Pria itu menguap lebar sambil merentangkan tangannya, melemaskan otot-ototnya yang terasa kaku. Pagi ini, dia merasa tubuhnya sangat segar. Entah kapan terakhir kali Leo bisa tidur senyenyak itu. Biasanya, dia selalu bangun tidur dalam keadaan tubuh yang masih lelah dan lesu.
Leo menoleh ke sisi ranjang di mana tadi malam Angela berada. Tapi, pagi ini Angela sudah tidak ada di sana. ‘Sepertinya Angela sudah bangun,’ pikir Leo.
Ia meraih ponselnya yang ada di nakas. Tampak ada banyak panggilan tak terjawab dari Evelyn. Jika biasanya Leo akan langsung menghubungi Evelyn balik, kali ini dia melakukan yang sebaliknya. Pria itu justru mengabaikan panggilan dari Evelyn dan mematikan ponselnya.
Turun dari tempat tidur, Leo bergegas mencari Angela. Matanya menyipit dengan dahi berkerut samar ketika dia melihat Angela sedang berkutat di dapur dengan banyak sekali kotak makanan di depannya.
“Angela,” panggil Leo sambil berjalan mendekati Angela.
Angela menoleh. “Kau sudah bangun?”
Leo mengangguk. Dia memeluk Angela sejenak, kemudian mengecup pipi Angela. “Apa yang sedang kau lakukan? Untuk apa kotak makanan sebanyak ini?” tanyanya dengan mesra.
“Aku hari ini akan ke panti asuhan.” Angela menyelesaikan kotak makanan terakhirnya. “Aku ingin membawa salad buah ini untuk anak-anak panti asuhan dan bermain bersama di sana.”
Leo melebarkan matanya. Bibirnya mengatup rapat, antara percaya dan tidak dengan kegiatan yang akan dilakukan oleh Angela.
Usai meletakkan kotak-kotak makanan ke dalam kardus besar, Angela menghidangkan sarapan yang sudah dia masak sebelumnya.
“Apakah kau sering melakukan kegiatan seperti ini?” tanya Leo sembari menarik kursi meja makan dan duduk.
“Ya, lumayan sering.” Angela menatap jam dinding sejenak, lalu kembali menatap Leo. “Kenapa kau belum mandi? Apakah kau tidak bekerja hari ini?” tanyanya.
“Tidak. Apakah aku boleh ikut denganmu?”
“Kau ingin ikut?” tanyanya, terkejut. Matanya bahkan terbelalak lebar saking terkejutnya dengan pertanyaan Leo barusan.
“Ya, jika kau mengizinkanku.”
"Kau yakin ingin ikut? Sepertinya kau tidak akan betah berada di sana," ucap Angela.
"Selagi ada kau, maka aku akan betah," jawab Leo kembali membuat Angela terdiam sejenak hingga Angela mengangguk setuju. “Baiklah, kau boleh ikut,” jawab Angela pada akhirnya.
*****
“Leo, bisakah kita berhenti di toko depan sana sebentar? Ada yang ingin kubeli,” ucap Angela.
“Toko yang di ujung jalan itu?” tanya Leo.
“Ya.”
Leo menepikan mobilnya di depan sebuah toko pakaian anak-anak. Leo bingung apa yang ingin Angela lakukan di sana, tapi dia lebih memilih diam dan memerhatikan saja.
"Kau tunggu di mobil saja!" Angela menoleh ke belakang.
"Aku ikut!"
"Kau yakin? Kau tidak malu terlihat bersamaku? Bagaimana jika ada kekasihmu melihat kita?" tanya Angela memicingkan matanya.
"Lanjutkan saja apa yang ingin kau lakukan," ucap Leo.
Leo berjalan mengekori Angela masuk ke dalam toko pakaian tersebut. Sebab bingung dengan apa yang harus dia lakukan, Leo hanya diam sambil mengikuti ke mana kaki Angela melangkah.
Tampak Angela mengambil sebuah troli belanja, lalu mengambil cukup banyak potong pakaian. Leo bahkan sampai terkejut dengan banyaknya jumlah pakaian yang diletakkan Angela ke dalam troli.
“Angela, apakah kau akan membeli semua pakaian itu?” tanya Leo setelah cukup lama hanya diam.
“Semua pakaian ini untuk anak-anak panti asuhan,” jawab Angela sambil tersenyum lebar. “Di panti asuhan, anak-anak hanya memiliki pakaian yang disumbangkan. Selain itu, mereka tak punya banyak pakaian. Kasihan jika mereka memakai pakaian yang lusuh.”
Mendengar jawaban Angela, Leo sampai tak bisa berkata-kata lagi. Leo semakin bingung dengan sikap Angela. Dia penasaran apakah sikap Angela ini memang tulus atau Angela hanya pura-pura baik untuk mencari perhatiannya saja.
Setelah hampir memenuhi troli dengan pakaian anak-anak yang dipilih, Angela mengajak Leo menuju ke kasir untuk membayar barang belanjaannya.
Melihat jika jumlah barang belanjaan Angela tak sedikit, Leo berinisiatif untuk membayar pakaian-pakaian tersebut. Namun, baru saja Leo hendak mengambil kartu kreditnya, Angela sudah mendahuluinya.
“Biar aku saja yang membayar,” ucap Leo.
“Ah, jangan. Ini barang belanjaanku, jadi aku yang akan membayarnya,” balas Angela, menolak tawaran Leo.
"Angela, aku saja!"
Petugas kasir yang berada di depan keduanya hanya bisa tersenyum sendiri memperhatikan drama yang ada dari pasangan serasi menurutnya.
"Aku tidak ingin berhutang padamu!" kata Angela menarik tangan Leo yang kembali ingin menyerahkan kartu kreditnya.
Usai melakukan transaksi, Leo dan Angela membawa barang belanjaan menuju mobil.
“Apakah kau ingin membeli sesuatu lagi? Maksudku untuk dirimu sendiri. Aku akan membelanjakanmu,” tawar Leo.
Angela menggeleng. “Aku tidak sedang membutuhkan sesuatu, tapi terima kasih atas tawarannya,” jawab Angela.
Leo tersenyum. Perlahan, sikap Angela berhasil membuat Leo kagum dengan wanita itu. Leo bahkan sampai tak berhenti tersenyum karenanya.
Aku tidak tahu ini semua memang dirimu atau hanya trik yang kau lakukan agar aku kagum padamu, Angela.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Raufaya Raisa Putri
nanti jg bkl dibuat bucin sm emak otor le
2024-04-21
0