"Kau, telah melanggar apa yang ku perintahkan padamu!"ucap Lucas lalu menarik rambut Aisyah yang masih berbalut dengan hijab dan membawanya keluar dari kamar Galih. Beberapa dokter masih sibuk memeriksa kondisi Galih.
Bi Num beserta beberapa bawahan Lucas hanya bisa melihat dengan apa yang Lucas lakukan terhadap Aisyah. Karena, tak ada yang berani menolong Aisyah ketika Lucas telah menghukumnya. Mereka tahu seperti apa kejam Lucas ketika perintahnya dilanggar dan dianggap angin lalu.
Brak!
Lucas menendang pintu kamar itu dengan kuat. kulit kepala seakan terasa tak ditempatnya lagi. Terlebih lagi lutut Aisyah terasa begitu sakit dan berdarah, karena bertabrakan dengan anak tangga ketika Lucas menariknya dengan kejam sampai ke kamar.
Lucas melemparkan tubuh Aisyah ke atas ranjang hingga wanita ini memekik kesakitan. Lucas meraih remote kontrol yang ada di atas nakas dan menutup pintu kamar itu, sehingga dari arah pintu keluar warna merah sensor. Siapapun tak bisa masuk, kecuali Lucas mematikan tombol kontrol yang ada di tangannya.
Perlahan-lahan Aisyah mundur ketika Lucas berjalan kearahnya dan menginjak sisi ranjang. Lucas dengan kasar menarik kaki Aisyah hingga Aisyah memekik karena rasa takut. Aisyah memberontak dan ingin lari, tetapi dengan kejam Lucas telah menarik tudung yang menutup kepala istrinya. Lucas mencengkram kuat rahang Aisyah dan berkata, "kamu istriku bukan? Jadi, biarkan aku menghukummu!" Lalu menekan kedua bahu Aisyah ke atas kasur yang empuk itu.
Hanya nama Allah yang Aisyah sebut dalam hatinya untuk menghilangkan rasa sakit dari siksaan yang Lucas berikan untuknya. Dengan rasa nikmat dirinya yang akan berusaha melayani Lucas saat itu juga. Tetapi, tak ada satu pun sentuhan Lucas yang lembut yang Aisyah terima melainkan seperti jeruji besi yang menancap diseluruh tubuhnya.
Suara Aisyah menggema diseluruh kamar itu, tidak ada satupun orang dapat mendengarnya. Saat ini, Lucas tengah memacu dengan kencang kudanya seakan tak memberi waktu untuk beristirahat walau hanya sebentar.
Tangisan Aisyah perlahan-lahan melemah, kini hanya terdengar isak tangis tanpa suara lagi. Wajah dan seluruh tubuhnya telah hancur dihajar oleh pria perkasa seperti Lucas yang tak memberi ampun kepada Aisyah. Hingga kemudian tangan Aisyah yang semula menarik sisi sprei perlahan-lahan terlepas hingga Aisyah tak sadarkan diri lagi dibawah Lucas.
Di lantai dasar, Bi Num nampak begitu gelisah. Bukan karena Aisyah akan dihukum oleh Lucas. Tetapi, Bi Num tahu betul apa hukuman yang akan Aisyah terima, dengan status Aisyah untuk Lucas. Terlebih lagi, Bi Num menyadari jika hanya Aisyah yang bisa Lucas sentuh tanpa ada timbul alergi apapun.
"Kenapa Bi Num mondar-mandir kayak gasing?" Dini bertanya ketika melihat Mpoknya yang sedang cemas. Mereka berdua sama-sama dari Indonesia. Bi Num, tak menjawab. Lalu, Dini mengintip ke arah luar dapur dan mendapati Alex yang tengah mengobrol dengan Axel. Meskipun sebagian menggunakan bahasa asing, Dini tahu apa yang mereka obrolkan.
Dini kembali ke dapur. "Bi Num, Tuan Lucas menghukum wanita ****** yang tempo hari ikut pulang bersama dengan Tuan Lucas?" Bi Num, menatap tajam ke arah Dini membuat wanita itu bertanya-tanya.
"Lho? Kenapa Bi Num menatap aku begitu? Apa pertanyaanku salah? Wanita itu memang ja...."
Plak!
Bi Num, menampar Dini hingga membuat wanita itu terkejut dan memegang pipinya yang masih terasa kebas. Lalu, Bi Num membungkuk memberi hormat kepada Alex yang baru saja masuk ke dalam dapur.
"Bi, tolong siapkan ramuan jahe dan madu untuk Tuan Lucas, lalu berikan kepadaku!"
"Baik, Tuan." Bi Num beranjak dari tempat duduk dan membuatkan minuman untuk Lucas sesuai yang Alex perintahkan. Dini juga pergi dengan raut wajah yang kesal membuat Alex menggelengkan kepalanya.
Setelah sekitar 10 menit, Bi Num keluar dari dapur dengan membawa cangkir emas serta sendok bewarna emas di atas nampan. Lalu, memberikannya kepada Alex, saat itu Axel juga ada di sana.
"Tuan, apa perlu saya bawakan kota P3K untuk Anda?" Bi Num bertanya, ketika melihat wajah Axel yang memar.
"Tidak perlu! Aku bisa sendiri," Axel pergi dengan raut wajah yang marah menatap Bi Num.
Alex membawakan nampan berisi minuman yang Lucas minta darinya tadi. Lalu Alex melihat pintu kamar Lucas yang sedang berada di sensor merah. Alex segera menghubungi Lucas dengan segera agar pintu itu terbuka. Tetapi, Lucas malah meminta Alex untuk meletakkan minum itu di atas meja kecil yang ada di samping pintu kamar Lucas, meja untuk vas bunga. Alex pun meletakkannya di sana sesuai dengan perintah dari Bos-nya.
Lucas beranjak turun dari ranjang king sizenya dengan posisi Aisyah yang masih dalam keadaan tak sadarkan diri. Lucas menutupi tubuh wanita itu dengan selimut yang tebal. Meskipun AC menyala, peluh telah membasahi wajah Lucas yang terlihat tubuhnya begitu lelah setelah hampir dua jam berada di atas tempat tidur.
Dengan langkah yang gemetar untuk pertama kali bagai Lucas melepaskan keperjakaannya. Membuat tenaganya hampir hilang separuh. Setelah memakai baju mandi, Lucas membuka pintu kamar dan mengambil cangkir yang Alex simpan. Untuk memulihkan tenaganya Lucas membutuhkan minuman itu. Tetapi, terlihat Lucas yang baik-baik saja saat ini. Dia terlihat tak mengalami alergi apapun terhadap Aisyah.
Lucas berdiri di depan cermin yang ada di wastafel kamar mandi, serta menatap otot perut yang mengeluarkan banyak keringat terlihat kulit yang sedikit mengkilat.
"Apa aku sudah sembuh?" Lucas berkata dan melihat ke arah tangan dan seluruh tubuhnya tak ada reaksi apapun ketika Lucas menyentuh Aisyah. Bahkan, dia tak pusing ataupun muntah, seperti ketika dia dekat dengan wanita manapun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Anita yoongia
kenapa q mlihat emrick disini jadi kagen 😭😭😭
2024-06-01
0
Yuli Yuli
org brkuasa tu emg bebas sagkig bebasnya memperlakukan istri kyak binatang g pnya hati
2024-03-08
0
Ida Lailamajenun
suami iblis ni mah si Lucas
2024-02-11
0