Aisyah dan Bi Num menunggu di depan ruangan pemeriksaan. Sedangkan, Axel berdiri sangat jauh dari mereka. Terlihat Axel berbicara dengan seseorang melalui telepon genggam. Beberapa pengawal juga berjaga sangat ketat di sekitar tempat itu.
"Bi, aku ingin ke toilet sebentar." Aisyah berdiri, Bi Num juga ikut berdiri, yang membuat Aisyah bingung.
"Anda mau ke mana? Biar saya temani,"
"Tidak perlu, Bi. Saya hanya sebentar ke toilet, Anda perlu menjaga Tuan Muda Galih, di sini."
"Baiklah, hati-hati Nyonya." Aisyah hanya mengangguk lalu pergi meninggalkan Bi Num di depan ruangan pemeriksaan.
Di waktu yang sama, Lucas pun datang bersama dengan Alex. Terlihat Axel menghadap Lucas dan bercerita banyak. Setelah itu baru dia menghampiri Bi Num.
"Di mana Aisyah?"
Semua orang terkejut, harusnya yang Lucas tanya adalah keadaan Galih bukan Aisyah. Tetapi, pria ini malah bertanya tentang Aisyah.
"Nyonya, pergi ke toilet. Katanya hanya sebentar,"
"Eeemmm,"singkat Lucas, lalu menoleh ke arah Alex, pria ini mendekat dan menundukkan kepalanya.
"Minta semua orang kembali ke mansion. Biar Bi Num dan kamu yang tinggal di sini,"
"Baik, Tuan." Lalu, Alex memerintahkan semua pengawal untuk kembali ke mansion, begitu juga dengan Axel.
Namun, Alex segera pergi untuk mencari Aisyah yang saat ini sudah pergi ke toilet tetapi belum juga kembali. Sedangkan saat ini Aisyah baru saja selesai dari toilet dan hendak kembali ke tempat Bi Num. Tetapi, seseorang menariknya dan menyeret Aisyah sehingga sampai ke tangga darurat.
"Zayyan!"pekik Aisyah, ketika wanita ini berbalik dan melihat calon mantan suaminya yang menyeretnya ke tempat itu.
"Apa kamu baik-baik saja?" Zayyan bertanya, seakan terlihat kalau dia peduli dengan Aisyah. Tetapi, wanita itu malah berusaha untuk menjauh dan ingin pergi meninggalkan Zayyan. Pria itu tak berhenti di situ saja dia kembali menarik tangan Aisyah yang membuat Aisyah menamparnya.
"Kenapa kamu menamparku?" Zayyan bertanya dan tangannya mencengkram kuat lengan Aisyah. Wanita ini berusaha untuk melepaskan tangan Zayyan.
"Harusnya aku tak menamparmu, tetapi membunuhmu!" Aisyah berkata dengan lantang, karena Aisyah teringat akan perselisihan antara dia dan kuah Galih satu bulan yang lalu.
"Aku tahu hidupmu tak bahagia di sini, ayo kita kembali ke Indonesia, Aisyah!"ajak Zayyan, wanita ini tersenyum dan ingin sekali memekik di telinga Zayyan saat itu juga.
"Zayyan, kamu lupa? Kamu yang membuangku. Lalu, kamu datang mengajak aku kembali? Aku pikir kamu perlu ke dokter untuk memeriksa otakmu!"Aisyah pergi meninggalkan Zayyan. Tetapi, Zayyan berusaha untuk menahan Aisyah lagi, sehingga Aisyah menendang kuat junior Zayyan yang membuat pria itu meringis kesakitan.
"Dasar, wanita gila!"Zayyan menahan rasa sakit dan membiarkan Aisyah pergi begitu saja. Aisyah melewati koridor tempat tersebut dan ternyata Lucas bersembunyi di sana dan telah mendengar semua pembicaraan Zayyan dan Aisyah.
Aisyah baru saja kembali ke hadapan Bi Num. Tetapi, tak ada pengawalan ataupun Axel di tempat itu. Tetapi, ada Alex dan juga Lucas tiba-tiba muncul di belakang Aisyah yang membuat wanita ini terkejut.
"Tuan, kenapa tangan Anda?"Alex bertanya karena sebelumnya tangan Lucas tak terluka.
"Aku tidak apa-apa,"Jawab Lucas. Lalu, Lucas menyuruh Alex membuka ponselnya. Pria ini langsung berpamitan pergi meninggalkan rumah sakit. Di saat yang sama Aisyah juga terus saja memperhatikan tangan Lucas yang terluka.
"Apa tidak sebaiknya Nyonya membantu Tuan Lucas berobat. Karena, Tuan Lucas pasti nggak membiarkan dokter untuk mengobatinya,"saran Bi Num. Aisyah langsung menoleh ke arah pria itu yang membuat Lucas juga menatapnya. Pandangan keduanya bertemu cukup lama sekali, ada senyuman dari raut wajah Bi Num.
Tak lama, Aisyah langsung memalingkan wajahnya. Karena tak ingin bertatapan dengan suaminya. Lucas berdiri, lalu meninggalkan Bi Num dan Aisyah di depan ruang tunggu. Terlihat Lucas yang sibuk menerima panggilan dari seseorang tidak tahu siapa yang menghubunginya. Sepertinya Lucas sangat marah, begitu jelas dari raut wajahnya.
Seorang dokter yang menangani Galih sejak dari tadi keluar dari ruangan pemeriksaan. Lucas langsung menyimpan ponselnya dan menghampiri dokter dan yang lain.
"Dok, bagaimana kabar adik saya?"
"Tuan Muda kedua sudah melewati masa kritis. Tidak ada yang salah sama perkembangannya. Hanya saja oksigen yang digunakan untuk membantu pernapasan Tuan Muda kedua sempat tersumbat sehingga membuat denyut nadi dan detak jantungnya melemah,"ungkap dokter tersebut. Lucas melirik ke arah Bi Num. Karena hanya mereka yang tahu jawaban itu.
"Jadi, apa dia sudah diperbolehkan untuk pulang? Kapan dia akan sadar dari komanya?" Lucas memiliki harapan yang besar untuk kesembuhan sang adik.
"Untuk itu, kita hanya perlu menunggu datangnya keajaiban dari Tuhan. Kalian, sudah bisa melihatnya tetapi mohon untuk tidak membuat keributan,"imbuh dokter itu lalu dokter tersebut meninggalkan mereka bertiga di depan ruangan pemeriksaan.
"Tuan, Anda silakan masuk! Saya akan menunggu di sini."Bi Num berkata agar Lucas segera pergi menemui Galih di dalam ruangan tersebut.
"Apa aku boleh ikut?"Aisyah membuka suaranya, Lucas menoleh ke arah istrinya tanpa mengucap sepatah katapun lalu membuka pintu. Lucas menahan pintu ruangan tersebut memberi isyarat untuk Aisyah segera masuk ke dalam. Tanpa menunggu lebih lama lagi Aisyah melangkah masuk, Bi Num menunggu mereka berdua di dalam ruangan.
Lucas menutup kembali pintu ruangan itu, Aisyah tak berani mendekat. Bagaimanapun dia teringat dengan ucapan Lucas terakhir kali, dia tak ingin Lucas menyiksanya lagi.
"Kamu boleh melihatnya dari dekat,"ucap Lucas pelan, tetapi masih bisa di dengar oleh Aisyah. Wanita ini mendekat dan berhenti di samping ranjang pasien milik Galih.
"Semoga lekas sembuh, Galih. Ayo, semangat!"ucap Aisyah, lalu terkejut. "Semoga lekas sembuh Tuan muda Galih,"ulang Aisyah yang takut akan dimarahi oleh Lucas, pria ini hanya diam tanpa bergeming melihat interaksi Aisyah terhadap Galih.
Lucas, memberikan ponsel Galih kepada Aisyah yang membuat wanita ini bertanya-tanya.
"Dengarlah! Dia memiliki cinta yang cukup besar untukmu,"ucap Lucas, lalu memutarkan rekaman suara yang sebelumnya juga didengar oleh Lucas.
Aisyah terduduk di kursi yang ada di samping ranjang pasien. Dada Aisyah bergemuruh setiap kali mendengar setiap ucapan yang Galih lontarkan untuknya. Menyebut cinta begitu besar terhadapnya, Aisyah menutup mulutnya kala suara Galih terdengar cukup berat menahan rasa sakit.
Rekaman suara telah habis, Aisyah berdiri dari tempat duduknya dan menatap dalam ke arah netra Lucas.
"Mari berpisah,"ucap Lucas pelan, yang membuat dada Aisyah semakin sesak.
"Dia yang mencintaimu, sudah seharusnya kamu bersama dengannya bukan denganku,"lanjut Lucas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Anita yoongia
tak segampang itu 😷kau telah menodainya wahai tuan lucas apakah u lupa itu 🤔
2024-06-02
0
Yuli Yuli
Uda dprkosa kok ngajak pisah, aneh
2024-03-08
0
Alexandra Juliana
Enak saja sdh dibawa ke Inggris, di siksa, di gauli dgn kasar ngajak pisah..Situ waras Luc?
2024-02-29
0