Mentari sudah menampakkan dirinya. Lucas yang tertidur di atas ranjang king size-nya sedikit terganggu. Hingga perlahan-lahan mengucek matanya.
Lucas, menatap gorden yang menyentuh atap kamar hingga menyapu lantai itu kini sedang berterbangan diterpa oleh angin pagi yang begitu sejuk. Jam dinding menunjukkan pukul 09.45, pagi. Hampir menjelang siang hari.
Lucas, menguap serta merenggangkan otot-ototnya. Pria ini duduk di atas ranjang king size menatap ke arah jendela, di mana matahari menyilaukan pandangannya. Yang membuat Lucas segera turun dari ranjang hanya menggunakan celana pendek sepaha tanpa mengenakan baju.
Lucas meraih baju mandi yang ada di atas jemuran balkon lalu memakai dan membiarkan begitu saja tanpa mengikat kain tersebut. Di balkon kamar Lucas sudah ada kopi dengan beberapa potongan roti yang terletak di atas piring. Kopi masih panas, roti juga masih hangat, Alex telah melakukannya dengan benar. Alex sudah bisa mengatur jam berapa pria ini akan turun dari ranjangnya tanpa harus membangunkan Lucas.
Lucas meraih cangkir kopi tersebut dan menyeruputnya pelan, sembari menikmati pemandangan dari arah balkon kamar mansion yang menghadap ke arah laut, sungguh pemandangan yang begitu indah.
Sejenak kemudian, Lucas tersadar ada yang pria ini lupakan. Dia langsung meletakkan kembali cangkir tersebut di atas nampan yang ada di atas meja kecil. Lalu, Lucas melangkah masuk ke dalam kamar melewati tempat tidur, tujuannya adalah pintu kamar.
Begitu pintu kamar terbuka, Alex sudah menunggunya di depan kamar.
"Selamat pagi, Tuan." Sapa Alex, Lucas hanya mengangguk dan berjalan melewati pria itu. Alex mengikutinya dari belakang menuruni satu persatu anak tangga. Mansion itu memiliki lift tetapi Lucas lebih senang menggunakan tangga.
"Selamat pagi, Tuan."
"Selamat pagi, Bos."
"Tuan, mau makan dulu atau mau berolahraga lebih dulu?" Bi Num bertanya ketika melihat Lucas sudah tiba di lantai dasar.
"Nanti saja Bi, aku baru selesai sarapan...."
Lucas pergi meninggalkan ruang tengah mansion dan berlalu pergi menuju kamar Galih, Alex masih setia mengikuti Lucas kemanapun pria ini pergi. Ketika Lucas memegang handle pintu dia menoleh ke arah Alex.
"Kamu tunggu di sini, aku akan masuk!"
"Baik, Tuan."
Lucas masuk ke dalam kamar Galih, beberapa dokter dan perawat yang berada di dalam kamar itu, segera menghadap Lucas dan memberi hormat.
"Kalian semua keluar!"
Tak ada yang membantah atau menjawab, semua dokter bergegas pergi meninggalkan kamar Galih.
Lucas menatap Galih yang masih setia menutup matanya. Pria ini mengepalkan tangan setiap kali melihat tubuh Galih yang berbaring tak berdaya di atas tempat tidur, seakan rasa sakit menusuk bagian tubuhnya yang paling dalam.
"Aku berjanji akan membalas dua kali lipat atas perbuatan orang itu terhadapmu!"ucap Lucas pelan tapi penuh penekanan. Pria ini berbalik dan berjalan ke arah kamar mandi yang ada di dalam kamar Galih.
Lucas membuka pintu kamar mandi tersebut, seseorang tergeletak di depannya yang sudah bersandar di daun pintu sejak semalam, sebelum dirinya jatuh pingsan.
"Bangun!" Lucas menyenggol tubuh Aisyah dengan kakinya. Wanita itu tak bergeming saat Lucas menyuruhnya bangun. Raut wajah Aisyah terlihat begitu pucat dan pakaian yang semula basah kini bahkan sudah kering di tubuhnya.
Lucas menghela napasnya, lalu berjongkok di depan Aisyah, memukul wajah Aisyah dengan pelan. "Bangun! Mau sampaikan kau akan berbaring di sini?" Lucas baru sadar jika tubuh Aisyah begitu panas.
"Dia, demam?"gumam Lucas yang menyentuh dahi dan tangan Aisyah yang terasa begitu dingin. "Kamu tak boleh mati dulu, aku belum melihat penderitaan yang Galih rasakan di kehidupanmu,"ucap Lucas dengan kejam, lalu mengangkat tubuh Aisyah membawanya keluar dari kamar Galih.
"Tuan," Alex terkejut melihat Aisyah tak sadarkan diri dalam gendongan Lucas.
"Suruh dokter itu untuk datang ke kamarku!"
"Baik, Tuan."
Lucas membawa tubuh Aisyah pergi ke kamarnya dengan menggunakan lift. Tiba di depan pintu kamar dia langsung mendorongnya dengan kaki, membawa wanita itu masuk ke dalam kamar dan membaringkannya di tempat tidur.
Alex yang baru saja tiba langsung berkata, "Tuan, dokter di sini."
"Selamatkan wanita ini! Dia tidak boleh mati! Aku belum melihat dia menderita seperti Galih!"ucap Lucas tegas, Alex terkejut dengan ucapan Bos-nya itu.
Dokter yang datang bersama dengan Alex segera memeriksa tubuh Aisyah. Lucas, melihat gerak-gerik dokter itu dan membuatnya beberapa kali menghela napas.
"Kenapa kau menyentuhnya?!" Semua orang terkejut ketika Lucas bertanya kepada dokter yang sedang memeriksa tubuh Aisyah.
"Tuan, tenang. Jika tidak disentuh bagaimana mereka bisa memeriksanya?"
"Lakukan secepatnya!" Lucas berbalik dan pergi ke balkon kamar untuk menenangkan dirinya.
'Dia belum boleh mati, Galih saja belum membuka mata. Aku ingin Galih melihat penderitaan yang Aisyah rasakan ketika dia membuka mata nanti,' batin Lucas lalu menghabiskan kopi yang ada di cangkir.
"Tuan, mereka sudah memeriksanya. Dua dokter itu sudah pergi,"ujar Alex.
"Oke. Tinggalkan kami,"
Alex sedikit bungkuk lalu pergi meninggalkan kamar Lucas. Di mana Aisyah masih berbaring di atas tempat tidurnya. Lucas melangkah masuk ke dalam kamar, melihat wanita yang dia nikahi sebelumnya kini berada di atas ranjangnya.
Lucas duduk di tepi ranjang, sembari menyentuh raut wajah Aisyah dengan lembut. Lucas menyeringai tatkala melihat tubuh Aisyah yang lemah dan tak berdaya.
"Kau akan merasakan sakit lebih dari ini, setelah ini kau akan sadar dengan siapa kau berurusan, wanita nakal!"
Lucas menarik gamis yang dikenakan Aisyah hingga robek, sehingga memperlihatkan bagian tubuh atas Aisyah. Tangan Lucas memegang dua sisi gamis yang sudah robek itu. Mata Lucas tak berkedip menatap dua benda yang tersimpan dibalik gamis itu.
"Indah...." Ucap pelan pria ini sembari tersenyum licik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Anita yoongia
dasar laki laki 🤣🤣
2024-06-01
0
Yuli Yuli
hallah Lucassss...heemmmmm.....
2024-03-07
0
Alexandra Juliana
Apakah Lucas unboxing Aisyah disaat pingsan?
2024-02-29
0