"Anda tidak mengenali Tuan Lucas?"
Aisyah menggelengkan kepalanya.
"Lalu, kenapa Anda bisa ada di sini?" Bi Num, duduk di kursi yang lain yang ada di depan meja itu juga, lalu tersenyum kepada Aisyah.
"Aku...."
"Tidak perlu diterusin, aku tahu kenapa Anda di sini," mendengar itu lantas Aisyah mengerutkan keningnya. Wanita tua itu menuangkan air mineral ke dalam gelas yang ada di depan Aisyah.
"Semua ini halal untuk di makan,"lanjutnya dan menyuruh Aisyah untuk menikmati makanan dulu, baru dia akan bercerita kepada Aisyah tentang apa yang dia tanya sebelumnya.
Setelah Aisyah selesai makan, Bi Num membereskan meja kecil tersebut. Aisyah menunggu penjelasan dari BI Num tentang siapa Tuan Lucas?
Namun, ketika Bu Num sudah selesai. Wanita tua ini malah beranjak pergi dengan membawa nampan bersama dengannya yang membuat Aisyah begitu marah karena telah dibohongi oleh Bi Num.
"Kenapa Anda membohongi saya?" Aisyah berdiri tepat di depan Bi Num. Wanita tua ini menatap datar ke arah Aisyah, lebih tepatnya Bi Num tak menyukai sifat arogan Aisyah.
"Saya membohongi kamu hanya untuk menyelamatkan hidupmu dari kelaparan. Seandainya saya mengatakan tidak akan bercerita tentang Tuan Lucas, Anda tidak akan menyentuh makanan ini. Jadi, maaf hanya ini cara satu-satunya menyelamatkan wanita muslimah dari kelaparan,"ujar Bi Num, melewati tempat Aisyah berdiri.
"Tunggu!" Aisyah menarik lengan Bi Num dan mendorongnya hingga nampan yang ada di tangan Bi Num terhempas ke lantai. Membuat Bi Num menatap marah ke arah Aisyah.
"Anda begitu menghormati Tuan Lucas, berapa gaji yang dia bayarkan untuk Anda. Sehingga Anda setuju menutupi kebohongan dan kejahatan dari Tuan Lucas. Saya!"Aisyah menunjuk dirinya dengan suara yang marah. "Saya hampir saja mati di tangan Tuan Lucas tempo hari, apa Anda masih berniat tidak mau menceritakan kepada saya siapa pria kejam itu?!"pekik Aisyah dengan suara yang lantang, serta air mata membasahi pipinya. Bu Num yang melihat itu merasa iba, hanya saja tidak ada yang bisa dia lakukan untuk menyelamatkan wanita di depannya.
"Nyonya, tenanglah!"Bi Num mengusap lengan Aisyah yang berdiri sembari menangis di depan wanita tua itu.
"Anda tahu siapa saya?" Aisyah kembali bertanya ketika wanita tua itu memanggilnya dengan sebutan Nyonya.
"Saya tau, karena selama saya ikut dengan Tuan Lucas, hanya Anda wanita pertama yang diperbolehkan olehnya masuk ke dalam kamar ini. Saya yakin, Anda adalah wanita yang dipilih olehnya yang dijadikan istri."Ungkap Bi Num. Aisyah tertegun mendengarnya. Lalu, kembali bertanya tentang siapa Tuan Lucas sebenarnya.
"Lalu, siapa Tuan Lucas?"
"Apa saya benar?" Bu Num bukannya menjawab pertanyaan Aisyah, tetapi malah berbalik bertanya. Wanita itu mengangguk membenarkan pertanyaan dari Bi Num.
"Jika Tuan Lucas menghukum Anda, itu pasti karena ada sebabnya. Selama ini Tuan tak pernah menyentuh siapapun tanpa menyentuhnya lebih dulu. Atau mencari masalah dengannya, bisa dibilang apa sebelumnya Anda pernah bertemu dengan Tuan Lucas?"
Aisyah dan Bi Num duduk di tepi ranjang, serta membicarakan tentang bagaimana Aisyah bisa menerima perlakuan kurang baik dari Tuan Lucas.
"Tidak!"Aisyah segera menjawab dengan mantap. Tetapi, tiba-tiba dia teringat akan Galih adik dari Tuan Lucas.
"Aku tak mengenali Tuan Lucas, tetapi aku kenal dengan Galih."
"Tuan Muda kedua? Anda mengenalinya?"
Aisyah mengangguk. Bu Num menghela napas, lalu bangkit dari tempat duduknya.
"Bi, apa yang salah? Kenapa Anda memasang wajah seperti itu? Apa ada yang salah dengan ucapanku?" Aisyah ikut berdiri dan menatap bingung ke arah Bi Num.
"Tidak ada yang salah dengan ucapanmu, tetapi Anda harus tahu Tuan Muda kedua adalah satu-satunya keluarga Tuan Lucas. Oleh sebab itu, siapapun yang melukai Tuan muda kedua akan berlangsung dengan Tuan Lucas,"ujar Bi Num.
"Apa maksud Bi Num? Di sini aku yang jadi korban. Aku dinikahi untuk di siksa, lalu dituduh sebagai orang penyebab dari komanya Galih, Bi Num aku tidak melakukan hal buruk terhadap Galih," Aisyah masih berusaha untuk membela diri.
"Jangan sebut namanya. Itu bisa dibilang tidak sopan, tetapi Anda harus memanggilnya dengan sebutan Tuan Muda kedua. Jika Anda tak terlibat, lantas siapa yang menyebabkan Tuan Muda kedua sampai koma begitu?"
Bi Num menatap intens ke arah Aisyah. Wanita ini tak bisa menjawabnya, karena memang dia tak pernah menyakiti Galih, dia hanya menolak cinta Galih, jadi itu bukan salahnya. Cinta tak bisa dipaksakan.
"Saya harus pergi, tetap tinggal di sini, Anda tak perlu khawatir. Tuan Muda Lucas, alergi dengan wanita, jadi Tuan Muda Lucas takkan menyentuh Anda,"ujar Bi Num. Aisyah mengerutkan keningnya.
"Apa maksud Bi Num takkan menyentuh aku? Dia baru saja melepaskan pakaian aku ketika aku tak sadar,"ketus Aisyah, yang membuat Bi Num menghela napasnya.
"Tuan Lucas, hanya ingin menyelamatkan hidup Anda. Jika membiarkan Anda tidur dengan pakaian basah, itu akan membuat nyawa Anda dalam bahaya,"
"Bi Num, tunggu!"
"Bi Num!"
Wanita tua itu mengunci pintunya dari luar, agar Aisyah tak bisa keluar. Meskipun Aisyah berteriak sekeras apapun takkan terdengar dari luar, karena kamar itu kedap suara.
"Apa yang harus ku lakukan? Bagaimana aku bisa meninggalkan tempat ini?" Aisyah gelisah karena tak ada jalan yang bisa membawanya pergi meninggalkan kamar Lucas, terlebih lagi dia berada dilantai yang tinggi mansion tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Anita yoongia
bi num udah kaya majikanya
2024-06-01
0
Yuli Yuli
ya tar ujung" e Lucas bucin SM aisyah
2024-03-08
0
Ida Lailamajenun
Lucas kan bisa selidiki dulu penyebab galih koma nanti ujung" balas dendam salah alamat lagi.entah knp aku malah curiga ma zayyan deh koma nya galih
2024-02-11
0