Sampai di rumah, Rini di cerca habis - habisan oleh suami nya. Belum lagi perdebatan mereka padam. Siska sudah kembali bersama, Mawar. Rini membuang nafas berat nya, dia yakin akan ada drama baru yang lebih kejam dari yang dikatakan suami nya.
"Mana wanita itu, mama mau hajar dia. Berani nya memPErmalukan keluarga besar ku. Mana wanita itu?"
"Oh kamu disini rupa nya. bagus lah, mama tidak perlu repot - repot berteriak memanggil mu.." Mawar yang melihat nya tersenyum puas. Dia ingin , Rini langsung pergi menjauh, bila perlu Tak usah kelihatan lagi. Bukan kah hal itu menguntung kan diri nya.
"Ma. Sudah! Elang sudah menasehati nya. mama tidak perlu melakukan hal itu lagi. Sebaik nya mama dan Mawar pergi saja. Elang butuh waktu berdua."
Siska melotot mendengar nya. "Apa kata mu. Kau mengusir mama. Demi wanita kampung ini kamu tega mengusir mama dari rumah mu?"
Elang semakin frustasi di buat nya. Entah dengan cara apa dia bisa bicara.
"Wanita memang sulit di mengerti. Kenapa papa bisa bertahan hidup dengan mama dalam waktu cukup lama." Bisik Elang dalam hati nya.
"Kamu.. Ingat ini baik - baik. Jika kamu sudah bosan tinggal di rumah putra ku sebaik nya kamu pergi. pergi sejauh mungkin. Selama kamu berada di rumah ini keadaan jadi kacau."
"Ma. Rini tidak akan kemana - mana, Dia istri ku, ma. Elang mohon mama jangan buat kekacauan lagi, please ma, pergi lah, Biar Elang yang urus semua nya." pinta nya memelas
"Mawar bawa pergi mama. kalian bisa shoping. biar aku kirim kan nanti uang yang banyak untuk kalian berdua."
Mendengar akan dapat uang, Mawar tentu saja sangat senang, ia pun langsung membawa calon mertua nya dari sana.
"Ma, sebaiknya kita pergi saja. biar mas Elang yang mengurus wanita kampung itu. Ayo ma, kita bisa belanja sepuas nya."
Setelah di pastikan, dua wanita huru - hara itu pergi, Rini bernafas lega, tapi tetap saja tidak baik - baik saja. Di sana masih ada satu pria yang selalu mengusik ke tenangan nya.
"Mau apa? kenapa kamu tidak menyusul mama dan calon istrimu."
"Rini, ayolah kita damai. jangan buat aku pusing, apa kau tau saat ini aku ada banyak pekerjaan di kantor. Aku terpaksa meninggal kan pekerjaan ku demi kamu.."
Rini tergelak mendengar nya. "hah, demi aku kamu bilang, Mas. Sejak kapan aku menjaDI prioritas mu. bahkan disaat mama kamu marah, ada kamu bela aku? Tidak kan. kamu hanya diam, sakit mas. Disini sakit." Rini menepuk dada nya yang terasa sesak.
"Kau lihat, di jawab saja ucapan mama kamu sudah seperti kesetanan, apa perlu mama kamu di selingkuhi papa kamu dulu, kalau iya maka biar aku carikan wanita yang tepat untuk jadi calon mama baru buat mu, mas."
"Rini.. Cukup, kamu sudah keterlaluan. jaga bicara mu, papa ku bukan orang seperti itu. paham kamu, Rini!"
Bukan nya takut, Rini malah tertawa senang, rasanya melihat suaminya pusing mEMbuat rasa sakit hati nya sedikit terobati.
"Minggir mas, sebaiknya kamu susul dua wanita tersayang mu, jangan sampai mereka menuduh ku sudah menghabiskan uang mu."
"Apa masalah nya, kamu berhak menghabis kan uang yang aku hasil kan. Kamu istriku.."
"Yakin? Kamu Yakin mas? Lalu coba kamu tanya mama siska apa yang sudah dia lakukan dengan uang yang kamu berikan padaku? tanya sana. Katakan untuk apa dia menggunakan uang ku, mas."
Elang melotot mendengar nya. "Apa maksud mu menuduh mama ku seperti itu, kamu ingin membuat ku dan mama renggang? Jangan keterlaluan kamu, Rini. Mau sampai kapan pun mama tetap mama ku. Bukan seperti kamu, Kapan saja aku mau aku bisa mencari pengganti mu.."
Rini tertawa kecil mendengar nya, walau rasa nya sangat sakit, memang yang di katakan Elang adalah benar. Kapan pun dia mau dia bisa mencari pengganti, Rini. bahkan saat ini saja sudah ada calon yang sangat di sukai oleh keluarga nya. lalu buat apa dia di sana.
"Terserah kamu saja mas, Memang nya kalau aku bilang mama kamu selalu mengambil jatah uang yang kamu berikan pada ku selama lima tahun kita menikah, apa kamu akan percaya padaku?"
"Tidak." Jawab Elang tegas, karena tidak mungkin mama nya melakukan hal tersebut, mama nya bukan tipe orang yang ke kurangan uang. Lalu buat apa mama nya mengambil uang Rini yang tidak ada apa - apa nya di banding apa yang di miliki mama nya.
"Ya sudah, maka dari itu jangan tanya lagi apa pun pada ku, jangan bicara lagi pada ku kalau buKAn urusan anak - anak. Nyata nya semua yang aku katakan tidak akan pernah kamu percaya."
"Oh ya mas, tolong peringatkan pada mama Siska untuk tidak menamparku lagi, aku sudah cukup lelah menghadapi keluargamu yang bar - bar itu. Jika selama ini aku diam saja di pukul, maka jangan harap untuk ke depan nya aku akan diam. Aku berniat menjeblos kan mama mu ke penjara kalau masih lancang memukul ku." Rini berlalu dari sana, pergi menuju dapur untuk mengambil air dingin, setidaknya air dingin tersebut bisa meredam rasa sakit di pipi nya. Entah sudah ke berapa kali, Pipi nya menjadi hantaman sang mertua.
Elang mengelus mendengar penuturan Rini, bagaimana jika Rini benar serius melaporkan mama nya, Bisa - bisa mama nya semakin tidak menyukai, Rini nanti nya. Bisa jadi papa nya yang sudah mulai bisA menerima Rini akan kembali berulah seperti dulu, disaat mereka baru menikah.
"Sini. Biar aku bantu." Elang langsung mengambil alih batu es yang siap meluncur di pipi nya.
"Sss. Pelan - pelan, ini sangat sakit tau.."
Elang meringis melihat nya, dia tau pasti rasanya sangat sakit.
"Pasti mama memukulnya sangat kuat, mama memang sangat keterlaluan." Bisik Elang dalam hati nya.
"Apa ini sangat sakit?" pertanyaan macam apa itu, sudah jelas sangat sakit, tapi Elang masih saja basa - basi.
"Tidak. Sudah terbiasa, aku bahkan sangat menikmatinya. dan aku akan sangat bahagia jika mama Siska mendekam di penjara. Jangan membenciku jika aku membalas mama mu."
"Sudah diam lah, kau ini sungguh cerewet, aku berusaha berbuat baik pada mu, tapi kau malah bicara yang tak masuk akal. Diam dulu, nanti kamu kembali mengoceh kalau sudah selesai.."
Rini pun memilih diam, dalam hati dia berharap kembali di tampar mertua nya, dengan begitu, Rini punya alasan untuk melapor ke pihak berwajib. Apakah wanita itu masih bisa mengelak. Ah, membayangkan itu Rini jadi senyum - senyum sendiri.
Peletak..
"Ada apa kamu senyum sendiri, kamu pasti sedang terbayang mama masuk penjara, iya kan.?"
Deg
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
😃😄🤣🤣👍
2023-11-13
0
Sasah Sasah
lajut kak kerennnn
2023-11-06
1