagi pun berinisiatif untuk mengajak Leo mengobrol sepanjang perjalanan menuju ke panti asuhan.
Tiba di panti asuhan, anak-anak panti langsung menyambut kedatangan Angela dengan antusias. Mereka bahkan berhamburan menghampiri Angela dan memeluk Angela begitu wanita itu keluar dari mobil.
“Kak Angela datang!!” teriak para anak panti dengan senang. Senyum lebar tampak terpatri pada wajah-wajah polos yang memeluk Angela saat ini.
“Bagaimana kabar kalian?” tanya Angela.
“Baik, Kak!” seru anak-anak panti secara bersamaan.
“Aku punya banyak hadiah untuk kalian,” ucap Angela sembari melepaskan pelukan itu. “Tapiiiiiiii, kalian harus janji tidak akan berebut.”
“Kami janji, Kak Angela!”
Angela meminta anak-anak panti asuhan untuk berbaris dengan rapi. Setelahnya barulah dia membagikan salad buah dan pakaian yang tadi dia beli kepada anak-anak panti. Tentu saja Leo ikut membantunya untuk membagikan barang-barang tersebut.
“Anak-anak di sini sepertinya sangat senang kau datang,” ucap Leo saat membantu Angela mengeluarkan barang-barang dari bagasi mobil.
Angela mengangguk. “Aku sudah bilang padamu kalau aku memang lumayan sering ke sini, bukan? Aku juga sering bermain dengan mereka. Jadi, wajar saja kalau mereka bersikap seperti itu,” jelas Angela.
Leo hanya membalas ucapan Angela dengan senyuman. Lagi-lagi Angela membuatnya kagum. Ia masih tak menyangka jika Angela tidak sedang pura-pura baik untuk mencari perhatiannya, sangat berbeda dengan wanita-wanita yang selama ini mencoba untuk mendekatinya.
Di panti asuhan, anak-anak tampak sangat menyukai Angela. Saat ini, mereka bahkan sedang bermain dan bersenda gurau. Tawa renyah para anak panti menunjukkan jika mereka benar-benar menyukai kehadiran Angela.
‘Bagaimana bisa wanita seperti Angela dengan mudah mau tidur denganku?’ tanya Leo dalam hati. Matanya masih menatap lurus ke arah Angela, memerhatikan wanita itu dari jarak yang agak jauh sebab dia tidak terbiasa berinteraksi dengan anak-anak.
“Angela adalah wanita yang baik dan juga periang,” ucap seseorang tiba-tiba, membuat Leo seketika tersentak dari lamunannya dan menoleh ke samping. “Aku pengurus panti asuhan ini. Aku mengenal Angela sudah lama. Anak-anak di sini sangat menyukai Angela.”
“Aku Leo, teman Angela,” balas Leo, tersenyum sopan.
“Apa pun hubunganmu dengan Angela, aku hanya meminta satu hal ... jangan sakiti wanita sebaik Angela,” nasihat pengurus panti asuhan.
Leo tersenyum. "Aku tidak akan menyakitinya," jawabnya.
"Siapa pun yang ditakdirkan bersama Angela pasti akan sangat beruntung." Pengurus panti tersenyum menatap Angela.
“Leo, ke marilah!” seru Angela.
Leo yang mendengar itu mengangguk lalu menghampiri Angela sambil tersenyum lebar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Raufaya Raisa Putri
Alden NY jg mesti dibawa keep panti... biar bnyk temen NY jg
2024-04-21
0