Menyisir Jalanan Bengkayang

Usai makan malam, Aku mengantar Bu Riana dan Anyer pulang, adeknya membawa motor sendiri. Mereka masuk dari pintu dapur. Aku pun turun memayungi Bu Riana dan Anyer hingga memasuki pintu rumahnya.

Si kembar sedari tadi sudah menungguiku. "Pa ... darimana?" tanya mereka polos. "Papa baru pulang dari menjemput ii dan Pho-pho. "Maaf ya, Papa ga ajak kalian, kan sakit," jawabku sambil mengelus-elus kepala si kembar.

"Pa, ntar kita kerumah Mama yah," ajak Riel manja. "Ya, kalau ga hujan, okay," sahutku singkat. "Riel dan Ran 2 hari lagi ultah, mau hadiah apa kalian?" Aku lanjut bercengkrama sama bocilku. "Mau mama ...," sahut kedua anak itu kompak. "Ga bisa, mama kan bukan benda," kataku menolaknya.

"Kita bikin acara kecil aza dirumah ya, Nak," bujukku menolak permintaan gila bocilku. "Tapi, mama datang ya, Pa," tanya Riel dengan suara seraknya. "Iya, iya ..." Aku sahuti biar mereka puas.

Malam ini, Aku ga menumui Anyer. Aku takut anakku ingin ikut. Mereka baru aza sembuh, hujan masih deras diluar sana. "Aku WA Anyer aza," bisikku.

"Nyer, sudah tidur belum?"

"Baru juga mau tidur,"

"2 hari lagi, anakku Ultah yang ke-4 tahun. Aku mau pesan nasbox, Nyer. Bisa kamu tolong urus?"

"Bisa dong."

"Hmm, mereka minta hadiah, Nyer."

"Ya, nanti Aku beliin buat mereka,"

"Tapi, hadiahnya ga ada yang jual."

"Lho, kok ga ada sih."

"Ya, memang ga ada."

"Apa tuh?"

"Kamu ..."

"Mereka mau Mama."

"Ohh, aduhhh, ribet amat ya anakmu, Ren?"

"Yuk, kita nikah, kasih dede buat mereka, ya," ajak Reno lagi.

"Ren, Aku ngantuk, tidur dulu ya," Anyer segera mengakhiri obrolan mereka.

Kukuruyukkkk, ayam jantan peliharaan bapak sudah berkokok, menjemput datangnya pagi. Akupun bangun dan ku amati cuaca pagi ini, hmm ... cerah. Akupun mengganti baju, OTW jogging.

Pulkam kali ini sungguh menyenangkan, Aku benar-benar menikmati liburan yang mengesankan. Terlebih Anyer, pengisi kekosangan hati yang sepi. Sempat terpikirkan olehku, bila Anyer bukan jodohku maka Aku mendoakan kebahagiaan untuknya, tapi bila Ia milikku maka kami akan dipersatukan dengan cara apapun. Dan seperti, keberuntungan berpihak padaku.

Tanpa ku sadari, sudah jauh perjalanan yang Aku lalui. Kembali lagi Aku berhenti di Pasar Teratai membeli sejumlah kebutuhan Ibu sehari-hari. Juga Anyer.

Setelah puas, Aku pun pulang menemui anak-anakku. Ternyata mereka sudah bangun dan mencariku. "Pa ... Pa ..." sapa mereka ketika Aku tiba. "Hi, sayang, selamat pagi. Sarapan, yuk." Aku pun memindahkan "kwecap" ke mangkok dan Sus Sulis menyuapi mereka. Dan, Aku lanjut mencicipi jatahku, sesendok demi sendok hingga menyisakan bau harum dalam mangkok bekas makanku.

Cuaca hari ini cerah, Aku membawa si kembar menyisir perjalanan sepanjang pasar. Mereka sangat senang diajak berkeliling dan kami berhenti di Alfamart membeli cemilan untuk mereka. Mereka memilih sesukanya.

Tapi, anak-anakku ga boros, mereka mengambil secukupnya. Tapi malah Akulah yang menambahkan untuk mereka.

Aku mengajar mereka untuk tidak boros sedari kecil. Beli bila benar butuh. Setelah puas, mereka pun pulang. Aku sengaja melewati Jalan Pasar tengah biar mereka melihat Anyer.

Dan benar, ketika Aku lewat, Anyer sedang berdiri dikaki lima tokonya. Tampaknya ia sedang bernego dengan customer. Mereka spontan memanggil Anyer "Ma ... Ma ..." Anyer melirik dan melihat si kembar, segera melambaikan tangan pada bocilku.

"Pa, toko Mama disini rupanya, ya," ujar Si bungsu polos. Mereka senang sekali bisa melihat Anyer dari jauh. Aku tak mengijinkan mereka turun karena sangat ramai orang-orang lalulalang disana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!