Begitu sampai rumah Rava langsung masuk ke ruang kerjanya dia ingin mengalihkan pikiran dari rencana perjodohan ini, namun tetap saja dia tidak fokus dengan kerjaannya . Akhirnya dia memutuskan untuk istirahat saja.
Sepanjang perjalanan dari cafe sampai rumah Dinda hanya berdiam diri saja. Rasanya kata-kata perjodohan itu masih terngiang-ngiang di telinganya.
"Bagaimana mungkin mereka merencanakan perjodohan ini, bukankah kak Rava sudah memiliki kekasih. Apakah sampai detik ini orang tua kak Rava juga belom tau Luna. Bagaimana mungkin bisa begini. Apa yang harus aku lakukan, aku memang mencintainya tapi bukan dengan cara seperti ini aku ingin memilikinya. Ah tidak, ini tidak boleh terjadi aku harus membatalkan perjodohan ini. Mungkin besok aku harus berbicara masalah ini dengan kak Rava."lirihnya hingga akhirnya dia terlelap.
******
Keesokan harinya Rava sudah bersiap pergi ke kantor dia sarapan bersama dengan kedua orang tuanya. Hanya keheningan yang terjadi hingga akhirnya mama Imel membuka obrolan.
"Rava, bagaimana kamu sudah pikirkan keputusan tentang perjodohan dengan Dinda? kamu mau kan sayang menikah dengan Dinda." tanya mama Imel dengan lembut, Rava langsung menaro berhenti makan, Rasanya selera makannya mendadak hilang.
"Mah, bukankah semalem aku sudah bilang. Aku tidak mau di jodohkan dengan Dinda. Mama kan tau kedekatan antara aku dan Dinda hanya sebatas sahabat, kami berteman sejak kecil mah, bagiku dia sudah seperti adik ku sendiri, tidak ada perasaan lebih mah. Tolong mengertilah aku mah, jangan paksa aku untuk menikahi Dinda. Bukankah mama dan papa tau bagaimana aku, sekali aku bilang tidak ya tidak. Tolong mah batalkan perjodohan ini. Lagian kenapa mama sama papa ngebet banget suruh aku menikah?. jawab Rava dengan tegas
"Mama dan papa hanya ingin yang terbaik untuk kamu Va. Setidaknya kalau dengan keluarga pak Dicky kan kami sudah kenal bagaimana mereka."Jawab papa Adi
"Aku akan menikah pah mah tapi bukan dengan Dinda. Rava sudah punya pilihan sendiri. Tolong jangan campuri urusan pendamping hidup Rava."sahutnya
"Tapi mama sudah terlanjung sayang dengan Dinda Va, dia baik pinter lagi . Setiap ada dia mama merasa tidak kesepian Va apalagi kalau pas kamu dan papamu sibuk kerja mama kan jadi ada temen di rumah".sahut mama imel dengan nada melas
"Mama sayang dengan Dinda. Tapi Rava tidak mah, bagiku dia tetap anak-anak. Dinda bukan tipeku. Aku sudah pilihan sendiri, nanti akan aku kenalkan dia dengan mama. Aku akan menikahinya juga kalau memang mama papa menginginkan aku menikah. Sekarang aku mau berangkat kantor dulu mah pah aku pamit." jawab Rava sambil berlalu pergi.
*****
Kediaman Diansyah
pukul 08.00, kring kring suara nada alarm berbunyi, Dinda beralih melihat jam weker miliknya.
"ya ampun kesiangan, kenapa mama tidak bangunin aku sih. Aku hari ini kan ada kelas pagi." ucapnya sambil berjalan ke kamar mandi. Tidak lama kemudian dia sudah rapi dan bersiap turun ke bawah.
"pagi mah pah" sapanya
"pagi sayang, sini sarapan" jawab Dewi dan Dicky
"ah pah tapi Dinda sudah kesiangan"sahutnya
"tidak apa sebentar saja, jangan melewatkan sarapanmu. Nanti maag mu bisa kambuh mama gak mau itu" ucapa Dewi
"hem baiklah"
"Ah iya sayang bagaiman apa sudah kamu pikirkan tentang perjodohan kamu dan Rava" tanya papa Dicky dengan hati-hati
"Mah Pah Dinda merasa tidak pantas menerima perjodohan ini. Ada yang jauh lebih berhak untuk kak Rava mah pah. Ya sudah Dinda pamit dulu ya mah pah". ucapnya sambil mencium tangan kedua orang tuanya lalu dia pergi ke kampus di anter supi pribadinya..
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Sugiyanto Samsung
semangat thor
2021-09-24
0
Shellia
besar hati sekali kamu Dinda
2021-03-16
1
lelah sekali
mengalah demi orang yg dicintai nya bahagia..
semoga dapat penggati nya
2021-03-02
6