Bukannya Zaky tak ingin membela atau menghentikan Alana saat ini tapi Zaky berpikir jauh dan tak ingin violin semakin curiga padanya, Zaky hanya berharap Alana bisa menemukan rumah yang yang sudah iya beritahu alamatnya sebelum Alana memutuskan ikut dengan Zaky ke kota B.
" sudah puas ?" tanya Zaky yang lebih memilih masuk kedalam mobilnya berharap masih bisa mengejar Alana yang baru saja masuk ke dalam bis menuju kota.
" aku ikut " ucap violine yang bahkan tak memikirkan mobilnya karena violin yakin jika mobilnya akan di bawa oleh Edward.
" untuk apa ? Apa agar kalian bisa kembali bertemu dengan alasan mengembalikan mobil kamu ?" tanya Zaky mencari alasan.
" kenapa kamu masih berkata seperti itu zak " tanya violine yang merasa jika Zaky masih belum percaya padanya.
" apa yang ingin kamu katakan padaku ?" tanya Zaky yang kini sudah menatap ke arah Edward yang sejak tadi diam tapi tak meninggalkan violin dan dirinya.
Violine menatap ke arah Edward dan menggeleng halus berharap Edward tidak menyampaikan apa yang terjadi semalam sebelum kecelakaan violine enam bulan lalu.
" kenapa ? Apa violine melarang mu untuk berkata jujur padaku ?" tanya Zaky karena sejak tadi Edward terus menatap ke arah violin.
" dia tidak ingin mengatakan apapun " ucap violine yang memilih menyela ucapan Edward yang baru saja akan buka suara.
" benarkah ? apa mungkin dia akan mengatakan jika anak yang saat ini ada dalam kandungan kamu adalah anaknya ?" tanya Zaky yang hanya ingin memancing kejujuran Edward dan violine padanya.
" apa kamu masih belum percaya jika anak yang aku kandung adalah anakmu zak ?" tanya violine yang semakin takut jika Zaky benar benar meninggalkan dirinya jika sampai Edward jujur dengan apa yang terjadi malam itu.
" kita lihat nanti " ucap Zaky yang tak ingin semakin membuang waktu untuk mengejar bis yang membawa Alana pergi.
" ZAK... ZAKY TUNGGU " teriak violine yang kini sudah benar benar di tinggal pergi oleh Zaky.
" jadi laki laki seperti itu yang kamu cintai mati Matian ?" tanya Edward yang merasa kasihan melihat violin yang kini sedang berdiri di pinggir jalan melihat mobil Zaky yang kini sudah pergi menjauh meninggalkan dirinya.
" DIAMMM "
" ini semua karena kamu " ucap violin yang kini sudah berbalik ke arah Edward.
" dan yang harus kamu ingat jika anak ini adalah anak Zaky dan meski pun kamu bisa membuktikan jika anak ini anakmu tapi aku tidak akan pernah mengijinkan dia mengenal kamu apalagi memanggil nya dengan sebutan papa, ingat itu " ancam violine sambil menunjuk ke arah Edward yang hanya bisa melihat violin yang kini sudah memasuki mobilnya.
Tapi tak lama Edward tersadar dan langsung menyusul dan kembali membuka pintu mobil di bagian kemudi untuk mengambil alih kemudi mobil yang baru saja di nyalakan oleh violine.
" biar aku yang mengemudikan mobil ini setidaknya hanya ini yang bisa aku lakukan untuk mu dan anak kita " ucap Edward yang masih ingin mengakui jika anak itu adalah anaknya.
" dia bukan anakmu titik " ucap violine yang kini memilih turun dari mobilnya dan memilih duduk di kursi samping kemudi karena tiba tiba saja perutnya terasa sangat kencang ditambah rasa nyeri yang mulai menjalar ke pinggangnya.
" kamu baik baik saja Vi ?" tanya Edward yang melihat violin yang seperti nya sedang menahan Sakit di perutnya.
" sudah diam lah, dan cepat kemudikan mobilnya" ucap violine yang kini rasa sakit itu semakin sering iya rasakan.
Keringat dingin mulai menjalar di sekujur tubuhnya dan violine baru kali ini merasakan rasa sakit yang begitu menyiksa dirinya.
" Ed, perutku sakit " ucap violine yang malah memegang lengan Edward yang sedang mengemudikan mobilnya.
" kamu kenapa Vi ? Apa ingin aku mencari rumah sakit ?" tanya Edward yang membantu menyeka keringat yang membasahi kening violin.
" tidak, aku hanya ingin merebahkan tubuh ku " ucap violine yang mencoba mencari tempat ternyaman di kursi mobilnya.
" di depan ada hotel, apa kamu mau kita berhenti disana ? setidaknya sampai perut mu kembali baik baik saja " ucap Edward yang langsung bersemangat saat melihat violin yang mengangguk menyetujui saran yang iya berikan.
Edward pun melajukan mobilnya dan langsung menuju hotel terdekat karena memang Edward tinggal di kota A jadi Edward sangat hapal dimana letak hotel hotel yang aman dari razia yang selalu terjadi mendadak.
" ayo Vi " ucap Edward yang langsung membantu violin turun dari mobil menuju lobi hotel yang cukup mewah di kota ini.
" violine yang semakin kesakitan pun memilih mengikuti apa yang Edward katakan sambil sesekali mengusap lembut perutnya yang semakin kencang rasanya.
Edward pun langsung memesan kamar untuk mereka berdua bahkan Edward sengaja memesan kamar yang cukup mewah berharap apa yang pernah terjadi pada dirinya dan violine bisa kembali terulang siang ini.
" ayo Vi, kamarnya sudah siap " ucap Edward yang kini sudah mengulurkan tangannya ke arah violin yang sedang membelai perutnya yang sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.
Violine hanya bisa mengikuti apa yang Edward lakukan padanya, dan entah kenapa saat tangannya menggenggam lengan Edward perutnya yang tadinya kencang dan sakit kini malah berangsur angsur membaik.
" masuk lah " ucap Edward dengan senyum yang sulit di artikan berharap violine tidak curiga pada niatnya membawa violin ke hotel.
" aku hanya ingin merebahkan tubuhku, jadi sebaiknya kamu keluar " ucap violine yang kini perutnya sudah jauh lebih baik saat Edward menuntunnya menuju tempat tidur.
" istirahat lah, aku hanya akan duduk di sofa itu saja " ucap Edward yang masih mencari cela dan alasan agar violin bisa melihat jika dirinya akan selalu ada untuk violine tidak seperti zaky yang malah memilih pergi dan meninggalkan violin seorang diri.
Lain halnya dengan Zaky yang malah kehilangan jejak mobil bis yang membawa Alana menuju kota, dan tentu saja hal itu membuat Zaky semakin panik dan semakin merasa bersalah karena lagi lagi dirinya tak bisa menjadi suami yang baik untuk Alana.
" kamu dimana ana " ucap Zaky sambil melihat ke kanan dan ke kiri jalan berharap bisa menemukan Alana.
Alana yang baru saja turun dari mobil pun hanya bisa menatap sekeliling karena sudah sangat lama Alana tidak datang ke kota ini dan Alana hanya punya satu teman di kota ini, dimana Alana berharap jika teman nya itu masih berada di tempatnya dulu.
" apa aku harus meminta tolong pada Arfan ?" tanya Alana pada dirinya sendiri yang masih bingung memutuskan kemana dirinya akan pergi, apakah ke rumah yang katanya sudah Zaky siapkan untuknya atau kah Alana memilih mandiri dan tidak terus bergantung pada Zaky yang jelas jelas tak mungkin bisa membelanya di depan umum.
" Alana.. Kamu Alana kan ?"
✍️✍️✍️ siapa lagi Arfan ? Dan bagaimana usaha Zaky agar bisa menemukan Alana dan kembali membujuk Alana yang sudah dua kali iya lukai hatinya 🤔🤔
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Love you moreee 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
lanjut
2024-03-04
1
Yuliana Tunru
kasihan alana tp zaky cm berusaha melindungi x dr vio dan klga x tp alana jg kecewa jika dinikahi malah tmbh sakit hati..nexttti
2023-11-11
1