Suami maling

Elang frustasi sendiri, dia yang sangat ingin memulai hubungan baik bersama, Rini malah semakin sulit. Hubungan yang di hadapi semakin rumit setiap harinya.

"Argh. kenapa semua nya jadi kacau. Kenapa kamu ngotot buat cerai, Rini. Apa yang kamu pikirkan, sih. Kamu bahkan tidak memikirkan, langit dan Senja mereka selalu  bertanya tentang kamu, kamu dan kamu.." Elang mengusap wajah nya secara kasar. ia tak mengerti, jalan pikiran wanita terlalu rumit.

"Elang.. Ya ampun, mama Siska di tahan kamu malah asik di rumah, kamu ya, benar - benar anak tak tau di untung, mau kamu di kutuk jadi batu.." Mawar dengan kesal mendatangi, Elang ke rumah nya, sudah satu malam, Siska menginap di tahanan, Mawar kasihan, tapi dia tidak bisa melakukan apa pun.

"Mana wanita itu, Lang aku mau memberinya pelajaran. Seenaknya saja dia membuat mama menderita. lihat kan , Lang, kamu sudah sadar kan siapa selama ini yang benar - benar tulus sama kamu. Sudah jelas aku orang nya, Lang. Bukan Rini wanita kampung itu.."

"Cukup, mawar kamu bisa diam tidak, kepala ku cukup pusing, kau selalu saja membuat pikiran ku semakin rumit."

"Hah. kamu tidak salah, lang. Aku datang  baik - baik tapi kamu malah mengatakan hal seperti itu.. Jangan sampai kamu nyesel kalau mama siska kenapa - kenapa.. Aku pergi.."

mawar dengan  rasa kecewa nya pergi meninggalkan rumah, Elang. Di kira bisa membawa berita baik untuk Siska tapi malah berakhir dengan terusir nya dia dari sana. Mawar sepanjang jalan mengumpat, sumpah serapah di tujukan buat Rini yang entah dimana saat ini.

"Papa. Kok mama belum pulang sih. Langit dan Senja mau makan soto buatan mama. Langit suka sekali makan soto buatan mama.." Langit dengan sendu menatap Elang, langit tak tahan melihat sikap sendu putra nya.

"Ke dua anak itu sudah menunggu semalam, ternyata di saat mereka membuka mata di pagi hari , mama yang di cari belum juga kembali, bahkan sampai mereka pulang dari sekolah, mama yang di cari juga tidak kembali.

"Papa, memang nya mama sangat sibuk, ya kita bantuin saja mama , papa. Biar pekerjaan mama cepat selesai, terus kita bisa main bersama, papa." ujar Senja ikut menimpali.

Demi apa pun, Elang ingin terbang ke langit untuk menghindari sikap memelas anak - anak nya. Dua anak yang dia yakini bisa di urus layak nya orang tua kandung, tapi malah berakhir dengan kecewa.

"Maaf kan papa, sayang. Kalau mama tidak sibuk lagi pasti mama kembali kok. Sini peluk sama papa. Kalian jangan sedih ya, walau bukan mama yang masak kalian harus tetap makan yang banyak, Memang nya kalian mau mama sedih?"

Dua  bocah manis itu geleng kepala, Lalu tersenyum cerah agar papa mereka percaya bila mereka akan melahap makanan apa saja yang di sajikan pembantu nanti.

"Bagus,  kalau begitu kalian kembali ke kamar kalian, ganti baju nya, terus istirahat siang, ya sayang. Mama mau  istirahat juga.."

"Iya papa, Seru keduanya dengan riang."

Elang membuang nafas berat, rasanya dia belum yakin dengan apa yang di lihat hati ini, Semua bercampur seperti kaset kusut.

"Aku tidak mau bercerai, aku harus bisa membujuk, rini. Bagaimana pun dia masih istriku.." Tekat Elang. Dia akan kembali ke rumah kakek untuk mengambil hati istrinya, dia akan menggunakan kekuasaan nya sebagai seorang suami..

***

"Mau apa lagi kamu kemari. Apa belum puas kamu menyakitiku?" Tanya rini melotot.

"Apa mata mu seperti itu, jangan terlalu melebar, bagaimana kalau di colok kerbau. mau?" tanya Elang terkekeh.

Rini kesal mendengar nya. "Buat apa kamu disini? Sebaiknya kamu kembali pulang. kakek tidak ada di rumah, nanti tetangga jadi salah paham. kamu mau di grebek warga."

"Ngomong apa kamu ini. Buat apa kita di grebek warga, kamu kan istriku. istri yang aku sayangi.."

"Cih, bohong. Di sayangi apa, di sakiti, iya.."

"mana ada aku sakiti kamu, apa pernah aku pukul kamu? Apa pernah aku terlantar kan kamu? tidak kan.."

"Iya bukan kamu, tapi mama kamu. Apa kamu pernah membela aku di saat  mama kamu menampar ku? tidak pernah, bahkan kamu bersorak ria di saat mama kamu memukul ku setiap hari.. Pergilah, jika tidak ingin di grebek warga, aku bisa mengatakan pada mereka, kalau kamu ini maling.."

Elang berdecak sebal, Rini sudah keterlaluan. Suami mana mungkin di grebek warga. Apa Rini tidak  takut dosa.

"Kamu mau di laknat sama malaikat, durhaka sama suami. Mau kamu?"

"Tentu saja tidak. tapi aku akan cari suami baru. Aku masih muda, masih banyak pria yang suka sama aku. Baru satu hari aku tinggal di rumah kakek, sudah banyak pemuda disini yang berdatangan."

Elang mengeraskan rahang nya mendengar apa yang dikatakan, Rini. Rasanya rini sudah sangat keterlaluan, suami mana yang tidak marah apa bila ada seorang istri yang ingin mencari pria lain. Benar - benar membuatnya marah.

"Ngomong apa kamu barusan. tarik ucapan mu tadi, aku tidak suka, Rini.."

"Tapi aku suka. Apa lagi aku masih segel, belum kamu apa - apa ini kan?"

Mendengar itu, Elang menyeringai  licik, dia langsung menggendong tubuh Rini seperti karung beras..

"mas Elang, apa yang kamu lakukan. lepaskan aku. Turunin aku, kalau tidak aku teriak.."

"Teriak saja, katakan pada ku mana kamar mu kita bisa  lakukan di sana, aku  tau kamu sangat menginginkan aku, iya kan. Ngaku saja. Aku tau kalau otak mu sangat mesum padaku.."

"Mana ada ya, jangan sembarangan menuduh. itu fitnah, aku bahkan tidak suka melihat apa yang  ada di tubuh mu. Tubuh mu sangat buruk.." Jawab Rini dengan bohong, nyata nya selama ini dia sangat mengagumi tubuh indah, Elang.

Brak..

Rini di lempar ke atas kasur, untung saja kasur nya empuk, jadi Rini tidak merasa kesakitan sama sekali.

"Apa yang kamu lakukan, kenapa kamu buka baju mu, mas." Rini ketakutan, jangan sampai Elang meniduri nya disaat mereka akan bercerai.

"Pergi kamu."

"Tidak akan, kamu sudah membuat ku marah, kamu bahkan sudah membuat suami mu ini tidak mendapat nafkah batin. Mau di laknat sama malaikat kamu. Suami malah di anggur. Harusnya suami itu di sayang, bukan di anggur, Rini.. Mari kita bulan madu di rumah kakek, Untuk pertama kali nya. Biar kamar ini menjadi saksi bisu cinta kita, sayang.." Elang terkekeh, dia sangat senang melihat Rini yang gugup, apa lagi wajah nya sudah merona..

"Berhenti, jangan mendekat. Kalau tidak--"

"Kalau tidak apa? kamu mau apa memang nya, kamu istriku dan aku suami mu, sudah seharusnya kita bersenang - senang. Kita healing Rini.."

"Argh.."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!