***
Karena Yoshi sekarang sibuk, Ellisa terkadang mulai pulang sendirian. Sesekali di antar Naratama atau teman kerja lainnya kalau ada lemburan. Kali ini Naratama mencoba menawarinya tumpangan lagi.
"Sekalian, saya mau ke tempat teman. Kebetulan arahnya sama" kata Naratama.
Ellisa pun mengiyakannya. Sesekali Naratama bertanya mengenai Lachata tempat tinggal Ellisa yang dulu agar nggak terlalu kikuk. Ellisa terlihat excited menceritakannya. Dari mulai anak-anak SD sampai kuliah yang benar-benar di fasilitasi oleh pemerintah itu. Dan Naratama kagum dengan peraturan serta semua kebijakan yang di buat di sana dan di patuhi oleh semua kalangan.
"The real surga dunia bukan sih ??" tanya Naratama.
"Bagi saya sih biasa saja pak"
"Tapi kalau kamu bandingkan nih ya dengan kondisi kehidupan di Jakarta itu jauh berbeda"
"Iya pak"
"Saya jadi tertarik ingin berkunjung ke sana"
"Silahkan pak, di buka untuk umum ko pak"
"Tapi belum ada waktu, sibuk"
"Lain kali dan harus di agendakan pak"
"Hahaha, sama kamu ya kesananya ?"
"Nggak bisa dong pak"
"Loh kenapa ?"
"Kan aturannya nggak boleh bawa orang masuk kesana kalau pas kita balik, kecuali itu adalah anak saya, misal"
"Oh jadi.... Kalau kita ke sana sendiri boleh ?"
"Boleh. Tapi jangan bilang mau mencari si A atau si B. Bisa kena pidana nanti"
"Wah, sedikit aneh sih"
"Ya, begitulah"
"Jadi kan, misal gini, kamu ini kan sudah di beli Yoshi, misal ini ya ? kamu cerai sama dia atau pisah sebelum menikah, kamu balik lagi ke toko yang sama atau ada toko khusus yang di peruntukan bagi orang-orang yang sudah pernah di beli ?"
"Ada toko khusus. Karena batas waktu pengembalian ada di tiga bulan dari tanggal pembelian itu pak"
"Jadi kalau masih tiga bulan terus putus, bisa balik ke toko tadi ?"
"Bisa, kecuali untuk yang sudah menikah. Misal setelah beli langsung ijab kabul, tiga bulan kemudian cerai. Itu sudah tidak bisa masuk toko semula. Tapi masuk ke toko khusus yang sudah pernah di beli"
"Di sortir lagi atau gimana ?"
"Ya emang gitu, toko yang saya masuki itu kan khusus buat yang benar-benar masih perawan pak"
"Oh gitu, jadi kalau udah nggak perawan ya masuk toko lain ya ?"
"Kurang lebih begitu pak"
"Kamu udah berapa lama di toko itu ?"
"Kurang lebih tujuh atau delapan bulan"
"Hah ?? Tujuh atau delapan bulan ?? Emangnya nggak ada yang datang dan tertarik melihat kamu ?"
"Banyak sebenarnya. Tapi kebanyakan lelaki yang datang, ketika sudah mencapai lantai lima, atau tempat saya itu, mereka akan terburu-buru ingin melihat ke lantai enam yang mereka pikir di sana mereka akan mendapatkan lebih daripada di lantai-lantai sebelumnya"
"Lantai enam ? Nyatanya gimana ?"
"Zonk"
"Lah ???"
"Iya, lantai enam di peruntukan bagi orang-orang yang tidak mempunyai rasa syukur. Padahal kalau mereka bersyukur, lantai tiga sudah cukup, lantai empat sudah sangat sangat cukup"
Naratama mengangguk dan mulai mematikan mesin mobilnya. Ellisa baru menyadari bahwa ia telah sampai di apartemennya. Ia pun turut dan mengucapkan terima kasih pada Naratama.
"Lisa, tadi saya beli kue dan minuman, serta ada sedikit cemilan, buat kamu, siapa tau malem-malem laper" ucap Naratama sambil keluar dari mobil dan memberikan sebuah bungkusan.
"Ya ampun pak, makasih banyak loh"
"Oke sama-sama, saya pergi dulu ya ? Jangan lupa di makan. Selamat weekend"
Ellisa tersenyum mendengar kalimat itu. Bahkan Yoshi pun tak pernah mengungkapkan selamat weekend atau apapun itu. Mobil Naratama pun mulai berjalan meninggalkan tempat itu tapi Ellisa masih berdiri di sana sambil tersenyum menatap bungkusan yang sedang di pegangnya.
Tak lama Ellisa sampai di ruangannya. Ia mencoba menghubungi Yoshi. Dua kali tak di angkat, dan untuk yang ketiga kalinya baru terdengar suara.
"Iya sayang, bentar ya ? Masih sibuk ini, besok aku pulang ko, aku kangen banget sama kamu, besok pulang langsung mampir ke situ ya ? Nanti lagi, dadaaah, muuachhh"
Suara itu hilang begitu saja tanpa memberikan sedikit ruang untuk Ellisa bicara. Ellisa hanya menarik nafas panjang saja. Kemudian masuk kamar mandi. Setelah selesai ia mulai membuka bungkusan dari Naratama.
Ada kue brownies strawberry kesukaannya, ada cemilan kacang dan beberapa bungkus wafer serta ada segelas coklat yang mungkin tadinya panas, tapi kini sudah dingin karena di tinggal mandi oleh Ellisa. Ellisa pun segera menyalinnya ke gelas lain dan memanaskannya di microwave sambil memakan browniesnya.
Ellisa tersenyum saat menikmati brownies itu. Naratama benar-benar tau kesukaannya. Bahkan makanan yang perlu di hindari Ellisa juga di ketahui Naratama.
TINGG
Suara dari microwave itu membuyarkan lamunan Ellisa tentang brownies. Ia segera mengambil gelas itu dan mencoba meminumnya. Ia sengaja membuatnya agar tak terlalu panas, supaya bisa segera ia nikmati.
Ia berjalan menuju laptopnya dan mencoba mengerjakan tugas-tugas yang masih numpuk. Walaupun ia tau, besok adalah weekend. Sambil sesekali memasukkan brownies ke mulut ia juga terus memandang ke arah laptopnya.
"Ah, aku kangen banget padahal sama kamu Yoshi, tapi kamu sepertinya sibuk terus, huuufh !!"
Tiba-tiba ada pesan dari Naratama.
"Suka nggak sama browniesnya ?? kalau nggak enak buang aja ya"
Ellisa pun segera membalasnya.
"Enak pak, makasih banyak. Ini mah rasanya bikin nagih, manisnya nggak bikin eneg. Enak"
"Syukurlah kalau suka, ya udah jangan begadang. Jaga kesehatan"
Ellisa hanya membaca pesan itu tanpa membalasnya. Kemudian dia segera menghapus pesan itu, takut nanti Yoshi melihatnya lalu salah paham.
***
"Ma, kayaknya mama tuh udah cocok banget sama Yofi ?" tanya Jessica.
"Iya Jess, seneng aja lihat Yofi yang sangat pandai memasak. Nggak kayak Amel yang udah mama ajarin capek-capek tapi dia selalu bilang lupa resep, hahaha"
"Tapi udah ngomong sama Yoshi kan ? Supaya secepatnya ambil tindakan ke jenjang yang lebih serius"
"Udah. Yoshi mau merampungkan proyeknya dulu, biar targetnya tercapai. Baru deh ngomongin pernikahan"
"Syukurlah ma, Jess nggak mau kejadian kayak dulu terulang lagi"
Mamanya terdiam.
"Kata mas Wisnu Yofi juga kerjanya baik, di kantor semua orang suka sama dia, sikapnya ramah. Katanya Naratama sering cerita gitu ke mas Wisnu"
"Kelihatan juga sih, anggun, keibuan, mama udah cocok banget deh dia, udah nggak sabar pengen satu rumah sama dia"
"Ajaklah lain kali orang tuanya ngobrol bareng di sini ma, kalau targetnya kak Yoshi udah tercapai"
"Nanti kalau Yoshi udah kita obrolin lagi, ngobrol santai, biar Yoshi nggak spaneng. Tau sendiri kan sifat kakakmu"
"Huuufh !! Dasar kak Yoshi, dikit-dikit marah. Tapi sebenarnya kak Yoshi baik loh ma, cuma nadanya aja yang keras. Kalau di nilai dari ucapannya dia baik ko ma"
"Halah, tumben banget memuji sang kakak yang hampir tiap hari bikin kamu nangis. Sampai cape mama ini ngomelin Yoshi"
"Hahahah"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Artur
farel kocak !! nggak mau ngaku dia kalau dia dapat zonk 🤣
2024-05-31
0
Asla
oh ternyata Farel dapat zonk 😂
2024-01-19
1