Ditahan

Rini masuk menuju kamar nya, dia lalu pergi meminta pada petugas kemanan untuk mengambil rekaman CCTV atas kejadian barusan, lalu memintanya mengirimkan ke ponselnya. hari ini juga ia harus melaporkan mertuanya. Sisa uang yang di miliki di gunakan untuk menyeret Siska yang sombong itu ke jeruji besi.

Tangan nya di kepal kuat. "Tidak akan ada kata damai  nenek sihir." Gumam Rini pelan. Sebelum Rini pergi ke rumah sakit, ia menitip pesan agar menjemput anak - anak nya ke sekolah, dan mengatakan bila dirinya akan pergi keluar dan pulang nya mungkin lama.

"Maaf bu, tadi bapak pesan untuk tidak mengijinkan ibu keluar."

"Apa bapak tidak melihat kondisi saya ini, saya bahkan  babak belur akibat mertua saya, kalau saya tidak pergi ke rumah sakit maka luka ini akan semakin parah." Ujar Rini ketus, ia kesal karena sudah dihalangi keluar.

Melihat kondisi Rini yang sudah mengenaskan, tak ada alasan untuk menahan dirinya tetap berada di rumah, dengan kondisi seperti itu memang akan membuat luka nya semakin parah. dan bila luka nya semakin parah, yang ada dirinya yang di amuk sama tuan nya. Tak ada pilihan, Rini pun di biarkan pergi.

Sampai di rumah sakit, Rini meminta dokter melakukan visum, juga memintanya untuk membuat semuanya cepat, sebab dia tak ingin semuanya tertunda. Tak butuh waktu lama, Rini pun sudah mendapatkan surat yang di butuhkan langsung meluncur ke kantor polisi.

Dan di sana, petugas melihatnya dengan iba, apa lagi mendengar bila yang melakukan hal tersebut adalah mertuanya, dengan sedikit uang yang dia miliki, Pihak berwajib langsung memproses surat penangkapan pada  seseorang yang di duga telah melakukan kekerasan fisik.

"Baiklah bu, silahkan anda kembali pulang ke rumah, kami akan melakukan tindakan secepatnya." Ujar pihak berwajib pada  Rini. Disaat Rini membuka ponsel, ia melihat status Mawar jika mereka sedang berada di suatu tempat, Rini langsung memberitahukan hal tersebut pada pihak berwajib. Rini berharap pihak berwajib menangkap Siska di tempat ramai.

"Huh. Rasanya sangat melelahkan. Setelah ini, Mas Elang pasti akan sangat marah padaku, Aku sudah siap dengan semua nya, aku juga sudah siap bila mereka semua semakin membenciku.."

"Tidak ada alasan lagi bagiku kembali ke rumah itu, Sebaiknya aku kembali ke rumah kakek saja." Ujar Rini, dari kantor polisi dia melenggang pergi menuju rumah sederhana milik kakek nya.

Pukul empat sore lewat sepuluh menit. Siska bersama Mawar sedang menghadiri arisan bersama teman sosialita nya disalah satu Mall besar, di sana dia sedang ber pamer ria mengenai perhiasan yang di kenakan nya. Siska tak akan pernah menduga akan hal ini terjadi padanya, dia akan di permalukan oleh, Rini dengan sedemikan rupa.

"Permisi. Maaf sebelumnya, kami dari pihak kepolisian mendapat perintah penangkapan atas nama ibu Siska."

Ucapan pihak berwajib tersebut membuat Siska tercengang mendengar nya, Siska langsung meradang mendengar nya.

"Apa - apaan ini pak,  saya ini orang terhormat, jangan mengada - ngada ya pak." Ucap nya emosi.

"Maaf bu kami tidak mengada - ngada, ini surat perintah nya. Kami melakukan tugas atas laporan dari saudari Rini, dengan tuduhan kekerasan yang dilakukan oleh ibu Siska pada Saudari Rini tadi pagi."

Mendengar nama menantunya membuat  Siska terdiam, ia meradang emosi. ""Kurang ajar  rupa nya wanita kampung itu melakukan hal yang benar - benar membuat ku malu..

"Pak ini tidak benar, ini semua fitnah saya tidak mau di tangkap pak." Pinta Siska dengan memelas.

"maaf bu kami sudah menerima laporan visum serta bukti rekaman CCTV yang di sampaikan oleh Saudari Rini pada kami. Mari silahkan ikut kami, mohon kerja sama nya bu." Pinta petugas berwajib, langsung membawa Siska dari sana, ia meraung - raung minta di lepaskan.

"Ih, Jeng Siska ternyata kriminal , ya tega sekali jeng Siska melakukan tindak kekerasan terhadap menantu nya. padahal loh ya, saya sudah pernah bertemu menantunya itu, orang nya baik kok sopan lagi."

Siska malu mendengar desas desus tentang dirinya yang di bicarakan oleh teman sejawat nya. Dia malu sekaligus marah, dia juga tidak mau di penjara.

"Pak, jangan bawa saya, biar suami dan putra saya yang mengurus semua nya, mereka bisa menjamin semuanya, pak." Pinta Siska memelas. Entah pergi kemana wajah garang Siska yang sejak tadi pergi.

"Bu, sebaiknya tenang, silahkan berikan keterangan di kantor polisi. Dan Saudari Rini enggan untuk berdamai. Beliau mengatakan anda sudah selama lima tahun ini melakukan tindak kekerasan pada nya."

Deg

Siska tak bisa berkutik, ia akhirnya menyerah dan mau di bawa ke kantor polisi, sebelum pergi, Siska minta Mawar untuk mengabari suami serta putranya.

Baru saja, Elang pulang, dia akan masuk kedalam mobil nya panggilan sudah datang dari, Mawar.

"Ya, ada apa Mawar?"

"Apa? mama di tahan polisi?"

"Apa? rini yang melaporkan nya? Memang nya apa yang terjadi?" Elang benar - benar kaget, kembali dia teringat dengan peringatan dari sang istri bila Rini akan melaporkan mama nya ke kantor polisi bila masih menyakiti dirinya.

"Sial. Mungkinkah mama memukul Rini kembali. tapi kan tidak harus sampai lapor begini. Aduh! Kamu membuat urusan semakin kacau Rini. Ini semakin rumit." Lirih Elang dia bergegas membawa mobil nya menuju ke rumah, berharap Rini bisa di temukan di rumah lalu mereka bisa bicara baik - baik

Bukan hanya Elang seorang. rahmat juga syok mendengar istrinya di tahan. Rahmat semakin tercengang bila yang melaporkan istrinya tak lain adalah menantu mereka sendiri.

Sampai di tahanan, Rahmat melihat istrinya sedang menangis, kondisinya sudah sangat kacau. tak ada lagi riasan cantik seperti tadi pagi, Siska benar - benar berwujud seperti nenek sihir. Apa bila kedua cucunya melihat, Siska pasti sudah di bully habis - habisan oleh Senja dan Langit.

"Papa. Tolongin mama, bantu mama keluar dari sini. Menantu kesayangan yang selalu papa bela itu sudah melakukan hal ini pada mama, pa. Cepat lakukan sesuatu, pa mama mohon. Hiks." Siska sangat terpukul, baru kali ini saja dia di bawa ke kantor polisi, sudah merasa yang paling tersakiti,  Dia lupa dengan semua tindakan yang dilakukan nya terhadap Rini selama lima tahun.

"Ma, apa yang sebenar nya terjadi, kenapa Rini sampai melaporkan mama?" tanya nya tak mengerti

"Mama juga tidak tau, pa, Mama tidak ada salah, tapi dia sudah kurang ajar melaporkan mama, Hiks. pokok nya papa harus melakukan sesuatu.."

"tunggu dulu, ma biar papa bicara sama pak polisi dulu.." rahmat pun bicara dengan polisi, mereka berdiskusi sejenak, rupanya sebelum meninggalkan kantor polisi, Rini sudah berpesan tidak akan mau berdamai, dan dia akan  melapor  kembali, jika sampai Siska dibebaskan dengan jaminan uang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!