Sajadah Cinta 18

Bi Num ataupun Lucas sama-sama terdiam. Tak ada yang bisa memberi pendapat tentang bagaimana perasaan Galih jika pria itu tahu Kakaknya menikah dengan wanita yang dia cintai.

Di dalam ruangan Galih, pria ini terus saja menatap Aisyah lalu tersenyum yang membuat Aisyah sedikit gugup. Aisyah meremas jari jemarinya ketika Galih terus memandanginya.

"Kamu sakit? Kamu terlihat pucat?"Galih bertanya, Aisyah melihat ke arah Galih dan menggelengkan pelan kepalanya. Aisyah masih belum berani mengatakan apapun kepada Galih.

Seorang perawat masuk ke dalam ruangan Galih, membuat Aisyah langsung berdiri dari tempat duduknya.

"Tuan Muda Galih, sudah waktunya untuk Anda beristirahat."Dokter itu berkata sembari tersenyum ke arah Aisyah. Dokter itu datang atas permintaan Lucas, ketika Lucas melihat Aisyah yang tertekan berada di dalam ruangan Galih. Dia langsung meminta seorang dokter untuk menemani sang adik.

"Aku harus pergi, besok aku kembali lagi. Kamu harus beristirahat, supaya segera sembuh!" Aisyah berkata dengan lembut. Galih, hanya tersenyum lalu mengangguk pelan.

Aisyah pergi meninggalkan ruangan Galih, di luar ruangan Lucas sudah menunggunya. Lucas meminta Aisyah untuk ikut pulang bersama dengannya. Karena Lucas akan meminta Bi Num dan beberapa pengawal akan berjaga di rumah sakit tersebut. Axel juga sudah tiba di rumah sakit tepat waktu. Tetapi, tak diperbolehkan siapapun masuk ke dalam ruangan Galih, kecuali Bi Num. Bahkan, Lucas melarang semua dokter untuk memberitahu kondisi Galih saat ini, jadi tak ada yang tahu jika Galih sudah siuman. Kecuali, Bi Num dan Aisyah.

Di dalam mobil, Aisyah hanya diam menatap jari jemari yang sejak tadi diremas olehnya. Begitu juga dengan Lucas hanya diam tak bersuara. Seorang sopir yang mengantar mereka kembali ke mansion hanya bisa merasakan hawa dingin di dalam mobil itu. Tak ada kehangatan sedikitpun, padahal sebelumnya keduanya sempat berbicara dan interaksi Lucas dan Aisyah beberapa menit yang lalu cukup manis. Ketika Lucas membuka pintu mobil untuk Aisyah, Lucas sendiri yang melakukan itu.

Tiba di mansion, beberapa pengawal membuka pintu mobil untuk Lucas dan Aisyah secara bersamaan. Mereka juga memberi hormat kepada Lucas. Aisyah menghela napas dan berjalan mengikuti Lucas dari belakang. Bahkan, tak ada satupun pertanyaan Aisyah tanyakan kepada Lucas hingga keduanya tiba di dalam kamar.

"Aku ingin berbicara denganmu,"seru Lucas yang ingin memulai pembicaraan dengan Aisyah. Wanita ini hanya diam dan tak bergeming meskipun Lucas sudah berusaha berbicara dengan begitu lembut. Tetapi, Aisyah belum bisa percaya kepada Lucas akan sebaik dan selembut apa nanti terhadap dirinya.

"Katakan,"ucap Aisyah pelan, nyaris tak terdengar. Lucas menyungging senyumnya lalu duduk sofa rias yang tak jauh dari ranjang. Aisyah masih tak ingin menatap Lucas. Pria ini meraih tangan Aisyah yang membuat aliran darah berhenti, detak jantung dan denyut nadi seakan tak berirama lagi. Netra keduanya bertemu, Aisyah memandang lekat ke arah Lucas, begitu juga dengan Lucas yang sejak dari tadi sudah memantapkan diri untuk berbicara dengan istrinya itu.

Mendadak tangan Aisyah dingin Lucas sendiri dari merasa itu. Lucas mengusap lembut punggung tangan Aisyah, entah kenapa perasaannya yang sejak tadi gundah kini telah menjadi damai dan tenang.

"Aku tau tak mudah mengandung seorang bayi, apalagi pertama kali untukmu. Aku juga sadar, perilakuku terhadapmu tak ada yang lembut melainkan aku berbuat kasar terhadapmu hampir setiap hari. Tetapi, satu keinginanku meskipun pada akhirnya kita tak bisa bersama, maukah kamu Aisyah melahirkan anak itu untukku?"

Deg!

Napas Aisyah tiba-tiba tercekat di tenggorokan kala mendengar ucapan Lucas yang terakhir. Aisyah masih belum paham apa yang Lucas maksud dengan melahirkan anak ini, apa dia tak menginginkan Aisyah lagi?

"Aku tahu perbuatan burukku tak ada maaf darimu. Tetapi, aku mohon lahirkan anak ini meksipun dia anak dari pria sepertiku,"ucap Lucas yang kini meletakkan kedua tangan Aisyah di dahinya sembari memohon kepada wanita itu.

"Apa maksudmu?"

"Tinggallah bersama Galih, rawatlah dia. Saat ini Galih butuh kamu, Aisyah!"

Aisyah menarik paksa tangan yang digenggam Lucas. Lalu memalingkan wajahnya dari pandangan Lucas. Tak terasa air mata menetes membasahi punggung tangannya.

"Galih belum tahu dengan pernikahan ini, sementara kesehatan dia belum membaik, jangan pernah cerita apapun tentang hubungan kita sama Galih. Aku ingin Galih tetap hidup dalam cintanya untukmu,"Lucas terus berbicara tanpa memikirkan perasaan seorang istri yang tak pernah diberikan kebahagian olehnya. Tetapi, malah dipaksa bersama dengan laki-laki lain karena keegoisannya.

"Aku ingin istirahat, beberapa jam diluar aku merasa lelah. Mungkin karena bawaan bayi juga,"pertama kali hari ini Lucas mendengar Aisyah menyebutkan kata bayi, Lucas tersenyum ternyata memang Aisyah tak membenci anaknya itu.

Aisyah menyeka air matanya dan langsung berbaring membelakangi Lucas yang masih duduk di kursi sofa rias. Lucas, berdiri. Lalu sedikit membungkuk dibelakang Aisyah dan mengecup pucuk kepala sang istri dari samping yang membuat Aisyah memejamkan matanya dengan kuat. Lucas menarik selimut dan menutupi tubuh Aisyah, serta mengatur suhu AC untuk sang istri.

Ketika Lucas hendak berganti pakaian, dia menerima pesan dari Alex. Lucas pergi meninggalkan kamarnya. Mengetahui Lucas telah pergi Aisyah kembali membuka mata dan duduk di atas ranjang. Aisyah membuka hijab, serta memeluk erat lututnya yang saat ini mungkin akan sulit diraih oleh Aisyah untuk beberapa Minggu ke depan.

Dulu memikirkan perlahan akan jatuh cinta pada pria asing yang mendadak menikahinya. Tetapi, setelah tinggal dengannya bukan rasa cinta yang Aisyah dapatkan malah perlakuan kasar dari pria itu yang kerap kali Aisyah terima. Ketika jalan kebebasan sudah di depan mata saat Lucas hendak memberi kebebasan untuknya. Sekali lagi takdir menahannya di sisi pria seperti Lucas yang bertindak tanpa perasaan. Baru saja Lucas menggadaikan dirinya untuk kebahagian pria lain.

"Sayang, mama tak membencimu. Tetapi, kenapa kamu hadir di saat yang tak telah," Aisyah berkata sembari mengelus perutnya yang masih rata, air mata masih menetes dan membasahi gamis yang dikenakan Aisyah.

Di tempat lain, Lucas baru saja tiba ke markasnya. Alex sudah menunggu di depan pintu masuk. Sementara Demon ada di dalam gudang bawah tanah bersama dengan tahanan yang Alex bahwa tadi.

Alex mendekat dan membuka pintu mobil. Lucas segera turun dan membuka kancing jasnya. Pria ini berjalan masuk ke dalam markas. Di mana Alex mengikutinya dari belakang.

Terpopuler

Comments

Anita yoongia

Anita yoongia

𝐥𝐮𝐜𝐚𝐬 Jagan jadi orang egois

2024-06-18

0

Yuli Yuli

Yuli Yuli

Uda tau Aisyah wanita yg sgt dcintai adiknya knp dperkosa Lucas, skrang Aisyah hamil km mlah mnta mau pisah

2024-03-08

0

Ida Lailamajenun

Ida Lailamajenun

sama aja nyuruh galih koma utk kedua kali nya trus koma hati juga utk kedua kali nya klu Lucas nyuruh Aisyah mengurus galih dalih" Krn galih cinta ma aisyah.jadi istri Lo anggep apa Lucas pajangan aja yg bisa digeser sana sini.

2024-02-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!