Perhatian lebih

***

Karena Yoshi sekarang sibuk, Ellisa terkadang mulai pulang sendirian. Sesekali di antar Naratama atau teman kerja lainnya kalau ada lemburan. Kali ini Naratama mencoba menawarinya tumpangan lagi.

"Sekalian, saya mau ke tempat teman. Kebetulan arahnya sama" kata Naratama.

Ellisa pun mengiyakannya. Sesekali Naratama bertanya mengenai Lachata tempat tinggal Ellisa yang dulu agar nggak terlalu kikuk. Ellisa terlihat excited menceritakannya. Dari mulai anak-anak SD sampai kuliah yang benar-benar di fasilitasi oleh pemerintah itu. Dan Naratama kagum dengan peraturan serta semua kebijakan yang di buat di sana dan di patuhi oleh semua kalangan.

"The real surga dunia bukan sih ??" tanya Naratama.

"Bagi saya sih biasa saja pak"

"Tapi kalau kamu bandingkan nih ya dengan kondisi kehidupan di Jakarta itu jauh berbeda"

"Iya pak"

"Saya jadi tertarik ingin berkunjung ke sana"

"Silahkan pak, di buka untuk umum ko pak"

"Tapi belum ada waktu, sibuk"

"Lain kali dan harus di agendakan pak"

"Hahaha, sama kamu ya kesananya ?"

"Nggak bisa dong pak"

"Loh kenapa ?"

"Kan aturannya nggak boleh bawa orang masuk kesana kalau pas kita balik, kecuali itu adalah anak saya, misal"

"Oh jadi.... Kalau kita ke sana sendiri boleh ?"

"Boleh. Tapi jangan bilang mau mencari si A atau si B. Bisa kena pidana nanti"

"Wah, sedikit aneh sih"

"Ya, begitulah"

"Jadi kan, misal gini, kamu ini kan sudah di beli Yoshi, misal ini ya ? kamu cerai sama dia atau pisah sebelum menikah, kamu balik lagi ke toko yang sama atau ada toko khusus yang di peruntukan bagi orang-orang yang sudah pernah di beli ?"

"Ada toko khusus. Karena batas waktu pengembalian ada di tiga bulan dari tanggal pembelian itu pak"

"Jadi kalau masih tiga bulan terus putus, bisa balik ke toko tadi ?"

"Bisa, kecuali untuk yang sudah menikah. Misal setelah beli langsung ijab kabul, tiga bulan kemudian cerai. Itu sudah tidak bisa masuk toko semula. Tapi masuk ke toko khusus yang sudah pernah di beli"

"Di sortir lagi atau gimana ?"

"Ya emang gitu, toko yang saya masuki itu kan khusus buat yang benar-benar masih perawan pak"

"Oh gitu, jadi kalau udah nggak perawan ya masuk toko lain ya ?"

"Kurang lebih begitu pak"

"Kamu udah berapa lama di toko itu ?"

"Kurang lebih tujuh atau delapan bulan"

"Hah ?? Tujuh atau delapan bulan ?? Emangnya nggak ada yang datang dan tertarik melihat kamu ?"

"Banyak sebenarnya. Tapi kebanyakan lelaki yang datang, ketika sudah mencapai lantai lima, atau tempat saya itu, mereka akan terburu-buru ingin melihat ke lantai enam yang mereka pikir di sana mereka akan mendapatkan lebih daripada di lantai-lantai sebelumnya"

"Lantai enam ? Nyatanya gimana ?"

"Zonk"

"Lah ???"

"Iya, lantai enam di peruntukan bagi orang-orang yang tidak mempunyai rasa syukur. Padahal kalau mereka bersyukur, lantai tiga sudah cukup, lantai empat sudah sangat sangat cukup"

Naratama mengangguk dan mulai mematikan mesin mobilnya. Ellisa baru menyadari bahwa ia telah sampai di apartemennya. Ia pun turut dan mengucapkan terima kasih pada Naratama.

"Lisa, tadi saya beli kue dan minuman, serta ada sedikit cemilan, buat kamu, siapa tau malem-malem laper" ucap Naratama sambil keluar dari mobil dan memberikan sebuah bungkusan.

"Ya ampun pak, makasih banyak loh"

"Oke sama-sama, saya pergi dulu ya ? Jangan lupa di makan. Selamat weekend"

Ellisa tersenyum mendengar kalimat itu. Bahkan Yoshi pun tak pernah mengungkapkan selamat weekend atau apapun itu. Mobil Naratama pun mulai berjalan meninggalkan tempat itu tapi Ellisa masih berdiri di sana sambil tersenyum menatap bungkusan yang sedang di pegangnya.

Tak lama Ellisa sampai di ruangannya. Ia mencoba menghubungi Yoshi. Dua kali tak di angkat, dan untuk yang ketiga kalinya baru terdengar suara.

"Iya sayang, bentar ya ? Masih sibuk ini, besok aku pulang ko, aku kangen banget sama kamu, besok pulang langsung mampir ke situ ya ? Nanti lagi, dadaaah, muuachhh"

Suara itu hilang begitu saja tanpa memberikan sedikit ruang untuk Ellisa bicara. Ellisa hanya menarik nafas panjang saja. Kemudian masuk kamar mandi. Setelah selesai ia mulai membuka bungkusan dari Naratama.

Ada kue brownies strawberry kesukaannya, ada cemilan kacang dan beberapa bungkus wafer serta ada segelas coklat yang mungkin tadinya panas, tapi kini sudah dingin karena di tinggal mandi oleh Ellisa. Ellisa pun segera menyalinnya ke gelas lain dan memanaskannya di microwave sambil memakan browniesnya.

Ellisa tersenyum saat menikmati brownies itu. Naratama benar-benar tau kesukaannya. Bahkan makanan yang perlu di hindari Ellisa juga di ketahui Naratama.

TINGG

Suara dari microwave itu membuyarkan lamunan Ellisa tentang brownies. Ia segera mengambil gelas itu dan mencoba meminumnya. Ia sengaja membuatnya agar tak terlalu panas, supaya bisa segera ia nikmati.

Ia berjalan menuju laptopnya dan mencoba mengerjakan tugas-tugas yang masih numpuk. Walaupun ia tau, besok adalah weekend. Sambil sesekali memasukkan brownies ke mulut ia juga terus memandang ke arah laptopnya.

"Ah, aku kangen banget padahal sama kamu Yoshi, tapi kamu sepertinya sibuk terus, huuufh !!"

Tiba-tiba ada pesan dari Naratama.

"Suka nggak sama browniesnya ?? kalau nggak enak buang aja ya"

Ellisa pun segera membalasnya.

"Enak pak, makasih banyak. Ini mah rasanya bikin nagih, manisnya nggak bikin eneg. Enak"

"Syukurlah kalau suka, ya udah jangan begadang. Jaga kesehatan"

Ellisa hanya membaca pesan itu tanpa membalasnya. Kemudian dia segera menghapus pesan itu, takut nanti Yoshi melihatnya lalu salah paham.

***

"Ma, kayaknya mama tuh udah cocok banget sama Yofi ?" tanya Jessica.

"Iya Jess, seneng aja lihat Yofi yang sangat pandai memasak. Nggak kayak Amel yang udah mama ajarin capek-capek tapi dia selalu bilang lupa resep, hahaha"

"Tapi udah ngomong sama Yoshi kan ? Supaya secepatnya ambil tindakan ke jenjang yang lebih serius"

"Udah. Yoshi mau merampungkan proyeknya dulu, biar targetnya tercapai. Baru deh ngomongin pernikahan"

"Syukurlah ma, Jess nggak mau kejadian kayak dulu terulang lagi"

Mamanya terdiam.

"Kata mas Wisnu Yofi juga kerjanya baik, di kantor semua orang suka sama dia, sikapnya ramah. Katanya Naratama sering cerita gitu ke mas Wisnu"

"Kelihatan juga sih, anggun, keibuan, mama udah cocok banget deh dia, udah nggak sabar pengen satu rumah sama dia"

"Ajaklah lain kali orang tuanya ngobrol bareng di sini ma, kalau targetnya kak Yoshi udah tercapai"

"Nanti kalau Yoshi udah kita obrolin lagi, ngobrol santai, biar Yoshi nggak spaneng. Tau sendiri kan sifat kakakmu"

"Huuufh !! Dasar kak Yoshi, dikit-dikit marah. Tapi sebenarnya kak Yoshi baik loh ma, cuma nadanya aja yang keras. Kalau di nilai dari ucapannya dia baik ko ma"

"Halah, tumben banget memuji sang kakak yang hampir tiap hari bikin kamu nangis. Sampai cape mama ini ngomelin Yoshi"

"Hahahah"

Terpopuler

Comments

Artur

Artur

farel kocak !! nggak mau ngaku dia kalau dia dapat zonk 🤣

2024-05-31

0

Asla

Asla

oh ternyata Farel dapat zonk 😂

2024-01-19

1

lihat semua
Episodes
1 Hidupku terlalu semrawut
2 Antara benar dan salah
3 Traveling yang aneh
4 Jatuh cinta ?
5 Kota surga
6 Dapat di lantai berapa ?
7 Pertama kali berjumpa
8 Apa reaksinya ?
9 salah tingkah
10 Entahlah
11 Kunjungan sang mantan
12 pertemuan tak di sengaja
13 Bertemu ibu
14 Perhatian lebih
15 Apakah ada cara ?
16 Diantara dua pilihan
17 Belum dapat respon
18 Bukan Yoshi yang dulu
19 Apakah masih ada harapan ?
20 kembalinya Yoshi
21 Ibu atau cinta
22 Ketahuan
23 Identitas Ellisa
24 kencan ??
25 Kertas apa ini ?
26 Di pulangkan ??
27 Say goodbye
28 welcome back
29 Di isolasi
30 Galau
31 Mencari Farel
32 Serba salah
33 Suasana baru
34 Gimana ?
35 Tersipu malu
36 Saatnya memilih
37 ikhlas melepasmu
38 bahaya
39 Memilih yang lain
40 Pindah apartemen
41 salah paham
42 Telpon dari siapa ?
43 Apa ini ??
44 Memilih gaun
45 Cape ah !!
46 Menjenguk Yoshi
47 Masih mengingatmu
48 Ukurannya di samain aja
49 Ngaca dong
50 Ko baper ?
51 latihan cuek
52 Merasa bersalah
53 rasa apa ini
54 Kanan atau kiri
55 Dasar Ellisa
56 Memilih cincin
57 Masih ingat
58 mungkin dia lelah
59 Ellisa yang aneh
60 Menjenguk Yoshi
61 Manfaatin situasi
62 kenapa Yoshi ??
63 Batal
64 Berharap
65 lunch
66 kado dari Amel
67 Isi hati Amel
68 kecewa
69 Tugas sudah selesai
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Hidupku terlalu semrawut
2
Antara benar dan salah
3
Traveling yang aneh
4
Jatuh cinta ?
5
Kota surga
6
Dapat di lantai berapa ?
7
Pertama kali berjumpa
8
Apa reaksinya ?
9
salah tingkah
10
Entahlah
11
Kunjungan sang mantan
12
pertemuan tak di sengaja
13
Bertemu ibu
14
Perhatian lebih
15
Apakah ada cara ?
16
Diantara dua pilihan
17
Belum dapat respon
18
Bukan Yoshi yang dulu
19
Apakah masih ada harapan ?
20
kembalinya Yoshi
21
Ibu atau cinta
22
Ketahuan
23
Identitas Ellisa
24
kencan ??
25
Kertas apa ini ?
26
Di pulangkan ??
27
Say goodbye
28
welcome back
29
Di isolasi
30
Galau
31
Mencari Farel
32
Serba salah
33
Suasana baru
34
Gimana ?
35
Tersipu malu
36
Saatnya memilih
37
ikhlas melepasmu
38
bahaya
39
Memilih yang lain
40
Pindah apartemen
41
salah paham
42
Telpon dari siapa ?
43
Apa ini ??
44
Memilih gaun
45
Cape ah !!
46
Menjenguk Yoshi
47
Masih mengingatmu
48
Ukurannya di samain aja
49
Ngaca dong
50
Ko baper ?
51
latihan cuek
52
Merasa bersalah
53
rasa apa ini
54
Kanan atau kiri
55
Dasar Ellisa
56
Memilih cincin
57
Masih ingat
58
mungkin dia lelah
59
Ellisa yang aneh
60
Menjenguk Yoshi
61
Manfaatin situasi
62
kenapa Yoshi ??
63
Batal
64
Berharap
65
lunch
66
kado dari Amel
67
Isi hati Amel
68
kecewa
69
Tugas sudah selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!