"Cek, sialan. punya mulut tidak sopan. pantas saja, mama Siska sering memusuhinya. ternyata dia memang benar - benar tidak ada adab." Umpat mawar. Dia kembali masuk ke rumah..
"Loh, mana mas Elang ma?" tanya nya. Dia sudah tidak melihat Elang serta kedua anak kecil tersebut di sana.
"Sudah pulang. Baru saja, nak. Besok Langit dan senja harus ke sekolah, mereka belum bisa begadang seperti orang dewasa." Ujar Tika mama nya.
"Cek. harusnya Langit dan Senja ditinggal di rumah saja, biarkan Rini yang menjaganya di rumah. Elang bisa lebih lama disini." Kesal Mawar. yang mendengar nya hanya terkekeh geli.
"Kenapa putri mama tampak kesal sih?" Tanya Tini heran.
"Bagaimana tidak kesal, ma. Wanita kampung itu menilai mama cara mendidik ku, dia mengatakan mama tidak becus mengurus anak. Dia juga mengatakan mama orang tua yang buruk." Jawab Mawar dengan bohong. Mawar dengan sengaja mengatakan hal buruk agar semua orang yang ada di sana semakin membenci, Rini.
"Apa? wanita kampung itu mengatakan mama orang tua yang buruk? Kurang ajar berani sekali dia menila orang tua. Memang nya sudah sehebat apa dia mendidik Langit dan Senja?" kesal nya. Langsung bangkit berdiri mengejar Elang yang mungkin masih saja berada di depan.
"Tunggu!" Ujar Tika
Elang heran melihat semua orang yang berdiri di depan pintu, bukan hanya Tika saja tapi juga yang lain nya.
"Ada apa?" Tanya Elang dengan polos nya.
"Elang, mama minta kamu ceraikan istri kamu sekarang juga, Dia sudah berani menilai buruk, mama. Dia sudah mengatakan mama orang tua yang buruk. Memang nya siapa dia berani mengatakan hal itu padaku?" Ucap Tika dengan marah. Dia sudah sangat geram pada, Ririn. Di titip..
Elang yang tak paham melirik Ririn. Padahal baru saja mereka akan masuk ke dalam mobil sudah di cerca habis - habisan dengan banyak ucapan yang menohok di hati,Rini.
"Astaga. Drama apa lagi ini. Mawar berduri itu memang santa keterlaluan." Bisik Rini dalam hatinya.
Tika berjalan mendekat di ikut yang lain nya, tinggallah, Rahmat, Davit serta istrinya yang tetap berdiri di depan pintu.
Plak..
Elang terbelalak melihat aksi, Tika. Dengan tanpa alasan menampar Rini sekuat tenaga nya.
"Apa yang mama lakukan?" Tanya Elang.
"Dia." tunjuk Tika pada Rini. "Dia wanita kampung yang sudah berani menilai mama atas sikap mama untuk mengurus anak - anak mama selama ini. Kau lihat Elang. Davit dan Mawar bahkan bisa tumbuh dengan baik. Disaat kecil mereka tidak pernah berani melawan orang tua. Beda sekali dengan kedua anak mu." Ujar Tika dengan marah yang sudah sampai ke ubun - ubun.
"Oma Tika kenapa pukul mama Rini." Langit berteriak, dia mengigit tangan Tika yang sudah menampar Rini barusan.
"Argh. Langit apa yang kamu lakukan pada, Oma. Mama kamu sudah kurang ajar sama oma." Ucapnya geram.
"Lihat lang, bahkan Langit sudah berani melakukan hal ini sama mama. kamu tidak melihat mama di gigit sampai tangan mama sakit. Hah.."
Elang pusing dengan semua kejadian yang tiba - tiba.
"Langit. Minta maaf sama Oma Tika. Cepat!"
"Tidak. Oma Tika juga harus minta maaf sama mama Rini, baru langit mau minta maaf." Ucap bocah itu garang.
"Langit!" Elang kesal, dia mengacak - acak rambutnya sediri. Dia kesal sekesal - kesal nya. Putranya dan istrinya membuatnya malu.
"Rini.Minta maaf sama mama Tika.."
Rini menatap tajam pada suaminya. Jelas dia tidak akan mau merendahkan dirinya lagi. Cukup sudah selama ini mereka meremehkan dirinya. Cukup sudah mereka menyakiti dirinya selama ini. Lagi pula dia tidak ada salah sama sekali..
Tanpa di duga, rini bukan nya minta maaf tapi malah melengos masuk kedalam mobil di ikuti Langit dan Senja.
"Rini..."
"Tuh, kamu lihat sendirikan, istri kamu itu memang tak berguna. Sudah jelas dia yang tak becus mendidik anak, tapi malah mengatai mama tidak becus.. Mama heran sama kamu Lang, apa sih yang kamu lihat dari istri kamu. Tidak punya adab sama sekali. Bukan nya minta maaf malah pergi begitu saja.."
"Ma, maaf kami pergi dulu.." Elang pun pamit tak ingin membuat masalah semakin runyam. Biarlah nanti istrinya ia tegus di rumah.
Siska jangan tanya lagi betapa dia sangat marah ata sikap Rini.. "Tuh lihat menantu kesayangan papa. Kurang ajar sekali dia itu, itu yang papa bilang wanita baik?"
"Sudah ma, jangan buat suasana semakin runyam, tidak enak sama yang punya rumah. Kita juga sebaiknya pulang." Bisik rahmat. Siska mengangguk, tapi tujuan nya bukan langsung pulang ke rumah, melainkan kembali ke rumah Elang untuk memberi pelajaran pada, Rini menantunya.
"Jeng tika, saya minta maaf atas kelakuan, Rini. Jujur saja saya sangat malu, jeng." Ucap nya pelan.
"Aduh Jeng Siska, ini bukan salah kamu, jeng Ini salah wanita kampung itu. Harusnya Elang langsung menceraikan istrinya malam ini juga. Apa sih yang dilihat Elang dari wanita itu, bagusan juga Mawar. sudah berpendidikan tinggi. pasti nya bisa merawat Langit dan Senja dengan benar. kasihan kedua anak kamu yang sudah tiada, mereka pasti sangat sedih melihat anak mereka dari surga salah didik.."
Siska dan Rahmat meninggalkan rumah, Siska minta pada suaminya untuk mampir sebentar ke rumah putranya, dia tidak akan bisa tenang tidur malam ini sebelum memberikan pelajaran pada , Rini menantu yang tak di anggap itu.
***
"Elang.. Elang. Mana istrimu?" Teriak Siska
Tak lama, Elang keluar bersama Rini, mereka sudah berganti pakaian bersiap untuk tidur.
"Puas kamu? Puas sudah mempermalukan mama di rumah jeng Tika. Itu yang kamu mau, Rini? Hah"
Rini hanya tunduk diam. Tak ada artinya dia bicara , apa pun yang dia katakan untuk membela dirinya tidak akan ada yang percaya, maka untuk itu lebih baik diam. Bukankah diam adalah emas.
"Lihat istri kamu, Lang. Mama malu punya mantu seperti dia. Kapan sih kamu akan menceraikan , wanita tak berguna ini?"
"Ma, sudah lah. Sebaiknya mama dan papa pulang, ini sudah lama, langit dan Senja bisa terganggu akibat mendengar suara teriakan mama itu."
"Apa?" Siska tak percaya, putra nya tega mengusirnya pulang hanya karena wanita yang baru hadir dalam hidupnya.
"Kau harus minta maaf pada jeng Tika besok, Rini"
"Tidak, ma aku tidak salah. Jawab Rini mantap. Dia merasa tak bersalah, maka dia tidak akan mau minta maaf."
"Rini, minta maaf saja besok, apa susah nya sih minta maaf. Kau yang sudah membuat masalah ini besar. Jika saja kau minta maaf tadi, maka semua ini tidak akan terjadi.." Ujar Elang yang sudah jengah dengan semuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Rasni
kenapa si author yg budiman tdk kasi pelajaran buat si elang itu buat sirini pergi dari rumah biar si elan_elang itu tau rasa di tinggal istris kesalnya punya suami kaya gitu....😡😡😡😡
2023-11-10
1