Diantara dua pilihan

Selesai makan, Yoshi langsung menuju kamar dan segera mandi. Ketika ia sedang asyik dengan ponselnya, mamanya mengetuk pintu dan katanya ada yang mau ia bicarakan. Yoshi pun segera keluar dan menuju ruang keluarga. Ia baru ingat kalau ternyata ia meninggal tasnya di meja makan beserta beberapa berkas.

"Jujur sama mama apa maksud dari kertas ini Yos !" ucap mama sembari memperlihatkan kertas serah terima atas nama Ellisa Yofiana.

Yoshi mencoba menenangkan dirinya dengan menarik nafas beberapa kali. Ia enggan melihat ke arah mamanya, karena ia tau pasti mamanya menangis.

"Jawab Yos !" ucap mamanya mulai membentak.

"Mama sabar dulu ma..."

"Mama cuma mau jawaban yang jujur dari mulutmu !!"

"Yoshi harus jawab apa ?"

Mamanya melemparkan kertas itu ke wajah Yoshi.

"Jadi, selama ini kamu membelinya ?? Hah !! Kamu membeli perempuan itu ?? Hiks... Hiks, Yos !! Mama kecewa sama kamu !"

"Ma dengerin dulu..."

"Mamamu sendiri kamu bohongi Yos !! Orang tua yang tinggal satu-satunya ini kamu bod*hi Yos ??!"

"Nggak ada niatan Yoshi buat ngebohongi mama"

"Putusin Yofi !"

DEGG !!

"Ma..."

"Mama nggak Sudi punya mantu pelac*r !!"

"Ma ! Yofi bukan pelac*r !!"

"Gayanya aja sok berhijab !! Ternyata menjual diri !"

"Ma, bisa dengerin Yoshi nggak sih !!"

"Dengerin apa ? Apa yang perlu di dengerin ?? Mama kecewa Yos ! Kamu tau, mama udah punya rasa sayang terhadap Yofi, bahkan dia bisa menggantikan posisi Amel di hati mama ! Mama udah merasa cocok sama dia ! Dia yang serba bisa, yang baik dan terlihat Sholehah !! Tapi apa ?? Dia cuma seorang pelac*r !! Tega kamu ya bohongin mama, pantas saja kamu nggak pernah menyebutkan asal usulnya !! Jadi ini ternyata ?? Mama nggak Sudi Yos !! Punya mantu yang asal usulnya nggak jelas ! Dan tadi... Pantas saja kamu tersedak tiap kali mama membicarakan orang tuanya Yofi, kamu kaget ?? Hah !!"

Yoshi diam saja. Baginya percuma ia bicara saat ini. Mamanya sedang di kuasai amarah. Pikirannya nggak mungkin akan menerima saran ataupun penjelasan dari Yoshi.

"Putusin dia !!"

Yoshi masih terdiam.

"Kenapa nggak jawab ?? Masih sayang sama pelac*r itu ? Hah !! Lebih sayang mama atau dia !!"

"Apa mama tau perasaan aku ma ? Aku baru saja pulih ma ! (matanya mulai berkaca-kaca) Yoshi nggak peduli siapa Yofi atau asal usulnya. Yang Yoshi butuhkan cuma kasih sayangnya, perhatiannya dan ketulusan cintanya"

"Ketulusan cinta kamu bilang !! Buka matamu Yos !! Dia mencintai kamu karena uang !! Dua puluh lima juta !! Otakmu di taruh di mana !! Mama sekolahin kamu tinggi-tinggi supaya kamu punya otak !"

Yoshi terdiam kembali.

"Putusin dia atau mama angkat kaki dari rumah ini !"

"Ma..."

"Yos !! Ginikah cara kamu membahagiakan mama ?? Nggak Yos !! Kamu salah. Mama pengen kamu jadi anak yang bener. Kamu bilang pilihan kamu kali ini nggak akan mengecewakan mama, tapi nyatanya apa Yos ?? Ini lebih sakit Yos dari yang kemarin ! Hiks... Hiks... Ini lebih sakiiiit Yos ! Setega ini kamu sama mama ? Setega ini kamu Yos ?? Apa kamu nggak berfikir Yos tentang perasaan mama ?"

Yoshi menundukkan kepalanya.

"Kamu bahagia dengan Yofi ?? Bahagia melihat mamamu ini bersedih hati ?? Mama cuma mau yang terbaik buat kamu Yos ! Tapi bukan gini caranya. Membeli seorang perempuan ?? istighfar Yos !! Kamu ini harapan mama, mama pengen kalau kamu nikah, kita masih bisa tinggal bersama, kalaupun nantinya kamu beli rumah sendiri, mama nggak mau jauh sama kamu. Mama udah semakin tua Yos. Mama pengen ada yang bisa merawat mama saat nanti mama sudah tidak bisa lagi beraktivitas seperti biasanya. Itu maunya mama Yos !"

Yoshi masih terdiam, menundukkan dan hanya menatap lantai dengan pandangan yang kosong.

"Mama mohon, jauhi Yofi mulai sekarang" ucap mamanya sambil meraih tangan Yoshi dan berlutut di hadapannya.

Yoshi langsung berdiri dan segera mengangkat tubuh mamanya yang mencoba berlutut di kakinya. Kemudian ia menyuruh mamanya untuk duduk di sofa dan Yoshi berdiri.

"Iya ma" jawab Yoshi tanpa ekspresi.

Mamanya masih diam menatapnya.

"Iya, Yoshi akan berusaha menjauhi Yofi"

Mamanya berdiri dan mulai masuk ke kamarnya tanpa merespon ucapan Yoshi.

Yoshi mengusap wajahnya dengan kasar dan sedikit menarik rambutnya sendiri. Dia pergi ke belakang rumah yang biasa di pakai buat kumpul saat tahun baru atau saat ada acara bakar-bakar, karena tempat itu mirip sebuah taman kecil yang tak beratap. Ia berteriak sekencang-kencangnya di sana. Meluapkan semua emosi yang ada di dalam batinnya.

Keesokan harinya, mamanya menemukan hpnya Yoshi berada di meja makan. Entah tertinggal atau sengaja ia tinggal. Ada beberapa notifikasi yang berulang-ulang berbunyi. Sesekali ada suara panggilan masuk ke hp itu. Mamanya diam saja dan tak ingin tau siapa yang memanggilnya atau siapa saja yang mengechat Yoshi.

Di sini lain, sejak pagi Ellisa mencoba menghubungi Yoshi. Karena kemarin Yoshi bilang mau menjemputnya tapi sampai jam yang di tentukan Yoshi nggak ada kabar.

Ia pun mengirim pesan kalau ia memesan ojek online untuk berangkat ke kantor daripada nanti telat karena menunggu Yoshi sudah terlalu lama. Namun sampai jam 10 siang pun tidak ada balasan apapun. Ia mulai khawatir. Apa kah Yoshi sakit ? Kemudian ia berencana nanti sepulang kantor mau pergi ke rumah Yoshi menjenguknya.

"Lisa ! Nanti jam lima sore kita berangkat ke Surabaya ya ? Ada beberapa hal yang harus kita tangani di sana. kamu nanti pulang jam dua, packing baju" ucap Naratama sambil sedikit ngos-ngosan karena ia berlarian menuju ke tempat Ellisa.

"Harus banget pak ??"

"Iya. Kamu ada acara ??"

"Nggak ada pak"

"Oh ya udah. Nanti minta tolong sama Wahyu aja buat nganterin kamu ke apartemen. Biar nggak perlu pesen gojek, ya ?"

Ellisa mengangguk. Pikirannya masih terfokus pada Yoshi. Tapi pekerjaan menuntutnya agar ia tak terlalu memikirkan hal di luar kantor.

"Oh, satu lagi ! (sambil memberikan kertas map) ini tolong di perbaiki lagi, banyak penulis yang salah. Jangan lupa minum coklat dulu biar mood kamu kembali baik. Sudah saya pesankan, tinggal di tunggu saja, paham ya ? Ada pertanyaan ??"

Ellisa sedikit tertegun dengan gaya bahasa atasnya yang sangat bertoleransi mengenai kesalahan.

"Paham pak, terima kasih dan.... saya perbaiki sekarang"

"Oke, terima kasih atas kerjasamanya"

Naratama pun pergi dari ruangan itu. Entah kemana lagi arahnya, Ellisa tak memperhatikannya. Ia segera membuka map itu dan meneliti kesalahan-kesalahannya.

Ternyata sudah di beri warna pada tulisan yang salah oleh Naratama, sehingga itu akan memudahkan Ellisa memperbaikinya dengan cepat. Tak lama coklat panasnya pun datang di antar office boy.

"Coklat panas dataaang"

"Owwhh, terima kasih pak"

"Terima kasih kembali mba Lisa, selamat bekerja"

"Selamat bekerja juga pak, dan hati-hati, jangan lupa senyum dan bersyukur"

"Siiip, pergi dulu ya mba Lisa"

"Iya pak"

Ellisa segera menghirup aroma coklat itu, karena masih terlalu panas ia menyingkirkannya terlebih dahulu dan fokus ke perbaikan kata-kata yang salah dan kurang tepat.

"Ko ada ya atasan sebaik pak Naratama yang punya toleransi begitu besar" gumam Ellisa.

Episodes
1 Hidupku terlalu semrawut
2 Antara benar dan salah
3 Traveling yang aneh
4 Jatuh cinta ?
5 Kota surga
6 Dapat di lantai berapa ?
7 Pertama kali berjumpa
8 Apa reaksinya ?
9 salah tingkah
10 Entahlah
11 Kunjungan sang mantan
12 pertemuan tak di sengaja
13 Bertemu ibu
14 Perhatian lebih
15 Apakah ada cara ?
16 Diantara dua pilihan
17 Belum dapat respon
18 Bukan Yoshi yang dulu
19 Apakah masih ada harapan ?
20 kembalinya Yoshi
21 Ibu atau cinta
22 Ketahuan
23 Identitas Ellisa
24 kencan ??
25 Kertas apa ini ?
26 Di pulangkan ??
27 Say goodbye
28 welcome back
29 Di isolasi
30 Galau
31 Mencari Farel
32 Serba salah
33 Suasana baru
34 Gimana ?
35 Tersipu malu
36 Saatnya memilih
37 ikhlas melepasmu
38 bahaya
39 Memilih yang lain
40 Pindah apartemen
41 salah paham
42 Telpon dari siapa ?
43 Apa ini ??
44 Memilih gaun
45 Cape ah !!
46 Menjenguk Yoshi
47 Masih mengingatmu
48 Ukurannya di samain aja
49 Ngaca dong
50 Ko baper ?
51 latihan cuek
52 Merasa bersalah
53 rasa apa ini
54 Kanan atau kiri
55 Dasar Ellisa
56 Memilih cincin
57 Masih ingat
58 mungkin dia lelah
59 Ellisa yang aneh
60 Menjenguk Yoshi
61 Manfaatin situasi
62 kenapa Yoshi ??
63 Batal
64 Berharap
65 lunch
66 kado dari Amel
67 Isi hati Amel
68 kecewa
69 Tugas sudah selesai
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Hidupku terlalu semrawut
2
Antara benar dan salah
3
Traveling yang aneh
4
Jatuh cinta ?
5
Kota surga
6
Dapat di lantai berapa ?
7
Pertama kali berjumpa
8
Apa reaksinya ?
9
salah tingkah
10
Entahlah
11
Kunjungan sang mantan
12
pertemuan tak di sengaja
13
Bertemu ibu
14
Perhatian lebih
15
Apakah ada cara ?
16
Diantara dua pilihan
17
Belum dapat respon
18
Bukan Yoshi yang dulu
19
Apakah masih ada harapan ?
20
kembalinya Yoshi
21
Ibu atau cinta
22
Ketahuan
23
Identitas Ellisa
24
kencan ??
25
Kertas apa ini ?
26
Di pulangkan ??
27
Say goodbye
28
welcome back
29
Di isolasi
30
Galau
31
Mencari Farel
32
Serba salah
33
Suasana baru
34
Gimana ?
35
Tersipu malu
36
Saatnya memilih
37
ikhlas melepasmu
38
bahaya
39
Memilih yang lain
40
Pindah apartemen
41
salah paham
42
Telpon dari siapa ?
43
Apa ini ??
44
Memilih gaun
45
Cape ah !!
46
Menjenguk Yoshi
47
Masih mengingatmu
48
Ukurannya di samain aja
49
Ngaca dong
50
Ko baper ?
51
latihan cuek
52
Merasa bersalah
53
rasa apa ini
54
Kanan atau kiri
55
Dasar Ellisa
56
Memilih cincin
57
Masih ingat
58
mungkin dia lelah
59
Ellisa yang aneh
60
Menjenguk Yoshi
61
Manfaatin situasi
62
kenapa Yoshi ??
63
Batal
64
Berharap
65
lunch
66
kado dari Amel
67
Isi hati Amel
68
kecewa
69
Tugas sudah selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!