Anyer segera membenarkan pakaiannya. Dan segera keluar dari sana. Aku menyusul keluar. "Ren, Aku pulang, mau mandi," ujar Anyer segera melangkah keluar.
Aku pun kembali ke kamarku, berbaring manja disana. Dan, tanpa sadar Aku terlelap dibelai oleh cuaca bulan Desember yang sejuk dan langit yang senantiasa menumpahkan hujan penuh kedamaian.
Anyer sudah berangkat ke toko, hari ini Ia tak memasak. Mereka beli nasi bungkus deh hari ini. Setelah bersusah payah menembus hujan, tibalah Ia ke toko.
Setiba disana, pembeli sudah ramai. Anyer pun segera bergerak membantu aggota keluarganya disana. Aktivitas yang padat seharian, saatnya duduk santai beristirahat didapurnya.
Tiba-tiba, Anyer teringat dengan kejadian tadi pagi. Reno sangat agresif hingga membuatnya kewalahan. Anyer senyum - senyum sendiri, kenapa kejadian tadi pagi begitu membahagiakan," Ia melamun sendiri menelan saliva.
Namun, Ia terkejut karena Aku sudah berada di depannya. "Anyer, Aku take away makan siang untuk kalian," kataku seraya menyerahkan kantong kresek berwarna hitam padanya.
"Aku tahu tadi kamu ga masak gegara Aku kan?" ucapku mengingatkannya kejadian pagi tadi. "Ren, awas ya, kamu jangan macam-macam disini," kecamnya dengan roman wajah serius. "Santai, Aku tahu menempatkan diri, kamu tenang aza," kataku lagi.
"Yuk, makan keburu dingin," Aku mengajaknya maksi seraya membuka bungkusan nasi untuknya lalu kubuka nasi milikku. Kami maksi bersama di Desember siang yang sejuk itu.
Pertama kali ini, Aku menginjakkan kaki di tokonya. Penjunjungnya ramai, jalanan padat. Dipenuhi para konsumen yang mempersiapkan hari bahagia perayaan Natal.
Usai maksi bersama, Aku pamit pulang. Aku berkeliling disepanjang jalan yang mulai gerimis lagi, jalanan cukup ramai. Tampak gereja-gereja sudah dihias cantik dengan ornamen-ornamen bernuansa Natal. Hmm, sungguh meriah perayaan Natal dikampung halamanku.
Aku tiba dirumah, si kembar sudah mandi. Wajah anak-anakku sudah kembali ceria. Aku mencoba meraba dahinya, sudah tidak panas lagi. Sus memberinya obat, mereka juga tak banyak drama dan rewel seperti tadi pagi. Mungkin mereka masih ingat janjinya pada Anyer.
Hujan kian lebat, cuaca semakin sejuk. Aku mandi dan beristirahat, ya itulah kegiatanku sehari-hari di sini, makan dan tidur saja kerjaku. Aku benar-benar menikmati healing di kampungku ini.
Aku terjaga, ku lihat jarum jam sudah menunjuk jam 07.38. Aku pun bangun dan kembali menemui si kembar. Mereka menonton kartun di ruang depan.
Aku WA Anyer. "Nyer, sudah makan malam?" tanyaku di WA. "
Blom, kami ga sempat, belum pulang," balasnya. Pasti mereka belum makan.
Aku lalu naik ke mobil dan pergi ke RM Ade, warung nasi padang terenak di kota Bengkayang. Aku take away untuk Anyer dan keluarganya. Juga diriku sendiri.
Ketika tiba ditokonya, mereka sedang mengangkat barang masuk kerumah, tampaknya mereka sudah berbenah dan akan tutup. Sudah pukul 08.26, mereka tutup agak telat malam ini. Aku pun turut membantu.
"Akhirnya, selesai sudah," ucap Anyer. Paman juga sudah pulang, kami mengajaknya makan bersama, tapi Beliau memilih makan dirumahnya. Paman pun meninggalkan kami usai menyapu halaman tempat berdagang kami. Dan semua barang jualan kami sudah masuk semua ke dalam rumah.
Tak lupa Aku menyerahkan sebungkus nasi Padang untuk pamanku juga pamannya. Reno menawarkan diri mengantar Beliau pulang. Namun, Paman menolak, Beliau lebih nyaman pulang berjalan kaki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments