"Apa kalian sudah saling mengenal?"tanya Brawijaya
"Belom"ucap Alan dan Dinda dengan kompak
"Kalian kompak sekali" ucap Merlin
"ehem.. ehem.. Hai Nona kita bertemu lagi. Masih ingat dengan wajahku yang ganteng ini. Namaku Alan, ah ya aku lupa. Pasti kau tak mengingatku waktu itu kau kan sedang patah hati" ucap Alan membuat semua terkejut
"Sembarangan kalau ngomong, siapa yang patah hati."sahut Dinda dengan cepat
"lho waktu itu kan kau sedang menangis dan aku spontan memberi sapu tangan untukmu Nona" ucap Alan dengan senyumnya berharap dapat membuat Dinda terpesona
"Menggelikan... Hei Tuan bukankah tidak setiap orang menangis hanya karena patah hati. Dan satu lagi jangan panggil aku Nona panggil aku Dinda.."sahut Dinda sebelum akhirnya dia pergi berjalan menuju berbagai hidangan . ia merasa lapar, membuat keempat orang tua itu bingung kenapa sesi perkenalan mereka jadi seperti adu mulut.
"Emm tante om biar aku yang menyusul Dinda" ucap Alan membuat Dewi dan Dicky mengangguk.
*****
Terlihat Dinda sedang mengambil makanan dia sedang menusuk-nusuk daging, hingga sampai Alan menghampiri.
"Duh nona buruan, kenapa sih ngambil daging pake di tusuk-tusuk pake garpu segala" tanya Alan
"Brisik, lagi ngintilin mulu napa sih. Kau tau tidak begini nanti aku bisa salah ngambil, bukannya daging yang ku makan justru laos yang ku makan" sinis Dinda
"Astaga, perempuan ini bener-bener unik. Baru kali ini aku nemu perempuan yang bahkan berani marah dan sewot padaku tanpa segan begini." ucap Alan sambil mengelus dadanya
Akhirnya setelah mendapat apa yang mereka mau, mereka duduk bersebelahan sambil makan.
"Eh Nona kalau boleh tau kenapa waktu itu kau menangis, kau habis putus ya" tanya Alan dengan penasaran
"Sudah ku bilang jangan panggil aku Nona, kau habiskanlah makannya jangan brisik." bentak Dinda
"baiklah kanjeng ratu" ucap Alan.
*****
Rava dan Luna kini nampak masih menerima uluran para tamu.
"Apa kau lelah sayang" tanya Rava
"ia sedikit, kaki pegal sekali" jawab Luna
"Duduklah" ucap Rava mempersilahkan Luna duduk karena kini para tamu sedang menikmati hidangan.
"sayang, cobalah liat kesana. Bukankah itu Dinda em sedang sama siapa dia. Apa kau mengenal pria itu.?"tanya Luna dengan penasaran. Hingga akhirnya Rava mata Rava menangkap sesuatu yang di maksu Luna. Disana terlihat Dinda dan Alan sedang bercanda, bahkan setelah mereka selesai makan Alan masih mengintili Dinda kemanapun pergi. Seperti seorang pria yang lagi merajuk pada kekasihnya. Mereka terlihat akrab.
"aku tidak mengenalnya." ucap Rava
"siapa tau itu pacarnya Dinda" sahut Luna kembali
"entahlah, Dinda tidak pernah bercerita apa-apa . Belakangan aku melihat sifat dia berbeda. Dia seperti menyembunyikan sesuatu dariku . Tapi aku tidak menyadari apapun." ucap Rava
"emm begitu. Aku harap pria itu memang benar kekasih Dinda. Bukankah mereka terlihat serasi."tanya Luna meminta pendapat Rava
"Kau benar. Sudahlah biarkan saja yang penting sekarang kita sudah resmi jadi suami istri" ucap Rava sambil merangkul pundak Luna dan memberi kecupan lembut di bibir Luna
"Jangan mencium sembarangan . Kau harus lihat ini di mana." tutur Luna
"maaf, habis kamu menggemaskan"ucap Rava.
sampai akhirnya mereka kembali menyapa para tamu yang masih berdatangan. Mereka memang mengadakan resepsi besar. Dan mengundang tamu cukup banyak..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Sugiyanto Samsung
rava nanti cinta Dinda jg
2021-09-24
0
Sri adeliya Syaputri
pasti akam itu spp nya sahabat dinda
2021-05-22
0
Shellia
semoga dengan hadirnya Alan bisa sedikit menghibur Dinda melupakan Rava
2021-03-16
7