Akhirnya hari pernikahan Rava dan Luna tiba. Mereka telah tiba di hotel tempat di mana mereka akan mengadakan pernikahan. Saat ini Luna sedang di rias oleh MUA ternama, ia memakai gaun pernikahan berwarna putih di tambah gulungan rambut yang di tata sangat rapi, ia terlihat cantik. Tak henti-hentinya ia memperhatikan wajahnya yang terlihat cantik.
Hingga sebuah suara pintu di ketok mengalihkan pandangannya.
"Dinda, em masuklah" ucap Luna mempersilahkan Dinda masuk. Setelah sanh MUA pergi keluar hingga saat ini hanya tinggal Luna dan Dinda berdua.
"Ada apa Din" ucapnya kembali
"emm tidak apa-apa aku hanya ingin melihatmu saja, wah kau terlihat sangat berbeda kau sangat cantik, Kak Rava pasti akan sangat terpesona nangi melihatmu." ucap Dinda deng senyum ramah memuji Luna
"kau ini berlebihan Dinda. Oh ya Dinda bolehkah aku bertanya sesuatu?" tanya Luna
"tentu, kau mau bertanya apa? kalau aku tau pasti akan aku jawab" jawab Dinda dengan cepat.
"Kau bersahabat dengan Rava sudah lama bukan, kau teman dari kecil. Apakah dalam hubungan persahabatan kalian tidak ada perasaan yang spesial, bisa di katakan perasaan melebihi seorang sahabat.?" tanya Luna membuat jantung Dinda berdegup kencang dan matanya membulat .
"emm.... ah.. tentu saja tidak ada. Aku dan Kak Rava hanya seorang sahabat. Kak Rava slalu menganggapku seorang adik."sahut Dinda
"Benarkah? tapi aku punya perasaan yang lain. Dinda bolehkah aku minta sesuatu padamu" ucap Luna
"tentu" lirih Dinda
"Setelah ini, tolong jauhi Rava. Aku tidak mau kehadiranmu mempengaruhi hubunganku dengan Rava. kau tau, tidak ada yang seseorang pria dan wanita yang menjalin hubungan persahabatan tanpa adanya perasaan yang lebih. Aku takut kehadiranmu lama-lama akan membuat perasaan Rava terhadapku itu berubah. Aku mohon Dinda setelah ini menjauhlah dari hidup Rava." ucap Luna
"kenapa kau tak mempercayai Rava, dia sangat tulus mencintaimu. Dan dia tidak akan mungkin mengkhianatimu hanya karna seorang wanita sepertiku. Tapi bila memang keinginannmu seperti itu baiklah akan aku turuti, ." tutur Dinda dengan perasaan yang sangat hancur. Bahkan setelah merelakan Rava orang yang ia cintai, dia juga harus menjauh dari sahabat sejak ia kecil.
"termikasih Din,"ucap Luna
"Aku keluar dulu," sahut Dinda sambil berlalu pergi.
●●●♧
Dinda berjalan lunglai dengan air mata yang menetes ia sudah mencoba menahannya namun rasanya sia-sia, ia merasa dunia tak adil untuknya. Bahkan hanya untuk melihat Rava saja dia sudah tidak boleh. Tapi apa boleh buat bukankah ia sudah terlanjur menyanggupi permintaan Luna. Sampai ia tak sadar menabrak Rava.
brukkkk.. hampir saja Dinda jatuh untung dengan cepat Rava membekapnya hingga tanpa sadar mereka saling bertatapan, jantung Dinda rasanya saat ini berdetak lebih kencang ia berharap Rava tak mendengarnya. Sampai akhirnya mereka sadar dan Rava segera melepaskan Dinda.
"Kau tidak apa-apa? Kau ini kenapa berjalan sambil melamun, kalau berjalan hati-hati. Lihat kedepan. Pikiranmu ini lagi kemana. Dinda apa kau mendengarku?" tanya Rava namun Dinda tak kunjung menjawabnya. "Astaga dia benar-benar melamun, Dinda apa kau mendengarku?" ucap Rava kembali dengan nada tinggi. Hingga membuat Dinda berjingkat kaget
"ah iya aku mendengarkanmu. Maafkan aku tadi aku tidak sengaja menabrakmu." jawab Dinda, membuat kening Rava mengkerut ia merasa ada yang aneh dengan Dinda, tidak biasanya dia menyebut Rava dengan kamu biasanya ia memanggil dengan sebutan Kak.
"Kau kenapa? kau ini terlihat aneh. emm ikutlah denganku sebentar" ucap Rava sambil menarik Dinda untuk mengikuti jalannya.
"kita mau kemana kak, bukankah acaranya mau di mulai?" tanya Dinda namun tak membuat Rav berhenti. Hingga mereka sampai di taman belakang hotel.
"emm apa ada sesuatu yang mau kau ceritakan padaku? tadi kau terlihat seperti orang patah hati, kalau tidak salah bahkan kau menangis"tanya Rava dengan khawatir, bagaimanapun Rava sayang dengan Dinda seperti adiknya sendiri
"Tidak ada kak, aku baik-baik saja" sahut Dinda sambil memandangi penampilan Rava, ia terlihat tampan dengan balutan jas hitam serta dasi kupu-kupu sangat pas dengan tubuhnya. Hingga Rava menyadari tatapan Dinda kemana.
"Kenapa? apa aku terlihat tampan."ucap Rava hingga membuat Dinda kembali tersenyum kecil.
"iyah kau memang tampan" tutur Dinda
Bahkan aku sangat iri dengan Luna , ia tidak hanya bisa memiliki ketampanan yang ada pada dirimu kak, melainkan juga hatimu. lirih Dinda di dalam hati
"ah terimakasih, baiklah kalau memang tidak apa-apa berhubung acaranya sudah mau di mulai aku harus kembali kasana, kau mau bareng sekalian"ucap Rava sambil melihat jam yang melingkar di tangannya.
"Kak Rava duluan saja nanti aku menyusul, oh ya semoga lancar"sahut Dinda
"baiklah..." ucap Rava kembali dan berlalu pergi.
kau terlihat bahagia bersamanya kak, jika memang dia bahagiamu aku akan menuruti permintaan Luna mungkin setelah ini aku aka menjauh darimu. Semoga kau akan selalu bahagia bersama pilihanmu kak Rava, aku sayang kak Rava.ucap Dinda
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung.............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Bunbun Oke
Mewek
Dinda sdh mengorbankan Cintanya kpd Ravs
Tp Luna EGOIS
2023-03-20
0
Lita Rafenza
nyesek 😭
2022-01-09
1
Abimanyu Rara Mpuzz
Luna ternyata manis dimuka pahit akhirnya kayak pemanis buatan
2021-12-20
0