Rava masih berdiam diri mencerna ucapan Luna.
"Sayang, kau tidak seharusnya berkata seperti itu. Dia pasti kecewa sekali dengan ucapanmu. Bukankah kau sudah menganggap Dinda seperti adikmu sendiri. Apa begini cara seorang kakak mengajarkan seorang adik cara menyelesaikan masalah. Ini semua bukan salah dia bukan. Kau lebih mengenal dia di banding aku. Tapi aku percaya Dinda tidak seperti itu. Minta maaflah dengannya, ku yakin kata-katamu sudah sangat menyakiti hatinya." Ucap Luna dengan tegas
"Kau menyalahkanku.." jawab Rava dengan tegas
Luna mengangguk, "karna saat ini kau memang salah jadi pantas di salahkan".sahutnya
"Rava, jika memang ini sudah jalannya, aku akan ikhlas menerima semuanya. Mungkin kita memang tidak berjodoh. Aku percaya Dinda wanita yang tepat untukmu. Kalian pasti akan bahagia, kalian berasal dari keluarga yang sama. Setiap orang tua pasti menginginkan kebahagiaan anaknya bukan. Pilihan orang tuamu sudah tepat Rava." Lanjut Luna
"Tidak, aku tidak mau, sampai kapanpun aku tidak akan menerima perjodohan ini. Aku hanya akan menikah denganmu. Tolong beri aku waktu untuk menyelesaikan semua ini. Aku akan membawamu bertemu orang tuaku, mereka pasti akan membatalkan perjodohan ini, dan merestui kita". ucap Rava sambil berdiri menghampiri dan memeluk Luna" percayalah padaku" tutur Rava kembali
"Rava kau tau bukan aku ini hanya gadis biasa, aku ini yatim piatu. Aku merasa tidak pantas bersanding denganmu. Ku mohon pikirkanlah kembali keinginanmu untuk menikahiku". tutur Luna sambil melepaskan pelukannya dengan Rava
"Tidak sampai kapanpun aku tidak mau melepasmu".
"baiklah. Ku rasa aku harus segera pulang." ucap Luna dan hendak beralalu pergi
"biar ku antar". tawar Rava
"tidak, taksiku sudah menunggu di bawah. Aku juga perlu waktu untuk semua ini. Kau pulanglah istirahat" ucap Luna dan berlalu pergi meninggalkan Rava..
Rava meremas rambutnya rasanya ia sangat di pusingkan dengan masalah perjodohan ini. Memikirkan nasib Luna, juga perdebatan tadi siang dengan Dinda. Rasanya dia memang sudah keterlaluan pantas dia begitu marah. Akhirnya dia memutuskan pulang..
******
Sebuah mobil mewah berhenti di kediaman Diansyah terlihat Vino keluar dari mobilnya. Dia langsung masuk ke dalam rumahnya, terlihat kedua orang tuanya tengah menikmati makan malamnya.
"malam mah, pah" sapanya terhadap orang tuanya
"malam sayang, kau sudah pulang, kau pasti lelah sini makan nak" ajak Dewi
"Nanti lah mah Vino capek pengen istirahat. Oh ya Dinda mana mah pah kok tidak ikut makan malam" tutur Vino
"Adikmu itu dari pulang kuliah di kamar tidak keluar-keluar mama sudah ketuk pintunya berkali- kali tapi anaknya gak mau bukain pintu. Coba nanti kalau kamu aja bicara dia barngkali dia mau berbagi masalahnya denganmu". ucapnya dan hanya di jawab anggukan oleh Vino.
*****
tok tok. tok..
"Dinda, ni kakak tolong buka pintunya kakak mau bicara denganmu" ucap Vino
"kalau kau tidak mau buka kakak dobrak pintunya". sahutnya kembali dengan nada mengancam
ceklek pintu di buka. Terlihat Dinda dengan mata sembabnya
"Apa sih kak brisik banget Dinda ngantuk tau" sahutnya sambil merebahkan tubuhnya ke tempat tidur
"kau ada masalah apa? tidak biasanya kau mengurung diri di kamar." tanya Vino sambil berjalan mendekati Dinda
"tidak papa aku hanya capek saja, pengen tidur" sahut Dinda dan bergerak duduk
"kau memikirkan perjodohanmu dengan Rava"
"what? kakak sudah mengetahuinya?"tanya Dinda
"ya papa dan mama yang memberi tau saat aku masih di luar kota. Tapi mereka bilang kau tidak setuju bahkan Rava pun menolak mentah-mentah. Benar begitu?. ucapnya kembali
"ya begitulah. Kakak kan tau sendiri kak Rava sudah mempunyai kekasih dia cantik, pintar, mandiri pula. Dinda mah apa atuh, bagi dia Dinda hanya anak manja yang bisanya merayu saja." tutur Dinda
"Kau mengukainya... Maksudku kau mungkin malah mencintainya...?" tebak vano
"Mana mungkin.."
"kau yakin?. Aku bisa melihat kesedihan di mata adikku ini saat menceritakan bagaimana Rava menolak perjodohan ini. Kau terlihat kecewa. Benar kan yang ku katakan. Kau ini adikku. Mana mungkin aku bisa di bohongi." tuturnya kembali "lalu apa rencanamu apa kau akan menerima perjodohan ini dan melangkahi kakakmu ini" ucapnya sambil mencairkan suasana
"aku tidak mungkin menerima perjodohan ini.Aku harus membatalkannya, tapi aku bingung bagaimana caranya. Agar hubungan keluarga kita juga keluarga tante Imel tetap seperti biasa." tanyanya dengan lesu
"saran kakak bicaralah baik-baik dengan papa dan mama. Kakak yakin mereka pasti akan mengerti. Sekarang lebih baik kau mandilah dan segera makan malam. Kakak mau istirahat dulu" ucapnya sambil mengacak-acak rambut Dinda dan di jawab anggukan oleh Dinda..
.
.
.
..
.
.
.
..
.
.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Lita Rafenza
Vano atau vinoo sihh gak nyambung banget😂
2022-01-09
0
Sugiyanto Samsung
vino bijaksana
2021-09-24
0
NinLugas
10.liek mndrt kk
2021-07-15
0