Sajadah Cinta 07

"Kau sudah bangun?" Lucas bertanya ketika melihat Aisyah membuka matanya. Sedangkan, Lucas baru saja selesai mengenakan pakaiannya yang akan bersiap-siap pergi untuk menghadiri rapat di sebuah perusahaan Golden Batt. Bahkan, ada beberapa CEO lainnya juga ikut hadir pada rapat itu, salah satunya Mona Lawrence sebagai perwakilan dari keluarga Lawrence.

"Apa yang kamu lakukan? Kenapa aku ada di sini?" Aisyah bertanya dan segera menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

"Apa yang bisa ku lakukan padamu? Tak ada yang menarik? Lagian kenapa kau harus takut? Aku suamimu bukan?" Lucas berjalan ke arah sisi ranjang di mana Aisyah duduk dengan raut wajah yang sedikit takut mengingat perlakuannya terhadap dirinya beberapa waktu yang lalu.

"Sebelum aku kembali, kau tidak diperbolehkan untuk meninggalkan kamar ini, apa kau mengerti?!"

Aisyah tak menjawab, tetapi dia menatap tajam ke arah Lucas yang saat ini berdiri begitu dekat dengannya.

"Kenapa Anda tak mengirim saya kembali ke Indonesia, jika memang di sini bukan tempat untuk saya hidup? Anda tidak berhak mengatur hidup saya!"ucap Aisyah dengan begitu lantang yang membuat aliran darah Lucas mengalir dengan begitu kencang.

"Aakh!"Aisyah memekik ketika tangan Lucas mencengkram kuat dagunya dan menarik wajah wanita itu agar lebih dekat dengannya.

"Kau hanya pelayan, tidak berhak memberi perintah untukku. Apa kau mengerti?!" Lucas menghempaskan tubuh Aisyah ke atas tempat tidur, lalu berdiri dan membenarkan jasnya.

Alex sudah menunggu dengan sabar di luar kamar, jika bukan Lucas yang menemuinya sedarurat apapun keadaan Alex takkan berani menganggu pria itu.

"Ingat, selain kamar ini tidak ada tempat di dalam mansion ini yang bisa kau injak dengan bebas lantainya. Kecuali, aku yang memberi perintah."

Setelah mengatakan itu, Lucas pergi meninggalkan kamarnya. Aisyah menatap punggung pria yang baru saja mengancam dirinya dan hidupnya.

"Tuan, mobil telah disiapkan. Beberapa bawahan kita telah menunggu Anda di markas. Tetapi, sebelum pergi ke sana kita harus lebih dulu menghadiri acara pertemuan yang ada di perusahaan Golden Batt. Mungkin CEO Golden Batt berubah pikiran dan akan memberikan beberapa saham tertinggi sesuai dengan penawaran kita,"ungkap Alex yang mengikuti langkah kaki Lucas hingga ke depan lift. Alex menekan tombol lift agar terbuka. Lucas segera masuk ke dalam lift.

Aisyah turun dari ranjang, mendapati bajunya yang sudah sobek. Tidak ada koper milik Aisyah di dalam kamar tersebut. Semua barang Aisyah dan juga ponselnya tidak tahu disembunyikan di mana oleh Lucas.

Selain rasa sakit dibagian kepala dan rahangnya. Aisyah tak merasakan sakit lainnya, itu artinya Lucas belum menjamah dirinya. Aisyah mengusap dadanya dengan lega. Lalu, mengintip dari arah jendela kamar. Sangat tinggi, bahkan tinggi sekali. Aisyah melihat Lucas bersama dengan beberapa bawahannya sedang mengobrol di depan mobil.

"Alex, perintahkan Axel untuk menjaga wanita itu, jangan sampai dia keluar dari kamar."

"Baik, Tuan. Hari ini dokter telah memberitahu saya jika mereka melihat semangat hidup dalam diri Tuan Galih, saya yakin Tuan Muda kedua akan segera sembuh," tutur Alex, sedikit menundukkan kepalanya.

"Itu juga harapan saya. Bi Num, tolong antarkan makanan ke kamar, selain Anda jangan biarkan siapapun boleh masuk ke dalam kamar saya, termasuk Dini!" tekan Lucas, wanita paruh baya itu mengangguk dengan mengerti. Dini yang mendengar itu dari dalam hanya berdecak kesal.

"Baik, Tuan. Saya permisi...." Bi Num, berlalu pergi ke dapur. Dini mengikutinya dari belakang.

Alex membuka pintu mobil untuk Lucas, pria ini segera masuk dan disusuli oleh Alex yang akan mengambil alih kemudi.

Selain mobil Lucas, ada beberapa mobil lain yang mengikuti dari belakang. Aisyah masih berdiri di jendela kamar. Melihat Lucas telah pergi wanita ini mencari pakaian yang bisa dikenakannya. Tetapi, tak ada satupun pakaian Lucas yang cocok dengannya. Mau tak mau, Aisyah harus mengenakan kemeja besar dan celana besar milik Lucas. Aisyah mendapati hijabnya yang masih utuh dan langsung menutup kepalanya. Ketika pintu kamar terbuka, Aisyah terkejut melihat Bi Num yang berdiri di depan kamar Lucas.

"Nona, saya membawakan makanan ini untuk Anda,"ujar Bi Num. Lalu, meminta Aisyah untuk masuk ke dalam kamar, Aisyah menurut saja tanpa membantah. Melihat umur Bi Num yang sudah tua Aisyah berpikir bisa mengalahkan wanita ini, dia juga berpikir jika Bi Num akan bisa membawanya pergi dari mansion Hosea.

Bi Num, meletakkan nampan di atas meja kecil yang ada di dalam kamar tersebut. Lalu, berjalan ke arah lemari es yang tak jauh dari tempat itu. Lemari es kecil menyimpan beberapa minumna botol untuk Lucas minum ketika haus tanpa harus keluar kamar.

Aisyah mendekat dan duduk di kursi yang ada di depan meja kecil.

"Anda belum makan apapun sejak kemarin, tubuh Anda butuh asupan saat ini. Jangan pernah berpikir untuk meninggalkan tempat ini, bukan hanya Anda bahkan kehidupan orang tua Anda juga bisa dalam bahaya,"ungkap Bi Num. Aisyah melongo mendengar ucapan Bi Num.

"Bi, siapa Tuan Lucas itu? Kenapa dia memiliki banyak pengawal dan tempat tinggal sebesar ini? Pekerjaan apa yang membuatnya begitu kaya dan dihormati oleh banyak orang?" Aisyah bertanya, Bi Num malah tersenyum.

Terpopuler

Comments

Anita yoongia

Anita yoongia

sabar ya aisyah

2024-06-01

0

Yuli Yuli

Yuli Yuli

knp g mnta bjumu SM bik num aja aisyah

2024-03-08

0

ria

ria

semangat kuat aisyah..
aq pasti mendukungmu aisyah untuk lepas dr predator banci macam lucas..

2023-11-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!