Aisyah mengepalkan tangannya, dia merasa takdir telah mempermainkan dirinya. Aisyah menatap dalam netra Lucas yang saat ini pria itu memalingkan wajahnya dari pandangan Aisyah.
"Kita lebih baik berpisah, Aisyah...."
"Asiyah!"pekik Lucas kemudian saat melihat tubuh Aisyah akan terjatuh ke lantai, secepat kilat Lucas menahan tubuh sang istri dan langsung memanggil Bi Num, agar bisa memanggil dokter ke ruangan Galih.
"Tuan, apa yang terjadi?"
"Aku akan membawa Aisyah ke ruangan dokter lain,"ujar Lucas. Lalu, pergi meninggalkan ruangan Galih. Bi Num menjaga Galih sepanjang waktu sementara Lucas bersama dengan Aisyah.
Lucas tak menjauh dari sisi ranjang pasien Aisyah yang sedang diperiksa oleh dokter wanita. Lucas tak mendekat ke arah dokter itu ketika sang dokter berbicara dia hanya menatap Aisyah.
"Tuan, saya butuh berbicara dengan Anda." Lucas hanya menoleh sebentar, lalu mengangguk.
"Bisakah, Anda berbicara dengan asisten rumah tangga saya? Beliau akan menemui Anda,"
"Eeem, bisa Tuan."Melihat tatapan Lucas yang sedikit mengerikan lantas dokter itu memilih jalan yang aman saja. Lucas pergi mencari Bi Num, lalu Bi Num datang ke ruangan di mana Aisyah berada bersama dengan sang dokter wanita.
Bi Num, duduk di kursi yang kosong di depan meja sang dokter. Terlihat Bi Num menunggu apa yang ingin dokter itu jelaskan. Sementara sang dokter tengah menulis beberapa resep obat untuk Aisyah.
"Dok, dia hanya pingsan apa perlu resep obat segala? Mungkin hanya kelelahan,"ucap Bi Num. Dokter Wanita itu tersenyum, lalu memberikan resep itu kepada Bi Num.
"Ini vitamin sangat bagus untuk wanita hamil,"ucap sang dokter. Bi Num membelalakkan matanya kala mendengar pernyataan sang dokter. Lalu, benar saja Bi Num memeriksa setiap tulisan yang dokter itu tuliskan dan Bi Num melirik ke arah ranjang di mana Aisyah berada.
"Dok, apa benar Nyonya Aisyah sedang hamil?"Bi Num, bertanya dengan raut wajah yang takut. Karena, bagaimanapun Bi Num harus bisa melindungi wanita itu dan calon bayinya. Bi Num ataupun dokter sama-sama menoleh ke arah pintu ruangan yang terbuka. Ternyata Lucas kembali lagi setelah tak mendapati istrinya yang siuman dari pingsan.
"Tu-Tuan,"Bi Num, terlihat gugup.
"Apa yang dokter katakan?"tanya Lucas dengan dingin, melihat Bi Num yang sedikit gemetar. Lucas langsung bisa menebak jika wanita tua ini sedang menyembunyikan sesuatu.
"Nyo-Nyonya Aisyah,"
"Bi...."Lirih Aisyah, yang baru saja siuman. Lalu, Bi Num tak melanjutkan ucapannya melainkan menghampiri Aisyah di atas ranjangnya. Bi Num membantu Aisyah untuk duduk lalu Lucas berjalan ke arah ranjang Aisyah.
"Apa yang kamu rasakan,"
Mendadak Aisyah mual ketika mendengar suara Lucas bertanya kepadanya. Parfum Lucas membuatnya tak bisa menahan rasa mual. Wanita ini turun dari ranjang dan berlari ke arah toilet yang membuat Bi Num sedikit cemas. Berbeda dengan Lucas pria ini malah kebingungan karena belum pernah melihat Aisyah seperti itu sebelumnya.
Tak lama, Aisyah keluar dari toilet. Melihat semua orang kini sedang melihatnya, begitu juga dengan Lucas yang sedang menunggu penjelasan Aisyah dengan apa yang dia rasakan saat ini. Perubahan tubuh Aisyah tentu saja membuat Lucas penasaran.
"Hal itu wajar dirasakan oleh ibu hamil,"seru dokter tersebut yang beranjak dari tempat duduk dan berjalan ke arah Aisyah. Lucas yang mendengar kata-kata hamil masih berusaha untuk mencernanya.
"Hamil? Siapa yang hamil?"Lucas bertanya, Aisyah mengenggam tangan dokter tersebut dengan erat, dia begitu takut kalau Lucas akan memintanya untuk menggugurkan anak itu.
"Tentu saja Nyonya Aisyah telah mengandung, apa Anda tidak tahu sebelumnya?"Dokter bertanya, pria itu hanya terdiam kaku dan tak bergeming. Peluh telah membasahi wajah Aisyah yang begitu takut akan tindakan Lucas terhadap calon bayinya.
Lucas, berbalik dan pergi meninggalkan ruangan itu tanpa mengatakan sepatah katapun. Aisyah ataupun Bi Num, sama-sama bingung akan hal itu. Tetapi, yang lebih takut dengan posisi itu adalah Aisyah, meskipun dia membenci pria yang menjadi ayah dari anaknya. Tetapi, Aisyah tak membenci calon anaknya itu dia ingin mempertahankannya.
"Bi Num, aku harus bagaimana?" Aisyah bertanya dengan raut wajah yang sedih, wanita tua ini hanya bisa memeluknya. Lantaran, tak tahu harus mengatakan apa terhadap Aisyah. Karena hanya Lucas yang bisa mengambil keputusan dalam hidup Aisyah.
Lucas, yang baru saja keluar dari ruangan Asiyah, lalu melihat beberapa dokter dan perawat berlari ke arah ruangan Galih. Tentu saja hal itu menarik perhatian Lucas, pria ini segera pergi untuk melihatnya.
"Apa yang terjadi?"Lucas bertanya kepada seorang dokter yang berada di depan ruangan itu. Lalu, seorang dokter lainnya keluar dan mengajak Lucas untuk melihat Galih. Semua dokter memberi hormat kepada pria itu ketika Lucas masuk. Para dokter memberi jalan untuk Lucas, pria itu berjalan ke arah semua dokter dan melihat Galih yang sudah siuman. Lucas langsung memeluknya dengan erat.
Galih tersenyum dan memeluk erat tubuh Lucas, pria ini tak menyangka bisa melihat kembali keluarganya.
"Kamu kembali Galih. Terima kasih, Tuhan!"ucap Lucas, lalu beberapa dokter memberikan penjelasan terkait kondisi Galih.
"Tuan Muda Galih, telah melewati masa komanya. Tetapi, untuk kondisi tubuhnya dari pinggang hingga ke bahwa Tuan Muda Galih, mengalami kelumpuhan total dan akan sulit disembuhkan,"ujar sang dokter.
"Aku nggak mau lumpuh aku nggak mau cacat!"pekik Galih dengan air mata yang membasahi wajah tampannya. Lucas berusaha menenangkan Galih seperti dia menenangkan bayi kecil. Meskipun Lucas kejam dan kasar, tetapi cinta dan kasih sayangnya terhadap Galih begitu besar, melebihi dia mencintai dirinya sendiri.
"Tuan, mohon lebih tenang. Kami akan berusaha melakukan yang terbaik untuk Anda." Seorang dokter berkata sembari membenarkan cairan infus yang bermasalah saat Galih memberontak tadi. Melihat Galih sudah tenang Lucas berdiri dari tempat duduknya. Galih menggenggam tangan Lucas, tak ingin pria itu pergi.
"Jangan tinggalkan, aku."Galih berkata, Lucas memilih untuk duduk kembali.
Beberapa dokter pergi meninggalkan ruangan itu, tak lama masuk Aisyah dan Bi Num. Mengetahui Aisyah masuk, Lucas langsung menoleh bersama dengan Galih. Pria ini langsung bersemangat ketika melihat Aisyah yang masuk ke dalam ruangannya.
"Aisyah,"ucap Galih pelan, Lucas menoleh ke arah Galih, ada binar cinta yang tersirat dari senyuman Galih untuk Aisyah. Wanita itu mendadak mematung, ada perasaan takut untuk mendekat saat melihat wajah datar Lucas.
"Aisyah, kamu datang. Kamu datang untukku?"ucap Galih, yang ingin turun dari ranjang tetapi Lucas menghalanginya.
"Tenanglah, dia yang akan ke mari,"Lucas berkata sembari melirik ke arah Aisyah.Lucas meminta Aisyah untuk berbicara dengan Galih, wanita ini menuruti keinginan Lucas tanpa berniat menolaknya.
Aisyah duduk di kursi yang ada di samping ranjang Galih, Lucas lalu pergi meninggalkan Aisyah bersama dengan Galih. Bi Num, yang melihat itu lantas pergi menyusul Lucas pria yang sudah dianggap anak olehnya.
"Bi Num,"untuk pertama kali, Lucas memeluk dan menangis dalam pelukan wanita tua itu. Dulu, sesakit apapun kehidupannya Lucas akan bertahan dan takkan menangis. Tetapi hari ini entah kenapa Lucas merasa ingin sekali menangis sehingga ketika Bi Num memeluknya Lucas tak dapat menahan air matanya.
"Bi, aku mengatakan aku ingin berpisah dengannya. Tetapi, kehadiran calon baby kami aku seperti berat melepaskan wanita itu. Apa yang harus ku lakukan Bi? Galih sudah siuman, dia mencintai Aisyah. Dia menginginkan Aisyah sebagai pengantinnya, aku harus bagaimana, Bi?" Lucas berkata dengan pelan dan penuh harap akan jawaban dari BI Num.
"Tuan, dengarkan Bibi. Hanya kata pisah, takkan jatuh talak apapun antara Tuan dan Nyonya. Jika Anda menginginkan bayi itu maka perbaiki hubungan Anda dan Nyonya. Maka semua itu akan berjalan dengan baik hingga bayi itu lahir,"ujar Bi Num.
"Bagaimana dengan Galih, Bi?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Anita yoongia
oh jadi ini alasan lucas memeberikan wasiat ya Thor 🤭.. semoga Galih ikhlas menerima takdirnya
2024-06-02
0
Yuli Yuli
skrang Lucas JD delema mau pisah ada calon bayinya mau dlnjutkan adiknya sgt mencintainya🤦🤦💪💪
2024-03-08
0
Alexandra Juliana
Aisyah pingsan, semoga saja hamil
2024-02-29
0