Hari ini, Rini ada janji dengan Pani, istrinya Davit. Mereka berjanji temu untuk membahas hal pekerjaan. Disaat makan malam sebelumnya, Rini minta tolong, pani untuk di carikan pekerjaan. Dan hari ini setelah selesai mengantar kedua buah hatinya. Rini langsung meluncur ke lokasi yang sudah di janjikan sebelumnya.
"Pagi mbak, Pani. Apa mbak sibuk?" Tanya nya
"Tidak. Rini masuk lah, kita bisa bicarakan mulai hari ini. Jika kamu mau mulai hari ini kau sudah bisa mulai kerja. kau sebelumnya juga kerja di suatu Cafe, jadi mbak tidak ragu lagi menerima mu kerja disini.."
Rini senang mendengar nya semoga saja, tidak ada masalah ke depan nya.
"Mbak harap kamu betah, ya Rin. Mbak tidak bisa seharian full disini, tapi mbak akan ada setiap hari, kok."
"Iya mbak, terima kasih, aku sangat senang mendapat pekerjaan ini, mbak. mungkin bagi sebagian orang, ini hanya pekerjaan rendah, tapi tidak bagiku, aku sangat suka."
Pani terkekeh melihatnya, ia juga bisa melihat sendiri bagaimana bahagianya, Rini dengan pekerjaan nya.
"Ya sudah, mari mbak antar, kamu jangan sungkan, kita sudah kenal lama. Dan oh, ya untuk masalah mama mertuaku tempo lalu, aku harap kamu jangan bawa dalam hati, semua nya mungkin terjadi hanya kesalahan pahaman saja. jika kamu ada masalah, kamu bisa datang padaku, atau pun, Davin. Dia pasti akan dengan senang hati membantu mu, Rini."
"Iya mbak terima kasih, kalian sungguh baik pada ku.." Rini pun mengangguk mengerti. Jika masih ada orang baik yang mau menolong nya, bahkan tanpa di minta, mereka sudah menawarkan diri langsung.
"Untuk, Mawar adik ipar ku, aku harap kamu jangan ambil hati. Jika dia buat masalah dengan mu hindari saja, jangan sampai hal besar terjadi, kita kan tau sendiri, bagaimana mama siska dan mama mertua ku sangat menyanjung nya apa lagi dengan statusnya yang sudah jadi model saat ini.."
Rini mengangguk, terlintas di kepalanya mengenai satu hal. "Mbak apa boleh aku bertanya?"
"Apa itu? tanya kan saja, jangan sungkan."
"Itu mbak, ingin mengenai si kembar. langit dan Senja, apakah memang benar, Mawar adalah ibu dari mereka?" Rini sudah siap mendengar kebenaran nya, ia sangat berharap jika apa yang di katakan, Elang padanya adalah kebenaran.
"Rini, dengarkan mbak, ya. Mawar memang pernah hampir menikah dengan, Elang. Satu minggu sebelum mereka menikah, Mawar kabur, dia belum siap menikah, dengan alasan ingin meraih cita - cita nya menjadi seorang model. Lalu, Elang pun mencari kamu sebagai penggantinya, coba kamu bayangkan, betapa malu nya keluarga besar, Elang apa bila pernikahan di batalkan, undangan sudah tersebar luas, tapi pengantin nya malah kabur.
Langit dan Senja itu bukan anak kandung, Elang, melainkan anak dari saudaranya kandung nya. Elang memiliki dua saudara. Satu laki dan satunya perempuan. Langit putra dari kakak lelakinya, dan senja putri dan kakak perempuan nya, mereka kecelakaan disaat usia Senja dan Langit balita. Langit mengurus kedua nya, menjadikan mereka sebagai putra - putrinya. kelahiran mereka juga hanya beda empat bulan, langit lebih dulu empat bulan lahir dari pada, Senja."
"Jadi, jika ada yang mengatakan Langit dan Senja adalah anak nya Mawar kamu jangan percaya.."
"tapi mama Siska.."
"Mertua kamu memang ingin, mawar kembali bersama, Elang. jangan dengarkan mereka, jika kamu ingin pernikahan mu baik - baik saja, sebaiknya kamu fokus dengan keluarga kecil mu. kalau mereka sudah lelah, yakin lah, mereka tidak akan mengusik mu lagi, Rini.."
Rini lega mendengar nya, ternyata, Elang suaminya tidak berbohong. tapi yang menjadi bahan pikiran nya, kenapa Elang masih mau dekat dengan, mawar. Bukankah wanita itu sudah mengecewakan dirinya. harusnya dia menjauhi, mawar. bukan nya mau mengantar Mawar syuting keluar kota dan lain sebagainya.
"Sudah, jangan di pikirkan lagi, yang penting kamu sudah tau kebenaran nya. Jika kamu mencintai, Elang maka pertahankan pernikahan kalian, jangan biarkan orang lain masuk dalam biduk rumah tangga mu, Rini. Ini salah satu dari ujian pernikahan."
"Baik mbak terima kasih atas perubahan nya." Ujar Rini tersenyum. pani hanya terkekeh melihat tingkah, Rini yang tak seperti biasanya.
***
Ting
[Lihat istri kampung mu, dia menjadi salah satu karyawan cafe kakak ku, Sangat memalukan. Apa kata rekan bisnis mu, jika mengetahui istrimu kerja sebagai pelayan]
pesan singkat itu membuat, Elang meradang. Jadi ternyata istrinya malah sungguh - sungguh kembali bekerja, Elang tak mengerti jalan pikiran, Rini istri nya. Buat apa dia bekerja. Toh Elang selama ini bekerja buat istri dan anak nya. Mereka hanya menikmati hasil keringat nya.
"Apa mau nya, kenapa dia malah menjadi seorang pelayan? benar - benar dia ingin menentang ku rupa nya. Awas saja kamu, Rini. Berani nya kamu membuat ku malu. Sial memang.."
Elang langsung meninggalkan pekerjaan nya, kali ini dia harus mengurusi istrinya dulu, jangan sampai ada yang melihat dirinya bekerja sebagai pelayan di sana. Bisa jatuh harga diri nya yang di jaga selama ini.
sampai di cafe yang di tuju. Benar saja, banyak pengunjung menonton Drama gratis. Dimana Rini di hina habis - habisan sama mama nya, Siska.
"Kamu keterlaluan, Rini. Putra ku itu seorang pengusaha besar. tapi kamu malah mempermalukan diri nya dengan bekerja disini? Dimana akal mu, hah?"
Siska meradang, ia mendapat kabar tersebut dari, mawar, langsung saja Siska menemui, Rini di sana.
"Ma, apa pekerjaan seorang pelayan itu sangat hina, kami disini bekerja tanpa melakukan dosa. Uang yang di hasil kan juga halal, ma."
"Tutup mulut mu, Wanita kampung seperti mu tidak akan pernah mengerti dengan yang nama nya nama baik, Bagaimana kamu tau, pendidikan mu saja sangat rendah."
Plak
"Mama." Elang syok, lagi dan lagi mama nya menampar Rini. Elang langsung menarik tangan istri nya membawa nya pergi dari sana. Sampai di mobil, Elang menatap tajam, Rini yang masih memegangi pipi nya.
"Puas kamu! Puas sudah membuat ku malu? Jadi pekerjaan ini yang kamu katakan tadi pagi, kau ingin kembali ke asal mu yang dulu, menjadi seorang pelayan Cafe. Itu yang kamu inginkan, Rini."
"Mas, apa salah nya kerja di cafe. Aku tidak melakukan hal rendah, aku tidak jual diri aku tidak selingkuh seperti kamu, aku juga tidak memeluk pria lain.."
Elang memijit pelipis nya yang terasa sakit, dia pusing sendiri, Rini istrinya satu tahun terakhir ini selalu saja membangkang, Sulit di atur, selalu menjawab dan menentang apa yang dia katakan.
"Apa mau mu?" Tanya Elang pada akhirnya.
"Cerai. Aku mau kita cerai"
"Tidak akan, sudah berapa kali aku bilang, kita tidak akan cerai."
"Kita lihat saja nanti, aku sudah mengumpulkan banyak bukti, jika kamu dan Mawar selingkuh, dan aku juga sudah tidak tahan bersama mu, Mas Elang. lepaskan aku, biar kan aku kembali pada kakek ku. Itu jauh lebih baik. Apa kau tidak puas menyakiti ku selama ini? Mau sampai kapan kamu menyiksa ku, mas?"
"Apa maksud mu, aku tidak pernah menyiksa mu. Ingat itu, Rini"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments