"Kau ini kenap sih dari tadi ngikutin aku terus" bentak Dinda
"Hem aku hanya ingin mengenalmu lebih dekat lagi. Oh ya apakah kau sudah memberi ucapan selamat kepada pengantin?"tanya Alan
"Belom.." Jelas Dinda dengan singkat dan cuek
"Kalau begitu ayo mari kita memberi selamat kepada mempelai , sebenarnya aku tidak begitu mengenal mereka sih. Tapi rasanya kurang afdhol kalau belom memberi ucapan kepada mereka. Betul tidak?" ucap Alan dengan senyumnya
"Mana ku tau.. sudahlah kau sendiri saja sana yang memberi ucapan selamat aku tidak mau." sahut Dinda
"tidak mau pokoknya kau harus ikut, apa kau tidak lihat di sini semua pada berpasangan. Sementara aku tidak memiliki gandengan. Bukankah itu berarti kita berjodoh, kita kan sama jomblo" ucapnya dengan lesu namun penuh harap
"Sembarangan aku tuh bukannya jomblo aku hanya belom punya pacar saja" jelas Dinda namun membuat Alan berpikir keras dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Emang apa bedanya. Bukankah sama saja." Lirih Alan, "itu tidak penting yang penting sekarang kau harus ikut denganku" ucapnya kembali sambil menarik tangan Dinda ke hadapan Rava dan Luna. Membuat Dinda gelagapan.
**********
"emm.. Se.. selamat menempuh hidup baru Kak Rava dan Luna semoga kalian selalu bahagia. Oh ya aku punya hadiah buat kalian, maaf ya kalau tidak sesuai keinginan kalian. Maklum aku kan masih mahasiswa" ucap Dinda sambil memberi bungkusan kecil ke Rava. Rasanya begitu sesak harus berhadapan dengan orang yang ia cintai sedang bersanding dengan wanita lain. Memang dari tadi Dinda sengaja menghindari. Terlihat jelas bahwa ia sedang menahan cairan bening di pelupuk matanya. Obrolan mereka pun tak lepas dari pandangan Alan ia merasa ada sesuatu di antara mereka.
"It's okay. Apapun pemberianmu aku pasti menghargainya. Terimakasih ya doanya ya" sahut Rava
"terimkasih Dinda, oh ya Din em dia siapa apa dia pacarmu?"tanya Luna membuat Dinda sadar bahwa saat ini ia sedang bersama Alan. Saat Dinda mau menjawab pertanyaan Luna keduluan Alan.
"ah ya kenalkan saya Alan tuan dan nona, saya emm calon pacar Dinda.." ucap Alan sambil melirik Dinda dan mengedipkan kedua matanya. Membuat Dinda benar-benar jengah dengan kelakuan Alan.
" Oh ya selamat ya nona Luna dan Tuan Rava atas pernikahan kalian semoga cepet dapat momongan, dan jangan lupa doain aku dan Dinda cepet menyusul"sambungnya kembali. Belom sempet Rava ataupun Luna menjawab Dinda sudah menarik Alan. Rasanya ia benar-benar malu dengan sikap Alan.
****
"Lho kenapa sih main tarik-tarik aja aku kan belom selesai bicara"ucap Alan
"Kau ingin membuatku malu ya"sahut Dinda
"Tidak,"
"Oh ya aku melihat ada sesuatu yang aneh saat kau menatap mempelai pria. Apa dia mantan kekasihmu yang tempo hari membuatmu menangis". tanya Alan dengan penasaran
"bicara sembarangan, aku tidak ada hubungan apa-apa dengan dirinya. Dia hanya sahabatku" tutur Dinda sambil berjalan mendahului Alan, rasanya ia ingin segera menghindar darinya.
"Oh sahabat jadi cinta," ucap Alan dengan senyum mengejek, membuat langkah Dinda berhenti. "Aku bisa liat luka di matamua saat menatapnya, memang aku baru kalau di dunia percintaan. Tapi aku tau kau mencintainya"ucapnya kembali membuat Dinda terkejut dan berbalik menatap Alan, bagaimana mungkin dia begitu peka.
"Maaf aku telah lancang berkata seperti ini padamu. Aku benar-benar salut padamu. Kau wanita yang hebat kau bisa menyembunyikan perasaan lukamu. Seandainya dia tau kau mencintainya, tentu dia adalah pria yang beruntung bisa mendapatkan wanita sepertimu. Suatu saat nanti kau pasti akan mendapatkan pria yang jauh lebih baik darinya." tutur Alan dengan lembut,
namun Dinda tidak menjawab dia langsung melanjutkan jalannya . Ia ingin segera pulang, ia berjalan mencari kedua orang tuanya, namun hasilnya nihil. Sampai akhirnya ia bertemu dengan tants Imel ia bertanya padanya dimana orang tuanya namun dia bilang orang tuanya sudah pulang duluan. Akhirnya Alan yang sedari tadi mengikuti Dinda pu menawarkan untuk mengantar Dinda pulang.
"Bukankah ini merupakan sebuah lampu hijau dari orang tuamu, mereka benar-benar pengertiany tau saja aku ingin berdua denganmy" ucap Alan setelah mobilnya meleset menjauh dari pesta tersebut
"Dasar narsis"... sahut Dinda membuat Alan cengengesan
entahlah ada kesenangan tersendiri bagi Alan kalau melihat Dinda kesal.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Abimanyu Rara Mpuzz
wis DiLan wae bersatu
2021-12-20
0
Sugiyanto Samsung
alan
2021-09-24
0
Duwiee Astutiey
setuju kalo Alan sama Dinda thorr
2021-05-19
1