Belum dapat respon

***

Sebelum berangkat Ellisa mencoba menghubungi Yoshi lagi sembari mengeringkan rambutnya, namun masih sama nggak ada respon apapun padahal aktif.

"Kalau ada apa-apa sama Iyos, pasti mamanya bakalan ngabarin kan ? Ini, mamanya aja nggak ada kabar. Atau mereka lagi pergi ke rumah Jess kali ya ? Siapa tau Jess melahirkan, tapi biasanya Iyos ngasih tau posisinya dimana deh"

Ia akhirnya hanya bisa meninggalkan pesan lewat chat WhatsApp. Kemudian ia mulai mengemas beberapa baju dan segera turun karena Wahyu supirnya pak Tama masih menunggunya di sana.

"Maaf ya pak, lama"

"Nggak apa-apa Bu Lisa, kata pak Tama juga nggak usah terburu-buru banget, takutnya malah ada yang tertinggal, atau mau di cek lagi barang-barangnya Bu ?"

"Nggak usah pak, terima kasih, kita langsung jalan aja pak"

Mereka pun mulai berjalan menuju kantor lagi, Naratama juga kebetulan baru turun dari mobilnya sambil membawa koper yang kemudian di bantu oleh scurity di sana. Ia melambaikan tangan ke Ellisa.

"Waah, ko bisa barengan ya ?" ucap Naratama.

"Anak-anak yang lain juga udah siap pak. Jadi mau langsung ke bandara saja atau gimana pak ?" tanya salah satu rekan kerjanya.

Tadinya Ellisa pikir hanya dia dan Naratama yang ke Surabaya, ternyata ada banyak teman yang ikut, Ellisa bisa bernafas dengan lega sekarang.

"Langsung ke bandara saja yuk, panggil anak-anak yang lain, pakai mobil kantor ya ? Tujuh orang kan ??"

"Iya pak"

Mereka mulai berjalan menuju mobil, dua mobil sudah di siapkan. Ellisa ikut rombongan cewek-cewek dan Naratama ikut rombongan cowok. Dengan di mulai bismillah mereka pun berangkat.

Ellisa mencoba bertanya tentang pribadi Naratama pada rekan kerjanya yang sudah lama di kantor itu.

"Maaf nih mba, saya ko nggak pernah lihat istrinya pak Tama mendatangi kantor ini ya ? Dan ini juga kayaknya nggak ikut ?" tanya Ellisa.

Mereka berdua tertawa.

"Lis ! Pak Tama itu duda"

DEGG !!

"Duda ???"

"Iya, kalau kita flashback sedih sih, kasihan pak Tama"

"Betul. Istrinya pak Tama itu nggak bersyukur banget sih menurut aku"

"Coba aja bayangin Lis ! Pak Tama masih dalam merintis usahanya, belum punya banyak uang, hutang di mana-mana, ehh istrinya selingkuh Lis"

"Selingkuh ??"

"Iya, dan istrinya itu nikah diam-diam sama selingkuhannya itu. kami yang pernah merintis bareng dari nol sama beliau ini tau betul tentang perjalanan hidupnya yang di khianati oleh istrinya sendiri, kami melihat langsung bagaimana pak Tama di caci maki di hadapan banyak orang, di hadapan kami semua, dan, dia memilih pergi bersama selingkuhan itu yang hanya seorang kontraktor"

"Tapi pak Tama sudah punya anak kah ?"

"Haduh Lis, sejak awal menikah pak Tama selalu mengeluh tentang istrinya yang tak pernah mau dia sentuh. Dan katanya kalau pak Tama pulang kerja nggak bawa duit, istrinya nggak mau menyediakan makan ataupun kopi. Ini juga yang membuat istrinya enggan punya anak sama pak Tama"

"Betul Lis. Melihat perkembangan bisnis pak Tama yang sekarang kami ikut bahagia, sudah bisa di katakan sudah menjadi orang sukses"

"Ya ampuuuun"

"Proses terbentuknya begitu keras Lis, makanya dia itu selalu baik kepada siapa saja. Terutama pada orang-orang yang bekerja padanya. Serta begitu menghormati kerjasama dengan perusahaan lain. Beliau nggak mau mengecewakan siapapun walaupun beliau pernah di buat kecewa yang begitu berat"

"Aku harap dia bisa secepatnya naik jabatan menjadi owner, hehe"

Aamiin

"Kita do'akan yang terbaik buat pak Tama"

"Satu lagi doa' nya, semoga pak Naratama bisa secepatnya ketemu sama jodohnya"

Aamiin

Tak lama mereka sampai di bandara dan segera menuju ruang tunggu. Sekitar jam Lima mereka pun mulai menarik pesawat.

Sesampainya di sana hotel sudah dipersiapkan untuk semua orang. Bahkan Naratama memesan satu kamar untuk satu orang agar bisa dengan leluasa menikmati kamarnya sendiri. Beberapa dari mereka sempat menolak, tapi Naratama bersikeras agar tetap bisa satu orang satu kamar.

"Sudah ! Ini kunci masing-masing kamar, cepat masuk, dan istirahat ! Besok pagi kita survei tempat pastikan badan vit !" ucap Naratama sambil membagi-bagikan kunci.

Semuanya mulai bergegas menuju kamar masing-masing sambil membawa koper. Ellisa yang mendapatkan kamar paling ujung ia pun berjalan paling belakang dan dengan santai saja. Tiba-tiba Naratama memanggilnya.

"Lis ! Nanti bisa temani saya ke mall sebentar ?" pinta Naratama.

"Bisa pak, sebelumnya saya taruh koper dulu"

"Iya, silahkan, nanti aja ko, sekitar jam delapan"

"Oh, baik pak"

Mereka berpisah di persimpangan jalan menuju kamar masing-masing, karena kamar mereka terpisah lumayan jauh. Setelah jam delapan mereka berdua pun keluar dan bertemu di tempat parkir mobil.

Tak lama mereka sampai di mall yang di tuju karena cukup dekat dengan hotel yang mereka tempati. Naratama menjelaskan bahwa ia mau membeli batik untuk seragam besok. Ia maunya semuanya kompak dan bercorak sama.

"Kira-kira warna apa yang cocok ?"

"Hitam bermotif gold bagus pak"

Naratama mengangguk-anggukkan kepalanya sambil melihat-lihat sekeliling. Setelah menemukan apa yang di maksud, mereka segera mengambilnya sesuai dengan ukuran badan masing-masing orang, tapi hanya perkiraan saja.

"Semoga pas pak ? Saya takut pilihannya malah kekecilan"

"Mungkin untuk Aidin dan Sabilla bisa ambil XXL kali ya ? Badan mereka kan sekarang melar"

"Kalau masih kekecilan gimana pak ?"

"Nggak apa-apa, bisa di tukar ko"

Mereka segera membayarnya. Di tengah perjalanan ada sales yang menawarkan sebuah tas perempuan.

"Tasnya kak ? Boleh di lihat-lihat dulu, siapa tau ada yang cocok untuk calon istrinya" ucap sales itu.

Ellisa hanya melirik saja.

"Kira-kira menurutmu bagus nggak tasnya ??" ucap Naratama ke Ellisa.

"Bagus pak"

"Menurut kamu bagus yang warna mana ? Hitam ? Coklat atau ??"

"Warna putih bagus pak"

"Oke, mba satu ya, warna putih, segera bungkus, kami buru-buru" ucap Naratama.

"Baik kak"

Sales itu segera membungkusnya dan memberikannya ke Ellisa.

"Silahkan kak"

Ellisa bingung, ketika hendak menerimanya.

"Ambil aja, saya sudah bosan melihat kamu pakai tas yang sama" ucap Naratama sedikit pedas agar Ellisa mau menerimanya.

Ellisa dengan ragu akhirnya mengambil tas itu.

"Terima kasih kak sudah berbelanja, pasangan yang sangat serasi, semoga bisa segera menikah ya kak"

"Terima kasih" ucap Naratama sambil melenggang pergi.

"Pak Tama !" panggil Ellisa yang sedikit tertinggal.

"Kenapa ??"

"Ini tasnya ??"

"Buat kamu" ucapnya sambil terus berjalan tanpa melihat ke arah Ellisa.

Ellisa bingung, antara senang dan campur aduk perasaanya. Sambil terus berjalan mengikuti langkah Naratama, Ellisa sesekali tersenyum saat melihat ke arah tas itu.

"Ya ampuuuun, bagus banget. Gila pak Tama, harus gimana ini ?? Salah tingkah jadinya.... Aaaaaagh pengen teriak" ucap Ellisa dalam hati.

Terpopuler

Comments

sitikus

sitikus

mari kita dukung agar ellisa sama naratama saja

2024-05-31

0

Asla

Asla

aaaaaaa, ko lebih cocok sama naratama sih thor

2024-01-19

1

lihat semua
Episodes
1 Hidupku terlalu semrawut
2 Antara benar dan salah
3 Traveling yang aneh
4 Jatuh cinta ?
5 Kota surga
6 Dapat di lantai berapa ?
7 Pertama kali berjumpa
8 Apa reaksinya ?
9 salah tingkah
10 Entahlah
11 Kunjungan sang mantan
12 pertemuan tak di sengaja
13 Bertemu ibu
14 Perhatian lebih
15 Apakah ada cara ?
16 Diantara dua pilihan
17 Belum dapat respon
18 Bukan Yoshi yang dulu
19 Apakah masih ada harapan ?
20 kembalinya Yoshi
21 Ibu atau cinta
22 Ketahuan
23 Identitas Ellisa
24 kencan ??
25 Kertas apa ini ?
26 Di pulangkan ??
27 Say goodbye
28 welcome back
29 Di isolasi
30 Galau
31 Mencari Farel
32 Serba salah
33 Suasana baru
34 Gimana ?
35 Tersipu malu
36 Saatnya memilih
37 ikhlas melepasmu
38 bahaya
39 Memilih yang lain
40 Pindah apartemen
41 salah paham
42 Telpon dari siapa ?
43 Apa ini ??
44 Memilih gaun
45 Cape ah !!
46 Menjenguk Yoshi
47 Masih mengingatmu
48 Ukurannya di samain aja
49 Ngaca dong
50 Ko baper ?
51 latihan cuek
52 Merasa bersalah
53 rasa apa ini
54 Kanan atau kiri
55 Dasar Ellisa
56 Memilih cincin
57 Masih ingat
58 mungkin dia lelah
59 Ellisa yang aneh
60 Menjenguk Yoshi
61 Manfaatin situasi
62 kenapa Yoshi ??
63 Batal
64 Berharap
65 lunch
66 kado dari Amel
67 Isi hati Amel
68 kecewa
69 Tugas sudah selesai
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Hidupku terlalu semrawut
2
Antara benar dan salah
3
Traveling yang aneh
4
Jatuh cinta ?
5
Kota surga
6
Dapat di lantai berapa ?
7
Pertama kali berjumpa
8
Apa reaksinya ?
9
salah tingkah
10
Entahlah
11
Kunjungan sang mantan
12
pertemuan tak di sengaja
13
Bertemu ibu
14
Perhatian lebih
15
Apakah ada cara ?
16
Diantara dua pilihan
17
Belum dapat respon
18
Bukan Yoshi yang dulu
19
Apakah masih ada harapan ?
20
kembalinya Yoshi
21
Ibu atau cinta
22
Ketahuan
23
Identitas Ellisa
24
kencan ??
25
Kertas apa ini ?
26
Di pulangkan ??
27
Say goodbye
28
welcome back
29
Di isolasi
30
Galau
31
Mencari Farel
32
Serba salah
33
Suasana baru
34
Gimana ?
35
Tersipu malu
36
Saatnya memilih
37
ikhlas melepasmu
38
bahaya
39
Memilih yang lain
40
Pindah apartemen
41
salah paham
42
Telpon dari siapa ?
43
Apa ini ??
44
Memilih gaun
45
Cape ah !!
46
Menjenguk Yoshi
47
Masih mengingatmu
48
Ukurannya di samain aja
49
Ngaca dong
50
Ko baper ?
51
latihan cuek
52
Merasa bersalah
53
rasa apa ini
54
Kanan atau kiri
55
Dasar Ellisa
56
Memilih cincin
57
Masih ingat
58
mungkin dia lelah
59
Ellisa yang aneh
60
Menjenguk Yoshi
61
Manfaatin situasi
62
kenapa Yoshi ??
63
Batal
64
Berharap
65
lunch
66
kado dari Amel
67
Isi hati Amel
68
kecewa
69
Tugas sudah selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!