Tak di hargai

Zaky bukan lah laki laki bodoh yang tak bisa mencium gelagat mencurigakan violine sebelum kecelakaan enam bulan lalu dimana saat kejadian itu bukan hanya violine yang mengalami kecelakaan tapi juga Edward yang juga sama terluka nya tapi beruntung Edward tidak mengalami luka yang serius tidak seperti violin yang harus terbaring koma setelah operasi di bagian kepalanya.

" jawab jika kamu memang masih milikku utuh " ucap Zaky yang tak mungkin bersikap kasar pada violine yang saat ini sedang hamil.

" aku masih milik mu utuh " ucap violine sambil melihat ke arah lain karena tak berani menatap ke arah Zaky.

" saat ini kamu berhadapan dengan suami kamu dan akan sangat tidak sopan jika kamu tidak menatap ke arah suami mu " ucap Zaky dengan suara yang terdengar lembut tapi penuh dengan penekanan yang tentu saja membuat violine memberanikan diri menatap pada Zaky suaminya.

" bahkan hingga detik ini aku belum tau tujuan kamu dan Edward saat itu hingga akhirnya kalian mengalami kecelakaan tunggal " ucap Zaky yang kini sudah duduk di tepi tempat tidur yang sudah tujuh bulan ini terasa dingin karena tak pernah ada aktivitas di atasnya.

" harus dengan apa aku membuktikan jika aku dan Edward hanya teman tidak lebih " ucap violine yang kini agar Zaky kembali percaya sepenuhnya pada dirinya.

" apa harus dengan mengeluarkan bayi ini dan kita melakukan tes DNA agar kamu yakin jika aku tidak pernah mengkhianati kamu selama ini dan anak yang ada dalam kandungan ku ini adalah anak kita " ucap violine dengan wajah yang di buat sesedih mungkin karena Zaky masih meragukan dirinya dan kesetiaan nya.

Melihat Zaky yang tak bereaksi dengan apa yang dirinya katakan membuat violine mengambil jalan ekstrim agar Zaky kembali percaya sekalipun harus membahayakan nyawanya sendiri.

Violine pun mengambil sebuah pisau yang ada di laci nakas kamar seolah violine sudah merencanakan semuanya berharap dengan ini Zaky akan percaya padanya dan tak akan pernah lagi mencurigainya.

" lebih baik Vi tiada dari pada kamu ngga percaya pada vi dan anak yang ada dalam kandungan vi " ucap violine yang sudah meletakan mata pisau di atas urat nadi yang siap menggores tangan mulus violine.

Zaky menatap ke arah mata pisau yang sudah siap menggores lengan violin andai violine menggeseknya dan benar saja tak lama violine pun mulai menggeser tapi dengan sigap Zaky mengambil alih pisau yang digenggam tak begitu erat oleh violine.

" apa kamu sudah percaya padaku zak ?" tanya violine yang kini sudah memberanikan diri duduk di pangkuan Zaky yang kini sudah tak menolak jika dirinya duduk di atas pangkuan violine, tapi tak lama Zaky menggendong violin yang tentu saja membuat violine yakin jika Zaky kini sudah luluh dan sudah kembali percaya padanya.

" sudah malam tidur lah " ucap Zaky yang malah membebaskan tubuh violin di sisi tempatnya tadi duduk.

" zak " violine yang saat ini sedang menginginkan nya pun kembali mengulurkan tangan berharap Zaky menyambutnya.

" tidurlah,besok kamu harus keluar kota bukan " ucap Zaky yang kini sudah.enyelinutivioline dengan selimut tebal tanga da di atas tempat tidurnya.

" tapi aku menginginkannya " ucap violin menghiba berharap Zaky mau saat mendengar jika dirinya sedang menginginkannya.

" kita pasti akan melakukannya tapi tidak kali ini, mungkin nanti setelah mau pulang dari luar kota ok " ucap Zaky sambil membelai pipi violin berharap violin menurut apa yang dirinya katakan.

" janji ?" tanya violine penuh harap.

" kita lihat nanti " ucap Zaky yang entah kenapa malam ini wajah Alana terus terbayang bahkan Zaky pernah bermimpi melihat Alana yang sedang menangis seorang diri di sebuah taman yang entah itu ada dimana.

Setelah memastikan jika violin sudah tertidur, Zaky pun kini sudah memejamkan matanya dan karena pikirannya terus tertuju pada Alana makan Zaky pun memutuskan untuk mendatangi Alana besok saat violin sudah berangkat keluar kota.

Pagi pun mulai menyapa setiap insan yang masih di beri nikmat untuk bisa menghirup udara yang tuhan siapkan tanpa harus membelinya, tapi sedikit berbeda karena pagi ini Zaky terlihat sangat bersemangat bahkan Zaky membantu violin mengemasi barangnya yang katanya akan menginap dua malam tanpa Zaky tau di kota mana violin akan menginap.

" zak, aku berangkat ya " ucap violin yang kini udah siap berangkat.

" ya hati hati, dan ingat jaga anak yang ada dalam kandungan mu " ucap Zaky mengingatkan violin.

" ya papa " ucap violine sambil mencium pipi Zaky sebelum dirinya pergi meninggalkan Zaky yang bahkan masih bersiap siap untuk kerja.

Jika kalian bertanya apa pekerjaan Zaky selama ini hingga Zaky cenderung santai dalam bekerja, Zaky seorang CEO di perusahaan yang iya buat sendiri maka dari itu Zaky bisa leluasa mengatur jadwal kerjanya karena bukan dirinya yang mengikuti tapi orang tain yang mengikuti jadwalnya.

Tapi beda halnya dengan Alana yang baru saja lulus kuliah saat dirinya dan galih merencanakan pernikahan yang malah berakhir gagal karena galih bak hilang di telan bumi.

" apa ini yang harus aku alami tuhan " ucap Alana yang sedang memakan sarapannya sendiri meski status nya adalah seorang istri.

" bahkan mas Zaky seolah menghilang tanpa kabar " ucap Alana yang merasa tak sendiri setelah kepergian ibunya.

" baiklah Alana, statusmu bolehlah seorang istri tapi kamu hanya istri kedua yang bahkan tak pernah di anggap kehadiran nya " ucap Alana yang mencoba meyakinkan diri agar tak bergantung pada Zaky dan agar Zaky tidak memandang rendah padanya mulai saat ini.

" aku akan mencari pekerjaan untuk bisa menopang hidup ku yang harus tetap berjalan ada atau pun tanpa adanya mas Zaky " ucap Alana lagi.

Alana pun mulai merapihkan sarapannya yang bahkan tidak iya habiskan karena Alana sudah kehilangan selera makan saat mengingat statusnya saat ini.

" tapi aku harus cari kerja dimana ?" tanya Alana yang kini sedang menscroll layar handphone nya mencari lowongan pekerjaan yang mungkin sesuai dengan jurusan kuliah yang iya ambil.

" pekerjaan ini cocok dengan jurusan yang aku ambil, tapi kalo ngga salah bukan kah ini adalah kota dimana mas Zaky dan budhe Mira berada ?" tanya Alana pada dirinya sendiri.

" ah biarkan saja, toh kota ini adalah kota besar dan aku yakin jika aku bekerja di sana nanti tak akan mungkin bertemu dengan mas Zaky ataupun budhe Mira " ucap Alana yang sudah yakin akan melamar kerja di kantor yang terletak di kota yang sama dengan Zaky berada.

" Bu doakan Alana ya dan aaaf jika Alana harus meninggalkan rumah ini karena Alana tidak bisa terus seperti ini "

" Alana harus bisa mandiri Bu dan Alana tak mungkin terus bergantung pada mas Zaky yang mungkin akan lebih memilih istrinya dari pada Alana yang bahkan belum dia kenal meski kami masih saudara sepupu "

" doakan putri mu Bu agar bisa survive menjalani hidup seorang diri "

✍️✍️✍️ nah loh apa Zaky masih sempat menemui Alana di rumahnya ? Atau Alana sudah pergi lebih dulu sebelum Zaky datang ? Dan kejutan apa yang akan Zaky dapatkan di kota kelahiran Alana nanti ?

Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya

Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya

Love you moreee 😘😘😘

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***