Sore hari, Langit dan Senja sampai di rumah kakek, Rini. Dua bocah kecil itu diantar sama sopir Elang. Pria tua itu tersenyum senang melihat, Langit yang berlari mengejar nya.
"Buyut. Kenapa lama tidak ke rumah langit, Apa buyut tidak mau bertemu Langit lagi?" Tanya nya. Baru saja turun dari mobil, Langit sudah tak sabar ingin memeluk pria tua yang sangat baik bagi nya.
"Haha." tergelak mendengar ucapan, Langit pria tua itu duduk di kursi kayu yang memang aad di sana.
"Buyut, Senja juga belum di peluk, langit nakal ninggalin Senja di mobil." Adu nya cemberut. Mereka tertawa bersama melihat tingkah dua bocah menggemaskan tersebut. Sedang Rini dan Elang sibuk menyediakan soto di dapur.
"Buyut, kenapa mama sibuk di rumah buyut, Langit tidak di ajak mama, Papa juga nakal, Langit sama Senja di tinggal di rumah, papa malam datang sendiri. Awas saja nanti papa, kami jewer telinga nya." Seru Langit dan di angguk Senja.
"Ayo masuk, di dalam mama rini sudah buatin soto untuk kalian.." langit dan Senja berbinar mendengar seruan pria tua yang sudah sangat keriput tersebut.
"Mama.." teriak Langit dan Senja, mereka langsung memeluk Rini dengan sayang, wanita yang sangat mereka rindukan itu, Bagaimana tidak, Langit sangat merindukan mama nya, Senja juga.
"Kalian sudah sampai, salam papa juga nak, kenapa hanya mama saja sih.."
"papa nakal, mama. papa pergi ke rumah buyut tapi tak ajak kami, kan Langit juga mau mancing ikan sama, Buyut. Papa tidak boleh ikut makan, papa pulang saja, makan masakan bibi di rumah." Langit marah melotot langsung pada papa nya. Elang yang gemas langsung mencubit kedua pipi Langit.
"Haha." Senja tertawa girang, ia bertepuk tangan saking senang nya. Ini yang dia suka bila bersama mama dan papa nya mereka saling menjahili dan saling tertawa.
"Langit sama Senja katanya sudah lapar, ayo kita makan nak, mama sudah masakin kalian soto. Suka tidak sama soto buatan mama?"
"Suka.."
Kakek nya, Rini senang, semoga ancaman dia kemaren itu bisa membuat hati Elang terbuka, jika cucu nya terlalu berharga untuk di sakiti. Ia juga berharap kalau rumah tangga cucu nya baik - baik saja sampai ajal memisahkan mereka.
Makan bersama menikmati enak nya soto yang di suguhkan mama Rini, Betapa kedua bocah itu sangat senang. Langit juga tak minta untuk menginap di rumah buyut mereka karena besok adalah hari libur. Jadi mereka bisa memancing di belakang rumah.
Selesai makan, Langit bersama Senja bermain kejar - kejaran di rumah yang tidak besar itu, walau usia kakek Rini sudah senja tak membuat nya lelah, Rasa lelah nya bahkan hilang hanya dengan bermain bersama dua bocah yang sudah di asuh cucu nya selama lima tahun.
"Pak duda kenapa diam saja, kenapa kamu tidak ikut main bersama mereka?" tanya Rini heran, ia meletakkan teh di samping Elang..
Elang tersenyum, lalu mengambil teh tersebut langsung meminum nya. "Terima kasih sayang, rasa nya pas, aku sangat suka teh buatan mu.. Tapi jangan katakan aku pak duda, jelas - jelas aku masih punya istri yang cantik.." Ujar Elang sambil menjepit hidung, Rini gemas.
"Ih, apaan sih, jangan pegang - pegang ya, mau di hajar sama kakek. Mau di tabok sama kakek?"
Elang terkekeh sambil memperhatikan dua anak nya bermain dengan sang kakek buyut, Elang malah semakin gencar menggoda Rini. Istrinya sendiri heran kenapa Elang bisa berubah jadi hangat akhir - akhir ini...
"Apa? mau apa kamu mas, jangan harap ya aku bakalan cabut tuntutan ku sama mama Siska sebelum kamu cerai ini aku, jangan harap itu terjadi..." Ketus nya
Peletak.
"Apa yang ada di kepala kecil mu ini, kenapa hanya cerai - cerai dan cerai. Niat bangat kamu cerai sama aku, Kita tidak akan pernah cerai, aku sudah bicara sama kakek, kalau kita akan selalu bersama, aku juga sudah buat perjanjian sama kakek.."
"Hah, perjanjian apa? Tidak ada lagi perjanjian, dulu kamu juga sudah pernah berjanji sama aku, bakalan jagain aku, bakalan bikin aku bahagia, tapi yang ada kamu malah bikin aku menderita, apa lagi yang kamu kamu janji kan? Sudah tidak ada kesempatan.." Rini bicara ketus, rasa nya masih sakit jika mengingat kelakuan ibu mertua nya
"Tidak bisa sayang, aku sudah dapat ijin dari kakek besok bawa kamu pulang kembali ke rumah kita. terserah kamu mau penjarakan mama, aku tidak perduli yang aku pedulikan sekarang adalah pernikahan kita. Mungkin ada baik nya juga mama di penjara, rumah tangga kita akan baik - baik saja, tanpa mama. iya kan?"
Rini diam mendengar nya, di tatapnya Elang yang tersenyum sambil menikmati teh buatan nya, tatapan Elang terus ke depan memperhatikan tiga orang yang asik bermain.
Rini mendengar nya jadi sedih, dalam hati kecilnya tak tega jika penjarakan mama Siska dalam waktu lama, apa lagi wanita tersebut adalah orang yang sudah melahirkan serta membesarkan suami nya.
Tapi Rini melakukan hal tersebut bukan hanya untuk mama Siska seorang tapi juga untuk membuat Elang melepas nya dari ikatan pernikahan mereka.
"Kau yakin mau bawa aku kembali ke rumah mu, mas?" tanya nya pelan
Elang menoleh, di tatap nya istrinya dengan lembut lalu di raih nya ke dua tangan sang istri.
"Aku serius ingin memperbaiki hubungan kita, aku sadar selama kita menikah belum pernah buat kamu bahagia. Maaf kan aku, ya. Kita pulang ke rumah kita, bersama anak - anak kita, kamu mau kan memberiku kesempatan kedua. Aku akan belajar mencintai mu.." Ucap Elang dengan jujur.
"Lalu Mawar bagaimana?"
"Mawar? dia memang nya kenapa, Mawar itu hanya mantan. tidak ada hubungan nya dengan ku, selama ini aku hanya mengantar nya atas permintaan mama Tika. Jika kamu meminta ku untuk tidak lagi mengantar nya disaat syuting akan ku lakukan. Kamu mau aku menjauhi, Mawar, baik lah akan ku lakukan demi kamu. kamu mau kan kita pulang besok ke rumah kita. Kita mulai semuanya dari awal. bagaimana?"
Rini akhirnya mengangguk. tak ada salah nya memberi satu kali lagi kesempatan. toh selama ini Elang bertanggung jawab dengan semua kebutuhan nya, hanya satu yang Elang tidak lakukan, yaitu melindungi nya.
"Terima kasih istri ku.." Seru Elang, di raih nya tubuh Rini lalu di peluknya.. mereka saling berpelukan di sana sambil memperhatikan anak - anak mereka bermain..
"Papa. lepasin mama, Senja juga mau di peluk sama mama." Senja langsung melerai merek berdua, tanpa di minta langsung duduk di pangkuan Rini, membuat Elang mendengus kesal. Baru saja dia ada kesempatan memeluk sang istri, tapi sudah di ganggu sang bocah manis itu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
charis@ŕŕa
elang bujui....nanti kalo kmauanny sdh terpenuhi psti ingkar lg....rini jgn percaya macduda koplak
2023-11-06
1